Selasa, 24 November 2009

Kosmetik Top Banyak yang Pakai Partikel Nano

Sydney, detikHealth - Sejumlah merek kosmetika terkenal dunia dituding oleh grup pecinta lingkungan Australia memanfaatkan perempuan untuk kelinci percobaannya terutama pemakaian bahan kimia dalam partikel nano yang bisa merusak kesehatan.

Meski kalangan industri kosmetika mengatakan kontroversi penggunaan partikel nano tidaklah meluas. Namun analis independen dari The Friends of the Earth's menggambarkan partikel nano dalam kosmetik di abad 21 setara dengan penggunaan bubuk arsenik dan menemukan secara acak di 10 produk kosmetik.

Seperti dilansir Sydney Morning Herald, Selasa (24/11/2009) nama-nama produk kosmetika itu antara lain Revlon, Clarins, L'Oreal, Yves Saint Laurent, Clinique, Lancome dan Max Factor. Diantara merek tersebut, hanya satu produk yakni Christian Dior yang menjelaskan adanya partikel nano pada label kosmetiknya.

Koordinator nasional The Friends of the Earth's,-- yang mengurusi masalah nanoteknologi,-- Georgia Miller mengatakan, hasil dari penelitian yang dilakukan Australian Microscopy and Microanalysis Research Facility, menunjukkan penggunaan partikel nano yang sangat meluas akan membuat orang percaya.

Sementara 7 dari 10 produk kosmetik juga diketahui melakukan 'penetrasi yang tinggi' yang memastikan partikel nano dapat menjangkau lapisan kulit dangkal, memasuki aliran darah dan diserap oleh organ-organ dan jaringan.

Namun kalangan industri yang diwakili Accord, membantah hasil penelitian tersebut. Direktur kebijakan Accord, Craig Brock mengecam hasil penelitian itu sebagai kegagalan terhadap penemuan partikel nano di kosmetik.

"Ini seperti pengujian makanan kolesterol dan kemudian tidak bisa mengatakan berapa persentasenya. Produk-produk ini aman untuk digunakan. Bahan-bahan sederhana yang digunakan tidak dilakukan penetrasi hanya menembus lapisan luar kulit," katanya.

Sementara Thomas Faunce dari Australian National University yang menjabat Dewan Riset Australia (ARC),-- yang memeriksa isu-isu kesehatan publik yang terkait dengan nanoteknologi--, mengatakan temuan peneliti cukup signifikan. Hasil temuan ini menandakan pentingnya memperkuat kewajiban untuk pelabelan dan data keamanan yang ketat yang harus diminta dari produsen.

"Penelitian ini menunjukkan partikel nano memiliki kemampuan untuk merusak sel-sel hidup sehingga harus melakukan prinsip kehati-hatian dalam penerapannya," katanya.

Sejak awal tahun ini, Uni Eropa juga telah mengeluarkan undang-undang yang mengharuskan semua kosmetik dan tabir surya yang berasal dari nanomaterial melakukan pengujian keselamatan sebelum dirilis di pasaran pada tahun 2012.

Hal seperti itu belum ada keharusan pengujian untuk di Australia. Pemasangan label dari penggunaan partikel nano dalam kosmetik bukan suatu keharusan di Australia.

(ir/fah) Irna Gustia - detikHealth

0 komentar:

Posting Komentar

 

Featured