Senin, 31 Agustus 2009

Pengendalian Nonmedis A-H1N1 Diintensifkan

KOMPAS.com — Pemerintah Indonesia mengintensifkan berbagai cara pengendalian, termasuk respons nonmedis terhadap penyebaran virus influenza baru H1N1 yang semakin meluas, baik di dunia maupun di Indonesia.

"Penanganan nonmedis sama pentingnya dengan respons medis karena apabila pandemi semakin meluas, berbagai sektor pelayanan juga akan kena dampak, minimal dengan berkurangnya tenaga kerja karena sakit," kata Koordinator Bidang Komunikasi Komite Nasional Pengendalian Flu Burung dan Kesiapsiagaan Menghadapi Pandemi Influenza (Komnas FBPI) Memed Zulkarnaen di Jakarta, Senin.

Komnas FBPI mengintensifkan berbagai kesiapsiagaan nonmedis, antara lain, dengan melakukan sosialisasi kepada pemerintah daerah dan melaksanakan simulasi desktop (simulasi pemutusan kebijakan saat gawat darurat).

Simulasi jenis ini melatih berbagai pejabat dinas yang menjalankan fungsi pelayanan masyarakat, badan penanggulangan bencana daerah, organisasi kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat, media lokal, dan tokoh agama/masyarakat untuk berkoordinasi dalam merencanakan respons tanggap darurat dan mengambil keputusan apabila pandemi meluas dan virusnya semakin mematikan.

Komnas FBPI, dengan bantuan berbagai departemen yang menjadi anggotanya, telah melaksanakan simulasi jenis ini di hampir seluruh provinsi di Indonesia bersama dengan Unicef Indonesia dengan dukungan Pemerintah Kanada melalui Canadian International Development Agency (CIDA).

"Unicef Indonesia membantu mengembangkan kapasitas nonmedis Pemerintah Indonesia dalam merespons pandemi, terutama di bidang komunikasi resiko," kata konsultan media Unicef Indonesia yang menangani komunikasi flu burung dan pandemi, Arie Rukmantara.

"Pada akhirnya nanti, semua kerja dan tugas merespons pandemi oleh Unicef ataupun lembaga internasional lainnya akan diambil alih, ditangani oleh negara dalam rangka melindungi warga negaranya," ujar Memed.

Memed juga menekankan bahwa mitra kerja, seperti Unicef dan Badan Kesehatan Dunia/ WHO, tetap akan bekerja merespons pandemi selama Pemerintah Indonesia masih membutuhkan kontribusi mereka. "Saat ini kita dalam situasi pandemi global, kami masih perlukan kerja sama dan dukungan semua pihak," tegasnya.

Menanggapi pernyataan Memed, Arie juga menekankan bahwa pada akhirnya pemerintah dan masyarakat Indonesia lah yang akan memutuskan langkah terbaik merespons pandemi dan memitigasi dampak buruknya.

"Jadi, respons pandemi tidak diambil alih dari satu badan PBB ke badan PBB lainnya," ujarnya, sambil meluruskan berita yang beredar sebelumnya bahwa kerja Unicef merespons pandemi akan diambil alih oleh WHO. Kedua badan PBB ini tetap akan mendukung pemerintah dalam merespons pandemi influenza A-H1N1 pada 2009 ini.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Featured