Senin, 30 November 2009

Mana yang Lebih Bersih, Cuci Tangan atau Cairan Pembersih?

Jakarta, detikHealth - Tren penggunaan cairan pembersih tangan (hand sanitizer) makin meluas. Banyak orang yang membawa cairan pembersih tangan di tasnya karena lebih praktis. Mana yang lebih bersih cuci tangan dengan sabun dan air atau menggunakan cairan pembersih?

Aneka merek cairan pembersih sangat mudah ditemui di supermarket dengan variasi kandungan alkohol di dalamnya. Namun menurut pusat pengendalian dan pencegah penyakit AS (CDC) proporsi yang paling bagus dalam memilih cairan pembersih tangan adalah kandungan alkohol sebesar 60 sampai 95 persen. Karena menurut CDC jumlah tersebut menunjukkan efektivitas relatif dari pembersih tangan.

"Kami melihat beberapa penurunan aktivitas penyakit influenza. Kebersihan tangan sangat perlu karena sekitar 80 persen dari semua infeksi bisa menyebar melalui tangan," ujar Dr Anne Schuchat, direktur National Center for Immunization and Respiratory Diseases, seperti dikutip dari CNN, Senin (30/11/2009).

Andrew Pekosz, seorang asisten profesor mikrobiologi dan imunologi di Johns Hopkins University Bloomberg School of Public Health mengungkapkan bahwa bahan aktif seperti alkohol yang terdapat dalam cairan pembersih tangan bisa mengganggu lapisan partikel virus dan bakteri. Dengan rusaknya bagian luar tersebut, virus akan menjadi nonaktif.

Cairan pembersih tangan akan bekerja pada daerah yang terkena kontak, dalam arti jika ada satu bagian dari tangan yang tidak tersentuh cairan pembersih, maka masih ada kemungkinan virus atau bakteri di tempat tersebut. Untuk itu, sebaiknya gunakan cairan pembersih di seluruh bagian tangan dan biarkan hingga kering.

"Saat di letakkan di tangan maka cairan pembersih tersebut akan bekerja untuk melawan virus dan bakteri, tapi tidak akan bisa melindungi lagi jika seseorang menyentuh sesuatu setelah menggunakan pembersih," ujar Pekosz.

Penggunaan cairan pembersih tangan 3-5 kali dalam sehari masih terbilang bagus, tapi jika seseorang bersin atau batuk maka penggunaannya harus lebih sering. Sebaiknya digunakan setiap kali akan masuk ruangan baru atau sebelum dan sesudah meletakkan barang.

Meski begitu CDC menilai cuci tangan masih lebih baik ketimbang hanya menggunakan cairan pembersih tangan. Penggunaan cairan pembersih tangan hanya dianjurkan jika sulit menemukan tempat cuci tangan.

CDC merekomendasikan cuci tangan selama 15 sampai 20 detik masih tetap lebih baik dibanding menggunakan cairan pembersih tangan. Karena cuci tangan bisa menghilangkan partikel virus bukan hanya menonaktifkan saja.

Selain itu, secara umum cairan pembersih tangan hanya berinteraksi dengan virus dan bakteri. Sehingga kemungkinannya sangat kecil untuk bisa melawan perkembangan dari bakteri atau virus itu sendiri.(ver/ir)


Vera Farah Bararah - detikHealth
Baca Selengkapnya..

Jumat, 27 November 2009

Kenapa Makan Kambing Bikin Tensi Naik?

Jakarta, detikHealth - Makan kambing saat hari raya kurban sudah jadi tradisi. Tapi jangan sampai kebanyakan makan kambing atau daging karena tekanan darah bisa naik tinggi. Kenapa makan kambing cepat bikin tensi naik?

Daging kambing yang dikonsumsi memang bisa menyebabkan tekanan darah seseorang menjadi tinggi, apalagi jika orang tersebut sudah memiliki riwayat hipertensi (tekanan darah tinggi). Naiknya tekanan darah ini disebabkan oleh energi yang dihasilkan dari daging kambing yang dikonsumsi tersebut sangat tinggi.

"Dalam 100 gram daging kambing yang dibuat sate bisa menghasilkan energi sebanyak 150 kalori. Kalori yang masuk ini akan diubah menjadi lemak tubuh," ujar Dr dr Saptawati Bardosono, MSc, saat dihubungi detikHealth, Jumat (27/11/2009).

Dokter yang akrab disapa Tati ini menjelaskan jika 100 gram daging kambing dijadikan gulai maka akan menghasilkan kalori sebesar 125 kalori. Sedangkan jika diolah menjadi sop kambing jumlah kalorinya hanya sebesar 35 kalori karena ketika dibikin sop ada tambahan air dan sayuran yang bisa mengurangi kekentalan lemaknya. Sedangkan jika dibikin gulai, kalorinya bertambah karena kuahnya yang bersantan kental.

Sedangkan cara yang paling aman untuk mengkonsumsi daging kambing adalah dengan mengonsumsinya bersama sayuran seperti tomat, wortel atau kentang untuk mengurangi jumlah kalori yang masuk ke dalam tubuh.

"Jadi kalau makan sate kambing, acarnya juga dimakan jangan hanya dijadikan hiasan saja. Sedangkan bagi penderita hipertensi lebih baik tidak makan sama sekali, karena daging kambing itu sangat gurih jadi pasti susah untuk membatasinya," ujar dokter Tati.

Hal yang menyebabkan daging kambing menjadi sangat gurih adalah lemak yang terdapat dalam daging tersebut. Karena jika dilihat melalui mikroskop, daging kambing itu sendiri sebenarnya dilapisi oleh lemak. Ini karena kambing merupakan salah satu binatang yang jarang gerak sehingga dagingnya banyak mengandung lemak.

Selain menyertakan sayuran dalam mengonsumsinya, sebaiknya masyarakat tidak makan lemak yang berwarna putih dari daging kambing itu serta kurangi kue kering yang manis dan sirup-sirup yang bisa menambah jumlah kalori dalam tubuh.

"Untuk membakar 150 kalori yang berasal dari 100 gram daging kambing saja, seseorang harus berlari lebih dari satu jam," ungkap staf departemen ilmu gizi dan juga dosen di FKUI ini.

Untuk itu bagi penderita darah tinggi sebaiknya mengonsumsi daging putih saja seperti ikan atau ayam, karena mengandung lemak yang sedikit. Bagi pecinta daging kambing jangan lupa untuk mengonsumsi sayuran dan berolahraga setelah makan untuk mengurangi jumlah kalori dan lemak yang masuk ke dalam tubuh.

(ver/ir) Vera Farah Bararah - detikHealth

Baca Selengkapnya..

Kamis, 26 November 2009

Masih Perlukah Mengonsumsi Suplemen?

Jakarta, detikHealth - Berbagai macam suplemen seperti vitamin C, vitamin E maupun yang mengandung mineral lain marak dijual. Seberapa penting konsumsi suplemen bagi tubuh yang diklaim bisa mempertahankan stamina tubuh?

Beberapa penelitian memang menunjukkan bahwa vitamin, mineral, asam lemak esensial dan bioflavonoid bisa melindungi tubuh dari penyakit degeneratif (diabetes, penyakit jantung, kanker, arthritis, gangguan imunitas hingga penyakit Alzheimer) serta penyakit karena gangguan perkembangan (berat lahir rendah, gangguan saraf dan perkembangan mata).

Namun menurut para ahli vitamin dan mineral yang terkandung di dalamnya tidak akan memberikan manfaat apapun jika seseorang sudah memiliki pola hidup seimbang dan mengonsumsi makanan yang sehat.

