Kamis, 17 September 2009

Peningkatan Jumlah Pasien Penyakit Kronis Akibat Minim Info

Republika Newsroom - JAKARTA--Kurangnya informasi tentang kesehatan diyakini masih menjadi faktor utama peningkatan jumlah pasien penyakit kronis di tanah air. Ironisnya, kondisi demikian masih juga terjadi disaat keterbukaan informasi dicanangkan masyarakat.

Hal itu diakui Bambang Sardjono, Direktur Bina Kesehatan Komunitas, Departemen Kesehatan saat meresmikan peluncuran situs Azicare di Jakarta, Rabu (16/9). Dia juga mengakui, minimnya informasi masih didominasi warga pedesaan dan terkategori miskin.

Hal itu, kata dia, secara logis berkaitan erat dengan peningkatan jumlah pasien kronis berkarakteristik penduduk desa dan miskin. "Berbeda dengan masyarakat tergolong kaya yang begitu mudah mendapatkan segala informasi yang dibutuhkan guna menunjang kesehatannya," papar dia.

Sebaliknya, lanjut Sarjono, masyarakat marjinal begitu terbatas. Dia menyebut pada kecenderungan masyarakat tradisional yang lebih memilih pengobatan tradisional yang tidak bisa dipertanggung jawabkan alias tidak aman dan diragukan manfaatnya.

"Kecenderungan itu, tidak bisa dipungkiri mengakar dari minimnya informasi. Sebabnya, penyebaran informasi mutlak diperlukan," tegasnya.

Keterkaitan itu diperkuat lagi dengan data Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 2007 yang menyebutkan bahwa penyakit kronis tidak lagi menjadi milik masyarakat kota dan tergolong kaya tapi juga masyarakat desa dan tergolong miskin.

Media Internet

Permasalahan minimnya informasi sewajarnya tidak perlu terjadi. Mengingat, dunia informasi begitu terbentang luas. Mulai dari berbentuk cetak hingga maya.

Khusus informasi yang berasal dari dunia maya, memang perlu dicermati. Beribu-ribu informasi ada termasuk kesehatan tersedia tanpa berbatas. Masalahnya, tidak semua golongan masyarakat melek internet.

Namun, hal itu tidak menghalangi niat AstraZaneca nelurkan situs referensi akan informasi kesehatan. Sebagai langkah strategis, perusahaan farmasi tersebut menggandeng empat yayasan yang peduli terhadap penangan penyakit kronis.

Yayasan-yayasan yang terlibat antara lain, Yayasan Jantung Indonesia, Yayasan Asma Indonesia, Yayasan Kanker Indonesia dan Perhimpunan Jiwa Sehat Indonesia.

Presiden Direktur PT. AstraZaneca, Rick Gouw menyatakan situs Azicare merupakan salah satu bentuk usaha pihaknya guna meningkatkan pelayanan kesehatan di tanah air. "Kami bangga dapat meluncurkan program Azicare di Indonesia. Selain melalui obat-obatan, kami berharap program ini bisa menjadi nilai tambah terhadap dukungan atas kesembuhan pasien," tukasnya.

Situs dengan alamat www.azicare.co.id dapat diakses oleh masyarakat umum, khususnya pasien guna mencaritahu informasi dan edukasi mengenai penyakit macam asma, kanker paru, kanker payudara, kolesterol, jantung dan informasi lainya.

Tak hanya mengandalkan media Internet, program ini juga memberikan kesempatan kepada pasien untuk menanyakan secara langsung kepada narasumber yang disediakan 4 yayasan dengan nomor telepon 0804-1-292273 atau 021-79178100.

Program ini, juga menyediakan kartu yang memiliki fasilitias Electronik Data Capture. Dengan fasilitas ini, pasien bisa dipantau secara langsung oleh Patient Support Center. Pantauan itu diperoleh dari diagnosa pertama oleh dokter, membeli obat di apotek dan memulai terapi pengobatannya.

Namun, untuk mendapatkan fasilitas tersebut, pasien harus mendaftarkan keanggotaan. Prosesnya dijamin oleh pihak AstraZaneca tidak berbelit. cr2/rin


0 komentar:

Posting Komentar

 

Featured