Sabtu, 23 Mei 2009

ASI dan Bantal Mimik

Ada kebiasaan unik antara Arvy dan Arina saat meminta hak minum ASI kepada bundanya. Jika keinginan minum ASI sudah muncul, biasanya Arvy merengek dan menyusu bundanya di atas bantal mimiknya. Bantal mimiknya ini tidak boleh diganti dengan bantal yang lain. Ia akan mencari-cari bantal mimiknya dan jika perlu menyeretnya ke pangkuan bunda. Bantal mimik ini (ditambah guling) juga menjadi perlengkapan wajib tidurnya. Ia akan marah jika tidak menyusu dan tidur di atas bantal mimik ini. Bantal mimik sudah jadi properti Arvy yang nggak bisa diganggu gugat. Bahkan jika liburan ke rumah eyangnya, bantal mimik harus ikut serta. Kudu, wajib. Andai Arvy sudah mengerti soal sertifikat, mungkin bantal mimik akan dibuatkan sertifikat kepemilikannya.

Sekarang, setelah berusia hampir 6 tahun dan bulan Juli mendatang akan jadi murid kelas 1 SD kebiasaan unik ini masih terjadi, meski tidak seketat dulu. Bantal mimik kini sudah nggak berbentuk lagi. Kapasnya banyak berkurang. Jadi hampir-hampir tidak terasa tidur beralaskan bantal, saking tipisnya. Begitu juga si guling, sudah gak bisa dibilang lagi memeluk guling, saking lembeknya.

Arina punya kebiasaan yang berbeda dengan kakaknya. Dia tidak fanatik dengan bantal tertentu. Yang unik cara dia meminta haknya. Dengan nada merengek khas bayi, dia akan mengulang-ulang kata “mimik” dengan intonasi nada rendah di awal dan naik setengah oktaf di akhir, trus tempo yang agak cepat, setengah ketukan. (Silahkan bayangkan sendiri) Lalu dia akan mengambil posisi tidur sambil terus merengek, “mimik mimik mimik”.

Jika dulu Arvy lebih banyak disusui dalam posisi bundanya duduk, sementara Arina hampir selalu dalam posisi bundanya tiduran. Soal posisi menyusui ini ternyata ada banyak cara. Ada posisi berdiri, duduk dan berbaring. Salah satu atau semuanya bisa dipilih tergantung kenyamanan ibu dan bayinya.

0 komentar:

Posting Komentar

 

Featured