Sejak pertama kali suplemen ini ditemukan pada awal abad 20, ahli gizi telah mengungkapkan bahwa seseorang tidak perlu mengonsumsi suplemen jika memiliki pola makan seimbang.

Dalam hal ini pola makan mengandung karbohidrat yang diproses, buah dan sayuran segar, susu dan produk susu, daging, ikan dan telur, kacang-kacangan, lemak tunggal tak jenuh dan minyak. Jika banyak mengonsumsi makanan ini mungkin seseorang tidak butuh suplemen.

Namun ada beberapa kelompok orang yang tidak bisa mengonsumsi makanan secara seimbang sehingga membutuhkan tambahan suplemen, yaitu seperti dikutip dari Health24, Kamis (26/11/2009):

1. Orang dengan diet tertentu. Orang yang hanya mengonsumsi makanan tertentu saja seperti hanya makan sayuran dan buah tentu akan kekurangan zat besi, zink dan vitamin B12.

2. Memiliki masalah dengan pola makan. Orang dengan pola makan tidak normal seperti anoreksia atau bulimia tentu membutuhkan zat gizi tambahan agar bisa bertahan hidup.

3. Alergi makanan tertentu. Jika orang sensitif atau alergi terhadap suatu jenis makanan maka harus menghindari makanan tersebut. Seperti orang yang alergi susu, cenderung akan kekurangan kalsium dan vitamin B yang harus diseimbangkan dengan suplemen.

4. Mengonsumsi obat penyakit kronis. Orang yang menderita suatu penyakit kronis dan harus teratur mengonsumsi obat, biasanya akan terganggu asupan zat gizi mikronya.

5. Gangguan pencernaan. Orang yang terhambat pencernaannya sehingga mengganggu penyerapan makanan dapat mengalami kekurangan suatu zat dalam tubuhnya. Ini bisa dibantu dengan tambahan suplemen dari luar.

6. Kelompok dengan kebutuhan gizi khusus. Anak-anak, ibu hamil dan menyusui serta orangtua biasanya memiliki pola konsumsi makanan yang tidak seimbang, seperti akibat ingin menurunkan berat badan atau yang lainnya.

Tapi jika Anda merasa sudah memiliki pola makan yang seimbang, maka suplemen tidak terlalu dibutuhkan. Namun, jika salah satu zat gizi tidak terpenuhi, mungkin sudah saatnya Anda mengonsumsi salah satu suplemen untuk melengkapinya. Pilihlah suplemen dengan kadar yang sesuai kebutuhan dan jangan yang memiliki kadar terlalu tinggi.

(ver/ir) Vera Farah Bararah - detikHealth

Baca Selengkapnya..

Rabu, 25 November 2009

Menghirup Asap Kendaraan Picu Penyakit Mental

London, detikHealth - Tingkat polusi yang tinggi saat ini perlu diwaspadai. Tak hanya memicu penyakit fisik, tapi polusi yang berasal dari asap kendaraan juga bisa memicu penyakit mental, yaitu sifat agresif dan gelisah. Tak heran jika banyak orang stres saat ini, mungkin karena terlalu banyak menghirup asap kendaraan.

Peneliti dari Cairo University menemukan perilaku agresif dan gelisah tersebut pada tikus percobaan yang diberi paparan asap beracun dari bensin. Tikus-tikus yang mengirup asap tersebut berubah menjadi sangat agresif, saling mencakar dan bertarung satu sama lain.

Asap mobil ditengarai sebagai asap yang paling berbahaya dan menimbulkan penyakit kronis pada manusia. Kandungan berbagai jenis bahan kimia dalam asap dapat merusak sel-sel otak dan memicu berbagai penyakit, terutama penyakit kanker.

"Tiap harinya, jutaan orang terkena dan menghirup asap hasil pembakaran bensin (gasolin). Mulai dari saat mengisi bensin hingga terkena asap kendaraan di jalanan," ujar Amal Kinawy, seorang peneliti seperti dikutip dari Telegraph, Rabu (25/11/2009).

Dalam studinya, peneliti mencobakan tiga jenis asap pada tikus percobaan, yaitu asap yang berasal dari bensin, bukan bensin dan asap bersih (tidak mengandung apa-apa). Hasilnya, tikus yang menghirup asap berbahan kimia dari bensin cenderung bersikap menyerang dan agresif dibanding tikus yang menghirup asap bersih.

Setelah dianalisis, otak tikus yang menghirup bahan kimia dari bensin ternyata mengalami kerusakan sel. Beberapa studi sebelumnya mengaitkan antara asap kendaraan dengan risiko keguguran, penyakit pikun, dan alergi.

Sementara itu, di Inggris asap kendaraan yang beracun sudah dilarang sejak tahun 2000 karena ketakutan akan efeknya yang buruk bagi kesehatan, terutama anak-anak. Studi ini dimuat dalam Journal BMC Physiology dan sebagai bahan peringatan agar sebisa mungkin menghindari asap kendaraan yang banyak ditemui setiap hari.

(fah/ir) Nurul Ulfah - detikHealth

Baca Selengkapnya..

Penyakit-penyakit di Musim Hujan

Jakarta, detikHealth - Musim hujan yang telah tiba banyak memunculkan ancaman penyakit. Simak penyakit-penyakit yang harus diwaspadai di musim hujan ini dan kiat menjaga tubuh.

Dr Kasim Rasjidi, SpPD-KKV, DTM&H, MCTM, MHA, SpJP, FIHA dalam penjelasannya kepada detiKHealth, Rabu (25/11/2009) mengatakan masyarakat perlu mewaspadai beberapa penyakit berikut:

1. Penyakit yang disebabkan virus seperti flu, demam berdarah, diare dan muntah.
2. Penyakit yang disebabkan bakteri dan parasit, terutama di daerah yang airnya meluap sehingga bakteri dan parasit dari septic tank atau kotoran hewan terangkat dan hanyut. Mengkontaminasi air dan bahan makanan seperti sayur, dan menginfeksi manusia, menyebabkan penyakit seperti diare, disentri, cacingan.
3. Penyakit yang disebabkan jamur, karena kelembaban pada pakaian yang tidak bisa dikeringkan dengan baik, menyebabkan jamur kulit seperti di selangkangan, sela jari kaki, lipat payudara.

Sedangkan penyakit yang tidak berhubungan dengan lingkungan tapi terkait dengan perubahan cuaca adalah:
1. Asma, kalau peka terhadap cuaca mungkin jadi sering kambuh, bisa disertai infeksi bakteri yang penyembuhannya jadi lebih lama.
2. Hidung sering tersumbat karena keseimbangan persyarafan didaerah hidung terganggu

Sementara kebiasaan buruk yang muncul saat musim hujan datang adalah:
1. Mudah lapar, sehingga makan lebih banyak, kemungkinan berat badan meningkat, gangguan metabolisme seperti glukosa darah jadi terganggu, kolesterol meningkat, kekebalan tubuh menurun.
2. Kurang minum karena khawatir sering ke toilet yang memudahkan infeksi saluran kemih pada wanita.
3. Sering merokok dengan alasan menghilangkan dingin padahal sudah jelas merokok mengancam kesehatan paru.

Agar tetap sehat di musim hujan, Dr Kasim memberikan saran:

1. Usahakan melakukan pemanasan badan dengan olahraga ringan pada pagi hari. Sedikit stretching, jalan cepat, loncat-loncat sudah akan membuat sedikit berkeringat dan menghangatkan badan.

