Senin, 07 Desember 2009

Berat Badan Saat Lahir Tentukan Kapan Anak Puber

Dortmund, detikHealth - Berat badan seorang anak saat dilahirkan ternyata bisa menjadi penentu kapan anak tersebut akan mengalami puber. Bayi yang lahir dengan berat badan 2,5-3 kg akan mengalami puber lebih cepat dibandingkan bayi yang lahir dengan berat badan lebih besar.

Para ahli telah mengumpulkan banyak bukti mengenai hubungan antara berat badan yang tidak terlalu besar saat lahir dengan waktu anak tersebut mengalami pubertas lebih dini. Bayi yang mengalami penambahan berat badan dengan cepat dalam dua tahun pertama kelahiran lebih memungkinkan untuk mencapai puber lebih cepat.

Penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan di Research Institute of Child Nutrition di Dortmund, Jerman melibatkan 215 anak laki-laki dan perempuan. Peneliti melakukan riset sejak masih bayi hingga anak tersebut berusia 13 tahun. Hasil yang didapatkan anak-anak yang lahir dengan berat badan tidak terlalu besar yaitu sekitar 2,5-3 kg mengalami puber lebih cepat 7 bulan dibandingkan bayi yang lahir dengan berat badan lebih besar.

Selain itu, anak-anak yang berat badannya naik lebih cepat dalam 2 tahun pertama kehidupannya cenderung mengalami pertumbuhan yang empat kali lebih cepat dibanding anak yang berat badannya naik secara normal. Hubungan antara berat badan saat lahir, kenaikan berat badan serta masa puber tetap berlaku terlepas dari apakah anak tersebut akan menjadi kelebihan berat badan atau tidak.

Anak-anak yang mengalami masa puber lebih cepat diperkirakan karena dalam dua tahun pertama kehidupannya mengalami kenaikan berat badan yang cepat. Kenaikan berat badan ini akan mempengaruhi perubahan hormonal dalam tubuhnya yang bisa membuatnya lebih cepat puber.

Selain bisa membuat anak mengalami puber lebih cepat, perubahan hormonal ini juga bisa memicu perkembangan kanker seperti kanker payudara atau kanker testis. Penelitian ini sendiri didanai oleh World Cancer Research Fund (WCRF) yang dipublikasikan dalam American Journal of Clinical Nutrition.

"Dengan mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai mengapa pubertas dini bisa meningkatkan risiko kanker, kita dapat meningkatkan pemahaman tentang penyebab kanker dan pencegahan kemungkinan kasus kanker di masa depan," ujar Profesor Anja Kroke, ketua penelitian, seperti dikutip dari Dailymail, Senin (7/12/2009).

Sementara itu Dr Panagiota Mitrou, manager dari progran science untuk WCRF mengungkapkan penelitian ini telah mengidentifikasi faktor-faktor kehidupan awal dapat meningkatkan kemungkinan anak mengalami puber lebih awal. Hal ini menunjukkan bahwa apa yang terjadi di dalam rahim dapat mempengaruhi timbulnya beberapa penyakit di masa datang.

Namun, penelitian lebih lanjut tetap dibutuhkan agar dapat memahami lebih baik hubungan tersebut dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Sehingga bisa dilakukan bagaimana cara mencegah bayi lahir dengan berat badan kecil atau bagaimana memantau berat badannya sejak masih bayi.

Sampai saat ini saran terbaik yang bisa diberikan pada orangtua adalah menjalani pola hidup sehat pada anak-anaknya, mendorong anak terbiasa mengonsumsi nabati, aktif secara fisik serta menjaga berat badan yang sehat dan ideal. Sehingga meskipun anak tersebut mengalami puber lebih cepat tapi bisa mengurangi risiko terkena kankernya.

(ver/ir) Vera Farah Bararah - detikHealth

0 komentar:

Posting Komentar

 

Featured