Selasa, 27 Oktober 2009

Bercak Biru Bukan karena Dijilat Setan

KOMPAS.com — Pernahkah Anda menemukan bercak biru lebam atau memar di tubuh tanpa tahu apa penyebabnya? Memar tanpa sebab jelas ini memang bisa sembuh sendiri, tapi bisa juga sebagai pertanda adanya penyakit serius, misalnya hemofilia. Jadi, bukan lantaran dijilat setan seperti yang dipercayai banyak orang selama ini.

Kita sering melihat atau mungkin mengalami memar yang tiba-tiba muncul tanpa sebab, misalnya di tangan atau kaki. Hendra (28) salah seorang di antaranya. la sempat mengira itu akibat benturan yang tak disadari. Akhirnya ia amati, memar itu akan muncul jika ia terlalu lelah. "Biasanya sih muncul di lengan," katanya. la memilih tidak ke dokter karena bercak itu bakal hilang dalam beberapa hari.

Bercak biru serupa lebam juga sering dialami Sari (26). "Kata ibu saya, ini karena dijilat setan akibat ada yang sirik sama saya. Habisnya, tidak terbentur apa-apa kok bisa lebam," ujarnya. Memang orang awam menyebut luka lebam ini akibat jilatan setan. Segelintir orang bahkan mengaitkan kondisi ini dengan masalah klenik.

"Padahal, bercak biru ini bisa dijelaskan secara medis. Bukan karena dijilat setan," kata Prof Dr Zubairi Djoerban, SpPD, KHOM, ahli penyakit dalam dari RSCM, Jakarta. Dalam dunia medis, bercak biru tanpa sebab ini dikenal sebagai purpura simplex.

Bercak biru ini adalah penggumpalan darah akibat pecahnya dinding pembuluh darah. Biasanya ditemukan di tungkai kaki atau lengan dan tidak menyebar ke bagian tubuh yang lain. Kondisi ini lebih sering terjadi pada wanita ketimbang pria. "Biasanya tiba-tiba muncul dan tidak disertai rasa sakit," ujar Prof Zubairi.

Hilang sendiri
Kabar baiknya, purpura simplex tidak berbahaya dan bisa hilang sendiri tanpa diobati. Kondisi ini juga tidak berkaitan dengan penyakit lain. Hanya saja, bercak ini bisa timbul lagi, dan kadang bersamaan dengan siklus menstruasi.

Untuk memahami terjadinya penggumpalan darah, tubuh harus mempertahankan agar darah tetap berbentuk cairan dan tetap mengalir dalam sirkulasi darah. Hal tersebut dipengaruhi oleh kondisi pembuluh darah, jumlah dan kondisi sel darah trombosit, serta mekanisme pembekuan darah yang harus baik. Pada kasus purpura simplex, penggumpalan darah atau pendarahan akan terjadi bila fungsi salah satu atau lebih dari ketiga hal tersebut terganggu.

Banyak pula ditemukan, pasien purpura simplex memiliki pembuluh darah kapiler yang rentan sehingga memudahkan terjadinya penggumpalan darah. "Ketika pembuluh darah rusak, darah akan bocor ke daerah sekelilingnya. Darah tersebut cenderung untuk berkoagulasi atau menggumpal. Ini yang menyebabkan terjadinya bercak biru atau memar," katanya.

Stres dan kelelahan
Banyak hal bisa menyebabkan penggumpalan darah. Yang paling mudah adalah trauma atau benturan secara fisik. "Namun, tidak menutup kemungkinan penggumpalan terjadi karena hal lain. Banyak orang yang mengaku mengalami bercak biru jika sedang stres, terlalu lelah, atau karena alergi. Untuk mengatasinya, ya dikurangi saja tingkatan stresnya atau perbanyak istirahat," ujarnya.

Faktor usia juga bisa membuat darah mudah menggumpal. Semakin tua seseorang, fungsi pembuluh darah ikut menurun. Lapisan kulit juga kehilangan banyak jaringan lemak yang bisa melindungi pembuluh dari benturan.

Untuk memastikan penyebab timbulnya bercak biru, Prof Zubairi menyarankan pasien memeriksakan diri ke dokter ahli penyakit dalam. Banyak pasien yang memeriksakan diri karena takut bercak biru itu merupakan pertanda penyakit berat. "Meski jarang, beberapa penyakit berat bisa ditandai oleh memar dan bercak biru. Kalau itu terjadi, tentu saja pasien memerlukan penanganan lebih lanjut," katanya. (GHS/Michael)

0 komentar:

Posting Komentar

 

Featured