Sesampai tempat kerja, gunakan tangga sesering mungkin (kalau kerja di lantai 23, cukup naik lift sampai lantai 21, lalu naik tangga sampai lantai 23).

2. Sediakan sepatu, kaos kaki (pria), stocking (wanita) ekstra di kantor sehingga kaki tidak perlu basah. Lebih praktis lagi kalau sepatu kantor hanya dipakai di kantor. Waktu pergi dari rumah gunakan sepatu lain atau bahkan sendal yang mudah dikeringkan sehingga sampai di kantor, sesudah dikeringkan supaya tidak bau, tinggal disimpan dalam kantung kedap air dan tertutup jadi tetap rapi kalau disimpan di bawah meja kerja.

Kenakan kaos kaki atau stocking sesudah sampai di tempat kerja sesudah mengeringkan kaki dengan handuk kecil/tissue/handuk kertas. Kalau dalam bekerja diperlukan banyak bepergian, siapkan sepatu (pilih yang ringan dan anti slip) dalam tas, kenakan sesudah di tempat tujuan.

Semua itu bertujuan untuk mencegah kita jalan berjinjit (dengan harapan tidak begitu basah, padahal tidak ada gunanya karena air tetap merembes dari ujung sepatu dan melembabi jari kaki, daerah yang mudah untuk ditumbuhi jamur baik kulit atau kuku). Jamur kulit kaki bisa menyebabkan bau yang keras, sementara jamur kuku perlu waktu lama untuk penyembuhan.

3. Banyak minum air hangat, bisa diberi sedikit jahe tanpa gula atau pepermint, beberapa tetes juruk nipis/lemon. Ini akan membantu menghangatkan badan dan mengurangi lapar. Minum kopi atau teh akan memacu buang air kecil lebih banyak sehingga menyebabkan kekurangn cairan yang tidak disadari.

4. Sediakan buah seperti pisang, apel/pear/mangga yang sudah dikupas, jeruk yang sudah ranum dalam kotak plastik ringan untuk disantap sewaktu-waktu lapar. Ini akan menghindarkan kelebihan masukan karbohidrat dari tepung seperti roti, nasi, biskuit, crackers, gula, kelebihan garam dan lemak.

5. Jangan lupa payung, bahkan kalau perlu topi plastik yang biasa digunakan kalau mandi, daripada kepala pusing kebasahan atau sakit.(ir/ir)

Irna Gustia - detikHealth

Baca Selengkapnya..

Selasa, 24 November 2009

Kosmetik Top Banyak yang Pakai Partikel Nano

Sydney, detikHealth - Sejumlah merek kosmetika terkenal dunia dituding oleh grup pecinta lingkungan Australia memanfaatkan perempuan untuk kelinci percobaannya terutama pemakaian bahan kimia dalam partikel nano yang bisa merusak kesehatan.

Meski kalangan industri kosmetika mengatakan kontroversi penggunaan partikel nano tidaklah meluas. Namun analis independen dari The Friends of the Earth's menggambarkan partikel nano dalam kosmetik di abad 21 setara dengan penggunaan bubuk arsenik dan menemukan secara acak di 10 produk kosmetik.

Seperti dilansir Sydney Morning Herald, Selasa (24/11/2009) nama-nama produk kosmetika itu antara lain Revlon, Clarins, L'Oreal, Yves Saint Laurent, Clinique, Lancome dan Max Factor. Diantara merek tersebut, hanya satu produk yakni Christian Dior yang menjelaskan adanya partikel nano pada label kosmetiknya.

Koordinator nasional The Friends of the Earth's,-- yang mengurusi masalah nanoteknologi,-- Georgia Miller mengatakan, hasil dari penelitian yang dilakukan Australian Microscopy and Microanalysis Research Facility, menunjukkan penggunaan partikel nano yang sangat meluas akan membuat orang percaya.

Sementara 7 dari 10 produk kosmetik juga diketahui melakukan 'penetrasi yang tinggi' yang memastikan partikel nano dapat menjangkau lapisan kulit dangkal, memasuki aliran darah dan diserap oleh organ-organ dan jaringan.

Namun kalangan industri yang diwakili Accord, membantah hasil penelitian tersebut. Direktur kebijakan Accord, Craig Brock mengecam hasil penelitian itu sebagai kegagalan terhadap penemuan partikel nano di kosmetik.

"Ini seperti pengujian makanan kolesterol dan kemudian tidak bisa mengatakan berapa persentasenya. Produk-produk ini aman untuk digunakan. Bahan-bahan sederhana yang digunakan tidak dilakukan penetrasi hanya menembus lapisan luar kulit," katanya.

Sementara Thomas Faunce dari Australian National University yang menjabat Dewan Riset Australia (ARC),-- yang memeriksa isu-isu kesehatan publik yang terkait dengan nanoteknologi--, mengatakan temuan peneliti cukup signifikan. Hasil temuan ini menandakan pentingnya memperkuat kewajiban untuk pelabelan dan data keamanan yang ketat yang harus diminta dari produsen.

"Penelitian ini menunjukkan partikel nano memiliki kemampuan untuk merusak sel-sel hidup sehingga harus melakukan prinsip kehati-hatian dalam penerapannya," katanya.

Sejak awal tahun ini, Uni Eropa juga telah mengeluarkan undang-undang yang mengharuskan semua kosmetik dan tabir surya yang berasal dari nanomaterial melakukan pengujian keselamatan sebelum dirilis di pasaran pada tahun 2012.

Hal seperti itu belum ada keharusan pengujian untuk di Australia. Pemasangan label dari penggunaan partikel nano dalam kosmetik bukan suatu keharusan di Australia.

(ir/fah) Irna Gustia - detikHealth

Baca Selengkapnya..

Senin, 23 November 2009

Vitamin K, Sahabat Darah dan Tulang

KOMPAS.com - Suatu ketika anak Anda tiba-tiba terpental dari sepeda. Betisnya tergores sehingga meneteskan darah. Luka kecil itu lalu dibersihkan memakai kapas sambil sedikit ditekan. Tak lama, darah pun berhenti menetes dan luka ringan itu ditutup plester supaya anak bermain sepeda lagi.

Apa yang membuat darah berhenti menetes dengan sendirinya sehingga Anda tak perlu repot mengatasinya?

Ya.. Itulah salah satu kegunaan penting vitamin K. Vitamin ini merupakan kebutuhan vital untuk sintesis beberapa protein termasuk dalam pembekuan darah. Disebut juga vitamin koagulasi, vitamin ini bertugas menjaga konsistensi aliran darah dan membekukannya saat diperlukan. Vitamin yang larut dalam lemak ini juga berperan penting dalam pembentukan tulang dan pemeliharaan ginjal.

Jenisnya
Vitamin K terdapat dalam tiga bentuk berbeda. Pertama adalah vitamin K1 atau phylloquinone, yaitu jenis yang ditemukan dan dihasilkan tumbuhan. Kedua adalah K2 atau disebut juga dengan menaquinone, yang dihasilan bakteri menguntungkan dalam sistem pencernaan. Dan yang ketiga adalah K3 atau menadione yang merupakan vitamin buatan bagi mereka yang tak mampu menyerap dari makanan.

Seluruh vitamin K dalam tubuh Anda diproses dalam liver di mana nantinya akan digunakan untuk memproduksi zat yang membuat darah Anda bisa membeku. Selain berperan dalam pembekuan, vitamin ini juga penting untuk pembentukan tulang terutama jenis K1. Vitamin K1 diperlukan supaya penyerapan kalsium bagi tulang menjadi maksimal dan memastikan tidak salah sasaran.

