Rabu, 05 Agustus 2009

Kebanyakan Nonton TV, Meningkatkan Tekanan Darah Anak

TEMPO Interaktif, Jakarta -Telah banyak penelitian yang mengatakan televisi tak baik untuk anak-anak. Kini hal itu semakin terbukti, dengan hasil penelitian terbaru yang mengatakan bahwa, terlalu banyak menonton televisi akan membuat tekanan darah anak meningkat.

Temuan ini bahkan tidak dibatasi hanya pada anak-anak yang mengidap kelebihan berat badan atau kurus.

"Kita tahu dari berbagai penelitian terdahulu bahwa, perilaku tak aktif secara fisik, berkaitan dengan masalah obesitas yang juga berkaitan dengan tekanan darah tinggi. Tapi penelitian ini pertama kali membuktikan menonton televisi terlalu banyak langsung mengakibatkan tekanan darah tinggi," kata Dr. Joey C. Eisenmann dari Michigan State University di East Lansing.

Dalam penelitian itu, Eisenmann dan para koleganya menghitung tingkat aktifitas fisik 111 anak berusia 3-8 tahun selama seminggu. Anak-anak ini mengenakan akselerometer untuk mengukur seberapa aktif mereka. Para orang tua juga diminta mencatat seberapa banyak anak-anak menghabiskan waktu menonton televisi, main video game, menggambar, sekadar duduk-duduk dan berbagai kegiatan rendah gerak lainnya.

Hasilnya menunjukkan, anak-anak yang tak aktif selama rata-rata lima jam per hari, menghabiskan waktu 1,5 jam didepan televisi. Meski lama menonton televisi secara signifikan mempengaruhi tekanan darah, namun hal sama tak terjadi pada penggunakan komputer.

Seperti berat badan, tekanan darah juga meningkat signifikan pada anak-anak yang menghabiskan lebih banyak waktu di depan televisi dibanding anak-anak yang jarang menonton televisi, yang rata-rata sekitar 30 menit perhari. Para peneliti melaporkan temuan mereka di jurnal Archives of Pediatrics and Adolescent Medicine edisi Agustus.

"Menonton seringkali diikuti dengan kegiatan tak sehat lain seperti ngemil, belum lagi diikuti dengan respon stres yang mengganggu waktu tidur," kata Eisenmann. Seperti diketahui, kurang tidur berkaitan dengan meningkatnya tekanan darah. REUTERS

0 komentar:

Posting Komentar

 

Featured