Berapa kebutuhannya?
Menurut standar RDA (Recommended Dietary Allowance), kebutuhan vitamin K seseorang tergantung dari berat badannya. Untuk dewasa, setidaknya membutuhkan 1 mikrogram setiap hari per kg berat badan. Jadi, kalau berat badan Anda 50 kg maka kebutuhan perharinya mencapai 50 mikrogram.

Sumber vitamin K
Untuk memenuhi kebutuhan vitamin K terbilang cukup mudah karena selain jumlahnya terbilang kecil, sistem pencernaan kita mengandung bakteri yang mampu mensintesis vitamin K yang sebagian diserap dan disimpan didalam hati. Namun begitu tubuh pun perlu mendapat tambahan vitamin K dari makanan.

Kebanyakan sumber vitamin K didalam tubuh adalah hasil sintesis oleh bakteri di dalam sistem pencernaan, namun Anda dapat memperoleh vitamin K dari makanan seperti hati, sayur-sayuran berwarna hijau yang berdaun banyak, sayuran sejenis kobis (kol) dan susu.

Vitamin K dalam konsentrasi tinggi juga ditemukan pada susu kedelai, teh hijau, susu sapi, serta daging sapi dan hati. Jenis-jenis makanan probiotik, seperti yoghurt yang mengandung bakteri sehat aktif, bisa membantu menstimulasi produksi vitamin ini.

Gejala Kekurangan
Jika vitamin K tidak terdapat dalam tubuh, darah tidak dapat membeku. Hal ini dapat meyebabkan pendarahan atau hemoragik. Bagaimanapun, kekurangan vitamin K jarang terjadi karena hampir semua orag memperolehnya dari bakteri dalam usus dan dari makanan. Namun kekurangan bisa terjadi pada bayi karena sistem pencernaan mereka masih steril dan tidak mengandung bakteri yang dapat mensintesis vitamin K, air susu ibu mengandung hanya sejumlah kecil vitamin K. Untuk itu bayi diberi sejumlah vitamin K saat lahir.

Pada dewasa, kekurangan dapat terjadi karena minimnya konsumsi sayuran atau mengonsumsi antobiotik terlalu lama. Antibiotik dapat membunuh bakteri menguntungkan dalam usus yang memproduksi vitamin K. Terkadang kekurangan vitamin K disebabkan oleh penyakit liver atau masalah pencernaan.

Keracunan
Anda juga bisa mengalami keracunan vitamin K. Ini terjadi hanya pada orang yang menerima pengganti vitamin K larut air. Gejala-gejalanya adalah hemolisis (penghancuran sel darah merah), penyakit kuning dan kerusakan otak.

Sumber : Vitamin & Minerals, The Complete Idiot's Guide

Baca Selengkapnya..

Sabtu, 21 November 2009

Asuransi Rp10 Ribu, Kesehatan Rakyat Terjamin

PALEMBANG, KOMPAS.com - Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Pusat, Fachmi Idris mengatakan, hanya dengan membayar asuransi Rp10 ribu per orang per tahun, kesehatan rakyat Indonesia sudah bisa terjamin.

Dengan Rp10 ribu per tahun tersebut dipastikan kesehatan bangsa Indonesia sudah terjamin dan penjaminan diharapkan bukan hanya bagi warga miskin tetapi semua rakyat Indonesia, katanya, di sela-sela pelaksanaan Muktamar IDI ke-27 di Palembang, Kamis kemarin.

Menurut dia, bukan hanya rakyat yang akan merasakan kemudahan dalam pelayanan kesehatan tetapi pendapatan dokter pun lebih tinggi jika dilakukan dengan sistem pra bayar.

"Karena dengan sistem pelayanan kesehatan pra bayar tersebut dokter mampu memperoleh pendapatan lebih besar dari saat ini," tambahnya.

Ia mengatakan, revolusi sistem kesehatan terpadu sangat penting untuk mendukung pelayanan kesehatan yang optimal. Pelayanan kesehatan tersebut tidak hanya melakukan pengobatan tetapi upaya pencegahan penyakit yakni dengan menerapkan hidup sehat dan lingkungan bersih, katanya.

Dia menjelaskan, dengan tindakan preventif tersebut pihaknya yakin pendapatan dokter tetap akan tinggi karena mereka dibayar tidak hanya karena melayani pengobatan tetapi juga dalam upaya pencegahan.

Berkurangnya warga yang berobat menjadi prestasi bagi dokter Indonesia bukan kondisi sebaliknya yang terjadi saat ini, ujarnya. Fachmi menambahkan, untuk merealisasikan program tersebut membutuhkan dana sebesar Rp26,6 triliun sehingga mampu melayani kesehatan sebanyak 250 juta jiwa rakyat Indonesia.

Sementara saat ini dana untuk program berobat gratis bagi rakyat miskin mencapai Rp26,6 triliun, tambah dia pula. Dengan asuransi, rakyat memang harus membayar premi asuransi secara rutin, namun jika suatu saat terjadi masalah terhadap kesehatan, maka biaya pengobatan akan ditanggung.

Konsep seperti ini sudah sangat umum di luar negeri seperti Amerika dan negara-negara maju di Eropa sehingga kesehatan penduduknya terjamin.

Baca Selengkapnya..

Jumat, 20 November 2009

Waspada, Penyakit Bermunculan di Bulan Desember

JAKARTA, KOMPAS.com — Menjelang bulan Desember, penduduk Indonesia harus waspada terhadap serangan-serangan penyakit. Bulan ini dinilai menjadi waktu puncak pelepasan merkuri radikal yang berbahaya bagi kesehatan.

"Pada bulan Desember, matahari akan lebih dekat dengan daerah ekuator. Ini akan memicu pelepasan merkuri radikal yang berbahaya. Inilah yang terjadi di Indonesia," kata Kepala Balitbang Departemen Pertahanan Lilik Indrajaya dalam diskusi di Kantor Kementerian Negara Lingkungan Hidup di Jakarta, Jumat (20/11).

Dalam diskusi bertema "Militer: Peran dan Tantangannya dalam Menghadapi Perubahan Iklim" itu, Lilik juga memaparkan sejumlah data yang selama ini menjadi bahan penelitian dalam lembaganya. Pelepasan merkuri ke alam bebas tadi merupakan salah satu bencana yang harus diwaspadai dalam perubahan iklim sekarang ini, selain soal gempa bumi, longsor tektonik, dan juga letusan gunung berapi.

"Merkuri radikal itu bisa memicu (timbulnya) virus, infeksi. Jadi, nanti banyak yang linu-linu. Makanya anak autis itu biasanya lahir bulan Agustus karena kehamilannya mulai Desember," tambah Lilik.

Perubahan iklim itu juga memengaruhi terjadinya pencairan es di kutub bumi dan dampaknya akan sangat terasa di negara khatulistiwa seperti Indonesia. Menteri Negara Lingkungan Hidup Gusti Muhammad Hatta mengatakan, kenaikan suhu global dalam beberapa tahun mendatang dapat menaikkan muka air laut hingga 80 cm dan mengancam 30 juta penduduk tepi pantai.

"Yang mencair (es) di kutub, tapi karena gaya putar sentrifugal bumi, negara ekuator yang paling terasa karena permukaan airnya akan naik," papar Lilik.

Dalam diskusi itu, pakar hubungan internasional dari Institut Nautilus Australia, Richard Tanter, menekankan bahwa militer juga punya peran penting dalam upaya menghadapi perubahan iklim global. Selain berperan serta dalam upaya mitigasi bencana, militer dapat ikut andil dalam mengawal pelaksanaan rencana pemerintah dalam menghadapi perubahan iklim tersebut.

Laporan wartawan KOMPAS.com Laksono Hari Wiwoho

Baca Selengkapnya..

KEMATIAN 8 ORANG WARGA BANDUNG BUKAN KARENA MINUM OBAT FILARIASIS

Depkes.go.id - Ketua Komite Ahli Pengobatan Filariasis (KAPFI) Prof. Dr. dr. Purwantyastuti, M.Sc., Sp.FK mengatakan, obat anti filariasis aman digunakan. Sesuai analisis yang dilakukan, kematian 8 orang warga Bandung bukan karena minum obat filariasis (kaki gajah). Dari 8 kasus kematian, 3 kasus kematian ternyata tidak minum obat filariasis yang dibagikan saat pengobatan massal yang dimulai 10 November 2009. Sedangkan 5 kasus kematian lainnya terjadi karena penyakit lain yang telah diderita sebelumnya.

Mengenai banyaknya warga yang berobat ke RS Majalaya usai pengobatan massal, disebabkan rasa ketakutan terhadap efek samping yang timbul. Sebetulnya efek samping obat filariasis ringan yaitu mual, muntah, pusing dan nyesek sebagai akibat matinya mikrofilaria yang ada dalam tubuh. Sebagian besar dari mereka yang berobat ke rumah sakit hanya diobservasi dan diobati dengan antesida dan Omeperazole kemudian dipulangkan, ujar Prof. Purwantyastuti kepada para wartawan pada jumpa pers hasil investigasi yang dipimpin Menkes dr.Endang R. Sedyaningsih, MPH, Dr. PH di Jakarta 17 November 2009.

Menkes mengatakan, pemerintah tetap meneruskan program pengobatan massal untuk memberantas dan mencegah penularan penyakit filariasis (kaki gajah) di tanah air sehingga pada tahun 2020 Indonesia bebas dari penyakit yang ditularkan berbagai jenis nyamuk tersebut.

”Semua obat untuk pengobatan massal sudah terlebih dahulu melalui penelitian, jadi sudah pasti aman. Sosialisasi pun sudah dilakukan tetapi tidak ada salahnya ditingkatkan lagi agar para kader dan masyarakat tahu persis prosedurnya, kata Menkes.

Menkes mengatakan, sejak tahun 2002 pemerintah melakukan pemberian obat anti filariasis massal untuk mencegah penyebaran filariasis di daerah endemis. Disebut endemis jika di wilayah itu ada satu persen atau lebih penduduknya mengidap mikrofilaria dalam darahnya.

Prosedur pencegahan untuk eliminasi filariasis telah direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun 1977. Pengobatan massal anti filariasis juga telah dilakukan di lebih 50 negara di wilayah Afrika, Amerika, Asia Tenggara, Pasifik Barat dan Midetaria Timur yang mencakup 496 juta orang.

Negara-negara anggota WHO telah sepakat membebaskan dunia dari penyakit kaki gajah tahun 2020 dengan berupaya menerapkan berbagai strategi termasuk pemberian obat secara massal.

Di Indonesia, filariasis masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Hingga 2008, jumlah kasus kronis filariasis mencapai 11.699 kasus di 378 kabupaten/kota. Sedangkan sebanyak 316 dari 471 kabupaten/kota telah terpetakan secara epidemiologis endemis filariasis. Berdasarkan hasil pemetaan didapat prevalensi mikrofilaria di Indonesia 19% dari seluruh populasi Indonesia yang berjumlah 220 juta orang, berarti terdapat 40 juta orang didalam tubuhnya mengandung mikrofilaria. Mereka inilah sumber penularan penyakit kaki gajah, kata Menkes.

Hasil investigasi.
Ketua KAPFI memastikan kematian delapan warga Bandung Jawa Barat, tidak terkait dengan pemberian obat anti filariasis secara massal. ”Hasil analisis yang dilakukan setelah pemberian obat massal tanggal 10-16 November menunjukkan dari 8 orang yang dilaporkan meninggal, tiga orang diantaranya tidak meminum obat anti filariasis dan lima orang lainnya meninggal karena penyakit yang sudah diderita sebelumnya, ujar Prof. Dr. Purwantyastuti.

”Tiga dari lima orang yang meninggal setelah mengkonsumsi obat anti filariasis tersebut menunjukkan tanda serangan jantung dan dua lainnya memperlihatkan gejala stroke. Informasi itu diperoleh dari formulir data keluhan pasien yang diisi petugas kesehatan saat yang bersangkutan memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan. Jadi kesimpulan itu diambil berdasarkan hasil kajian mengenai reaksi obat, keluhan pasien dan diagnosisnya”, ujar Prof. Purwantyastuti.

Secara rinci dia menjelaskan, reaksi yang muncul setelah minum obat membutuhkan waktu antara satu hingga empat jam. ” Jadi kalau kejadiannya sebelum itu bisa dipastikan bukan karena pengaruh obat ”, ujarnya.

Dia menegaskan kematian lima warga Bandung tidak berhubungan dengan reaksi obat anti filariasis. Efek samping yang sering muncul adalah pusing, mual. ”Itu bisa terjadi jika orang tersebut mengidap mikrofilaria, setelah minum obat, cacing dewasa dan anak cacing akan mati dan itu menimbulkan alergi, mual dan nyeri tetapi tidak membahayakan, ujarnya.

Prof. Purwantyastuti menambahkan, obat yang diberikan secara massal kepada warga Kabupaten Bandung untuk mencegah penyakit kaki gajah terdiri atas diethylcarbamazinecitrate (DEC), albendazol (obat cacing) dan parasetamol (obat penurun panas).

Obat-obat tersebut, sudah digunakan sejak puluhan tahun silam dan terbukti aman, tidak pernah ada laporan kejadian efek samping yang membahayakan, apalagi menyebabkan kematian. Dosis pemberiannya pun lazim, kata Prof. Purwantyastuti yakni enam miligram per kilogram berat badan. Penimbangan berat badan warga memang tidak dilakukan, namun pemerintah menggunakan perhitungan berat badan rata-rata per kelompok umur yang dinilai cukup aman.

Obat itu harus diberikan setiap tahun selama 5 tahun berturut-turut untuk memastikan seluruh cacing filaria yang ada di dalam tubuh mati. Pemberian DEC, memang menimbulkan efek samping seperti pusing, mual, demam, muntah selama beberapa hari, apalagi kalau diminum sebelum makan. ” Lebih baik sakit sebentar, daripada menderita seumur hidup karena cacat akibat cacing filaria”, ujarnya.

Penyakit kaki gajah merupakan penyakit menular menahun yang disebabkan oleh cacing filaria (Brugia malayi, Brugia timori dan Wucheria brancofti) yang ditularkan oleh semua jenis nyamuk (Culex, Anopheles, Mansonia dan Aedes). Penyakit ini menyerang saluran dan kelenjar getah bening serta menyebabkan kecacatan seumur hidup, kata Ketua KAPFI.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faks: 52921669, Call Center: 021-30413700, atau alamat e-mail puskom.publik@yahoo.co.id, info@puskom.depkes.go.id, kontak@puskom.depkes.go.id.

Baca Selengkapnya..

Kamis, 19 November 2009

Benarkah Tipus karena Kecapaian?

JAKARTA, KOMPAS.com — Penyakit yang satu ini mungkin sudah tidak asing lagi, terutama di antara mereka yang supersibuk. Tak heran bila tipus sering kali dikaitkan dengan kecapaian? Apakah benar kecapaian menjadi penyebab tipus?

Prof Dr Djoko Widodo, SpPD-KPTI dari bagian Tropik Infeksi Ilmu Penyakit Dalam FKUI menjelaskan, tipus adalah penyakit infeksi sistemik yang disebabkan oleh kuman.

Tipus atau disebut juga demam tifoid adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi dan penyakit ini banyak terdapat di negara-negara berkembang, seperti Indonesia, karena makanan atau minuman yang terkontaminasi oleh bakteri ini.

Jadi, apa benar kalau kecapaian bisa menyebabkan tipus? Djoko menegaskan bahwa infeksi yang dialami seseorang tergantung beberapa hal, seperti daya tahan tubuh, banyaknya kuman yang masuk, dan keganasan kuman.

"Prinsip yang benar adalah saat daya tahan tubuh kita menurun akibat capai, tubuh bisa terkena infeksi. Namun, perlu diingat, infeksi terjadi bukan hanya karena capai, melainkan juga harus ada kuman yang masuk, itu pun masih tergantung jumlah dan keganasan kuman itu sendiri," ujarnya.

"Oleh sebab itu, jagalah daya tahan tubuh sebaik-baiknya karena infeksi apa pun bisa terjadi bila daya tahan tubuh menurun," kata Djoko yang ditemui Kompas.com di ruang praktiknya di Mitra International Hospital Jatinegara, Jakarta.

Bisa berbahaya
Djoko juga mengingatkan, jangan pernah meremehkan tipus. Menurutnya, walau penyakit ini sering terjadi di masyarakat sehingga kadang dianggap biasa, ternyata tipus bisa berbahaya.

Hal ini disebabkan infeksi bisa menimbulkan kerusakan di tempat kuman berkembang di usus halus, terutama bagian yang bernama plague peyeri. "Kuman tipus menyerang daerah tersebut dan dapat menjadi berbahaya jika sampai terjadi perforasi usus atau perdarahan usus serta infeksi berat karena kuman tersebut menyebabkan gangguan organ sehingga mengancam nyawa Anda," tuturnya.

dr Intan Airlina Febiliawanti

Baca Selengkapnya..

Cacing Mini dan "Kaki Gajah"

KOMPAS.com - Ukurannya boleh jadi supermini, tetapi begitu cacing filarial bersarang di tubuh manusia, berbagai perubahan mengerikan bakal terjadi. Kegiatan cacing mini dalam tubuh itu mampu membuat kaki, tangan, payudara, bahkan, buah zakar penderitanya berubah menjadi berukuran ”raksasa”. Ini sering disebut dengan penyakit kaki gajah.

Melihat betapa mengerikannya penyakit itu, masih banyak orang di pedesaan meyakini, penyakit itu adalah penyakit keturunan, bahkan dianggap sebagai gangguan setan atau roh halus. Walau sangat jarang menyebabkan kematian, penyakit itu membuat penderita cacat dan tak produktif.

Penyakit kaki gajah alias filariasis belakangan kembali menjadi perhatian pascapengobatan massal filariasis di Kabupaten Bandung yang memakan korban jiwa.

Sejumlah warga meninggal bertepatan dengan masa pengobatan di kabupaten tersebut. Bagi sebagian orang, filariasis dipandang sebagai penyakit yang aneh.

Cacing penyebab filariasis berwujud mirip benang. Filarial dari genus wuchereria dan brugia. Di Indonesia cacing yang dikenal menjadi penyebab adalah wuchereria bancrofti, brugia malayi, dan brugia timori.

Cacing dewasa berbentuk silindris, halus seperti benang putih serta berukuran panjang 55-100 mm dan tebal 0,16 mm. Cacing jantan lebih kecil, 55 mm x 0,09 mm. Larva mikrofilaria sekali keluar jumlahnya bisa puluhan ribu larva bersarung berukuran 200-600 mikron x 8 mikron.

Ahli parasitologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof Saleha Sungkar menjelaskan, mikrofilaria masuk ke dalam tubuh manusia lewat nyamuk. Lebih dari 20 spesies nyamuk menjadi vektor filariasis. Nyamuk Culex quinquefasciatus sebagai vektor untuk wuchereria bancrofti di daerah perkotaan. Di pedesaan vektor umumnya Anopheles, Culez, Aedes, dan Mansonia. Spesies nyamuk vektor bisa berbeda dari daerah satu dengan daerah lain.

Cacing yang diisap nyamuk tidak begitu saja dipindahkan, tetapi sebelumnya tumbuh di dalam tubuh nyamuk. Makhluk mini itu berkembang dalam otot nyamuk. Sekitar tiga minggu, pada stadium tiga, larva mulai bergerak aktif dan berpindah ke alat tusuk nyamuk. Nyamuk pembawa mikrofilaria itu lalu gentayangan menggigit manusia dan ”memindahkan” larva infektif tersebut.

Bersama aliran darah, larva keluar dari pembuluh kapiler dan masuk ke pembuluh limfe. Uniknya, cacing terdeteksi dalam darah tepi pada malam hari, selebihnya bersembunyi di organ dalam tubuh. Pemeriksaan darah ada-tidaknya cacing biasa dilakukan malam hari. Selain manusia, untuk brugia malayi, sumber penularan penyakit juga bisa binatang liar, seperti kera dan kucing (hospes reservoir).

Setelah dewasa, cacing menyumbat pembuluh limfe dan menghalangi cairan limfe sehingga terjadi pembengkakan. Selain di kaki, pembengkakan bisa terjadi di tangan, payudara, atau buah zakar. ”Di tubuh manusia cacing itu menumpang makan dan hidup,” ujar Saleha.

Ketika menyumbat pembuluh limfe di selangkangan, misalnya, cairan limfe dari bawah tubuh tidak bisa mengalir sehingga kaki membesar. Dapat terjadi penyumbatan di ketiak, mengakibatkan pembesaran tangan.

Diagnosis dini orang yang mengandung mikrofilaria baru dapat ditegakkan jika ditemukan gejala dan tanda akut filariasis. Gejalanya, antara lain, demam berulang dan pembengkakan kelenjar getah bening. Dapat terjadi ketiak tampak kemerahan, panas, dan sakit, selain juga pembesaran organ tubuh.

Gejala klinik kronis berupa pembesaran menetap pada tungkai, lengan, payudara, atau buah zakar. Namun, umumnya, diagnosis baru ditegakkan setelah penyakit berkembang 5-6 bulan setelah dapat ditemukan mikrofilaria dalam darah tepi. Ada kalanya, tidak muncul gejala klinis, baik akut maupun kronis, sehingga orang itu tidak merasakan terserang filariasis.

Pakar filariasis lainnya, dr Agnes Kurniawan Phd dari Fakultas Kedokteran UI, mengatakan, jika tak diobati, pembesaran terus terjadi sehingga membentuk jaringan ikat dan kulit menebal. Akibatnya, timbul cacat menetap.

Diagnosis filariasis sedini mungkin membantu penyembuhan penderita. Deteksi dilakukan dengan mengenali gejala akut dan kronis yang dipastikan lewat pemeriksaan darah pada jari penderita pada malam hari.

Dr Agnes mengatakan, penanganan kasus berat filariasis dapat melalui operasi. Limfe yang tersumbat alirannya dialihkan ke pembuluh vena sehingga penderita sembuh. Namun, jika kulit sudah telanjur menebal, cacat akan menetap. ”Operasi yang dilakukan berupa operasi estetika dan sulit bisa kembali seperti semula,” ujar dr Agnes.

Prof Soleha mengatakan, penderita dengan pembesaran menetap justru tubuhnya sudah tidak mengandung cacing lagi sehingga tidak menularkan. Cacing filarial dalam tubuh orang itu sudah mati.

Penanggulangan filariasis dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu pengurangan reservoir penular, penanggulangan vektor (nyamuk), dan pengurangan kontak vektor dan manusia.

Khusus pengobatan massal, prosedur sesuai rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Pengobatan massal sejak lama menggunakan diethylcarbamazine citrate (DEC) yang sudah dipraktikkan di 50 negara mencakup 496 juta orang.

Di Indonesia sebanyak 11.699 kasus kronis filariasis ditemukan di 378 kabupaten/kota. Berdasarkan pemetaan didapatkan, prevalensi mikrofilaria di Indonesia sebesar 19 persen, yang berarti 40 juta orang yang tubuhnya membawa mikrofilaria.

Indonesia pun berusaha memberantas penyakit tersebut dengan belakangan mengguyur DEC, albendazole, dan paracetamol ke jutaan warga, berharap si cacing mini tak lolos dari kepungan pembasmian. (Indira Permanasari)

Baca Selengkapnya..

Selasa, 17 November 2009

Sikat Gigi Bisa Cegah Pikun

KOMPAS.com - Banyak manfaat yang bisa kita dapatkan dari kebiasaan menjaga kesehatan gigi dan mulut, salah satunya adalah menjaga agar ingatan tetap tajam. Demikian menurut studi terkini yang dipublikasikan dalam Journal of Neurology, Neurosurgery, and Pscychiatry.

Menurut para ahli, patogen penyebab gangguan gigi yang disebut Porphyromonas gingivalis dalam jumlah banyak di mulut, terutama pada orang lanjut usia bisa menyebabkan gangguan daya ingat. Patogen ini bisa disingkirkan bila kita rajin menyikat gigi dua kali sehari serta rutin memeriksakan gigi ke dokter.

Dr. James M.Noble dari Columbia College of Physician and Surgeon, New York, AS, mengatakan, orang dengan patogen Porhyromonas gingivalis cukup banyak diketahui mengalami gangguan dalam mengingat huruf atau angka dalam tes keterampilan daya ingat.

Dalam studinya, Noble dan timnya melakukan tes terhadap 2.300 pria dan wanita berusia 60 tahun atau lebih yang diperiksa kesehatan giginya dan mengikuti berbagai tes kemampuan daya ingat dalam National Health and Nutrition Examiniation Survey III yang dilakukan antara tahun 1991 dan 1994.

Secara umum, 5,7 persen lansia mengalami kesulitan dalam tes daya ingat dan 6,5 persen gagal dalam tes penjumlahan dan pengurangan. Para responden yang memiliki kadar patogen tertinggi (lebih dari 119 unit) diketahui yang paling banyak gagal dalam tes tersebut.

Sebelumnya, para ahli telah mengaitkan kondisi gigi dengan berbagai penyakit, seperti penyakit jantung, stroke, diabetes, dan Alzheimer. Penyakit gusi juga memengaruhi kemampuan otak dalam mengingat.

Baca Selengkapnya..

Vaksin H1N1 Diproduksi Tahun Depan

SURABAYA, KOMPAS.com - Avian Influenza Research Centre Bio Safety Level-3 Universitas Airlangga, Surabaya, Jawa Timur, meluncurkan bakal vaksin H1N1 dan H5N1, Senin (16/11) di Surabaya. Vaksin H1N1 akan mulai diproduksi November 2010 oleh PT Bio Farma.

Pada acara peluncuran, Rektor Unair Prof Fasich menyerahkan bakal vaksin (seed vaccine) H1N1 dan H5N1 kepada Wakil Presiden Boediono, yang menyerahkannya kepada Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih dan meneruskannya kepada Direktur Utama PT Bio Farma Iskandar.

Menurut Iskandar, bakal vaksin H1N1 akan diuji klinis (clinical trial) pada manusia pada Maret 2010. Produksi dan distribusi vaksin H1N1 dilakukan November 2010 untuk 20 juta dosis vaksin atau sepersepuluh jumlah penduduk Indonesia.

Karena jumlah produksi terbatas, kata Endang, vaksin diprioritaskan bagi kelompok masyarakat yang rentan terhadap avian influenza (AI), seperti perawat dan petugas laboratorium.

Vaksin H5N1 akan diproduksi sesuai kebijakan pemerintah. Jika terjadi pandemi dan pemerintah meminta produksi vaksin H5N1, PT Bio Farma akan memproduksi karena teknologi untuk produksi kedua vaksin itu sama.

Kepala Laboratorium Avian Influenza Tropical Disease Center (TDC) Unair Chaerul Anwar Nidom menjelaskan, jika terjadi mutasi virus H1N1 atau H5N1, strain virus yang digunakan sebagai bakal vaksin akan diganti. ”Keterbukaan informasi atas kejadian infeksi avian influenza sangat diperlukan,” kata Nidom.

Iskandar mengatakan, nilai proyek pengembangan laboratorium dan fasilitas produksi vaksin H1N1 dan H5N1 di Kampus C Unair, Mulyorejo, Surabaya, sekitar Rp 1,3 triliun. Fasilitas produksi berkapasitas 20 juta vaksin per tahun. Proyek dilaksanakan empat tahun, 2008-2011.

Nidom menambahkan, penelitian virus H5N1 untuk dijadikan vaksin sudah dilakukan sejak 2006. Untuk uji tantang (pengujian calon vaksin pada hewan) H5N1 menunggu sampel virus dari Departemen Kesehatan sampai 13 Agustus 2009. Saat itu TDC Unair mendapat enam tipe virus H5N1.

Penelitian H1N1 lebih mudah karena TDC Unair bisa mendapat banyak sampel virus dari klinik. Setelah diuji tantang, bakal vaksin siap diuji klinis dan mulai diproduksi massal.

Penelitian virus AI dan bakal vaksinnya dilakukan di laboratorium seluas 224 meter persegi bernama Avian Influenza Research Centre Bio Safety Level-3 (BSL-3). Selain terbesar di Asia, kata Nidom, laboratorium ini unik karena ada ruang uji coba pada 30 monyet (Maccaca fascicularis). Penelitian di laboratorium sangat komprehensif.

Peluncuran bakal vaksin ini, menurut Boediono, adalah wujud kemandirian Indonesia. Sebagai warga dunia, Indonesia harus aktif menangani serangan penyakit menular yang sangat cepat menyebar. Apalagi, sebagai negara tropis, Indonesia sangat rentan sebagai tempat berbiak strain dan mutasi virus baru.

Karena di garis depan peperangan melawan penyakit menular, lanjutnya, Indonesia punya kesempatan menguasai teknologinya. Karena itu, Indonesia sebaiknya tak menggantungkan diri pada laboratorium di luar negeri. ”Indonesia juga berkewajiban membagi pengetahuan kepada dunia sebab wabah penyakit menular adalah masalah dunia, tetapi dalam kerangka saling menguntungkan,” katanya. (INA)

Baca Selengkapnya..

Senin, 16 November 2009

Krisis Keuangan Global Pengaruhi Pelayanan Kesehatan

Depkes.go.id - Kendala utama yang dihadapi dalam pelayanan kesehatan adalah krisis keuangan dunia. Krisis ini telah melemahkan daya beli masyarakat untuk komoditas dan jasa – termasuk pelayanan kesehatan. Di beberapa negara – termasuk Indonesia – jumlah rakyat miskin bertambah dan masyarakat ini akan mudah terkena penyakit dan risiko kesehatan lain. Sementara itu mereka tidak punya cukup biaya untuk menjangkau pelayanan kesehatan. Untuk menangani masalah tersebut, pemerintah Indonesia melalui program Jamkesmas bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat miskin dan tidak mampu.

Hal tersebut disampaikan Menteri Kesehatan dr. Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, DR. PH saat membuka acara kongres ke-26 dan council meeting ke-45 Confederation of Medical Association in Asia & Oceania (CMAAO) pada Jum’at (6/11/2009) di Bali.

Dengan menerapkan Jamkesmas, kata Menkes, jaminan pelayanan kesehatan untuk masyarakat miskin dan tidak mampu terpenuhi. Jamkesmas juga penting dalam memperkuat pelayanan kesehatan rujukan, untuk membentuk sistem pelayanan kesehatan yang terintegrasi, efektif, efisien, dan berkelanjutan.

Ditambahkan Menkes, salah satu program prioritas Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) II adalah peningkatan pembiayaan kesehatan untuk memberikan jaminan kesehatan masyarakat. Tujuan program ini yang pertama adalah meningkatkan pelayanan kesehatan untuk masyarakat miskin di pusat pelayanan kesehatan di RS pemerintah maupun swasta. Kedua, untuk menyediakan perlindungan finansial atas risiko kesehatan masyarakat. Ketiga, untuk mensinergikan pembiayaan kesehatan antara pemerintah pusat dan daerah. Keempat, untuk berbagi tanggung jawab dalam mengawasi kelembagaan, partisipasi, dan sistem informasi jaminan kesehatan masyarakat. Kelima, untuk menjamin ketersediaan dan persamaan pelayanan kesehatan-termasuk jaminan kualitas. Keenam, untuk menyediakan jaminan kesehatan untuk masyarakat miskin setelah bencana. Ketujuh, untuk membentuk Badan Jaminan Kesehatan Nasional (National Agency for Health Insurance).

Menurut Menkes, sekarang kita menghadapi era baru globalisasi yang menantang kita dengan masalah dan tantangan baru. Globalisasi jasa pelayanan publik, berdasarkan Perjanjian Perdagangan dan Jasa (GATS), akan berdampak pada pelayanan kesehatan. Salah satu isyu terkait globalisasi adalah kompetisi kualitas pelayanan kesehatan di seluruh negara.

Dalam 20 tahun terakhir, jumlah pemberi pelayanan kesehatan tumbuh cepat. Sayangnya, hal itu tidak dibarengi peningkatan kualitas pelayanan kesehatan. Dalam pelayanan kesehatan, kesalahan medis sering terjadi dalam berbagai kondisi. Dari yang sederhana sampai yang rumit yang bisa membuat kecacatan pasien, bahkan kematian. Semua tindakan medis punya risiko. “Oleh karena itu salah satu agenda kita adalah menjamin implementasi Program Keselamatan Pasien (Patient Safety Program) di RS yang juga penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan Indonesia dan pada akhirnya akan meningkatkan kompetisi pelayanan kesehatan negara diantara negara lain”, ujar dr. Endang.

Menkes mengatakan, menghargai upaya yang dilakukan CMAAO untuk mengorganisir kongres dan pertemuan tahunannya. “Kami percaya bahwa ide dan inovasi baru akan lahir dari pertemuan sekarang. Saya berharap para peserta menggunakan kesempatan yang ditawarkan pada pertemuan ini untuk menambah pengetahuan dan juga pengalaman serta memperkuat dan memperluas jaringan”.

CMAAO merupakan organisasi yang mewadahi asosiasi-asosiasi dokter di negara-negara Asia dan Oseania. Organisasi ini berdiri atas prakarsa Dr. Rodolfo P. Gonzalez dari Philippine Medical Association dan resmi berdiri pada tahun 1956. CMAAO hingga saat ini beranggotakan 17 asosiasi dokter dari berbagai negara, termasuk Indonesia (Ikatan Dokter Indonesia).

Pada kesempatan itu juga Menkes menyampaikan rasa bangganya karena selain menjadi tuan rumah, Indonesia juga mendapat kehormatan dengan dilantiknya Ketua Umum PB IDI DR. Dr. Fachmi Idris, M.Kes sebagai Presiden Terpilih CMAAO untuk masa jabatan 2 tahun kedepan.

Fachmi Idris dalam sambutannya mengatakan profesi medis saat ini menghadapi situasi yang diistilahkannya sebagai “pandemi degradasi etik”. Untuk mengatasinya, anggota CMAAO sebagai pemimpin dari Asosiasi Medis di negara masing-masing memiliki kewajiban moral untuk mencari solusi jitu dari masalah etika dalam profesi kedokteran. Ia mengingatkan beberapa tujuan dari CMAAO, yaitu untuk mendukung asosiasi anggota konfederasi demi mencapai tingkat pendidikan kedokteran setinggi mungkin, dan untuk melayani masyarakat dengan bekerja keras untuk pendidikan medis terbaik, praktik kedokteran dan etika kedokteran terbaik, serta pelayanan kesehatan yang terbaik untuk semua orang.

Sebagai Presiden terpilih CMAAO, dr. Fahmi memiliki beberapa agenda antara lain; meningkatkan kerjasama dengan asosiasi pendidikan kedokteran, organisasi kedokteran, perhimpunan rumah sakit, serta WHO (World Health Organization).

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon: 021-52907416-9, faks: 52921669, Call Center: 021-30413700, atau alamat e-mail: puskom.publik@yahoo.co.id, info@puskom.depkes.go.id, kontak@puskom.depkes.go.id.

Baca Selengkapnya..

Minggu, 15 November 2009

Ada Harapan Kanker Bisa Diobati

KOMPAS.com — Para ilmuwan telah menemukan cara untuk menjinakkan sebuah protein yang memainkan peran kunci dalam kanker leukimia dan sejumlah kanker lainnya. Temuan itu memberikan harapan besar akan tersedianya jenis terapi baru guna mengatasi kanker. Upaya-upaya sebelumnya telah gagal sehingga para ahli beranggapan kanker tidak dapat diobati.

Studi yang dilaksanakan US Dana-Farber Cancer Institute itu dipublikasikan di jurnal Nature. Protein merupakan salah satu faktor transkripsi tubuh yang berfungsi menghidupkan, mematikan, dan memobilisasi gen. Protein pula yang mengontrol sel bertumbuh dan berkembang. Kabar buruknya, ia juga membantu memberikan energi pada pertumbuhan tumor.

Adapun faktor transkripsi yang menjadi sasaran studi para ahli itu disebut notch. Gen yang bertanggung jawab memproduksi protein itu kadang rusak dan bermutasi pada pasien dengan kanker darah atau dikenal juga dengan kondisi T-cell acute lymphoblastic leukaemia (ALL). Akibatnya, gen rusak tersebut selalu bekerja setiap waktu dan mendorong pertumbuhan sel tidak terkontrol yang merupakan karakteristik dari kanker.

Keabnormalan notch yang sama mendasari pula jenis kanker lain, seperti paru, ovarian, pankreas, dan lambung. Setelah meneliti struktur notch secara mendetail, mereka mengisolasi sebuah titik lemah potensial di struktur itu. Mereka kemudian menggunakan pengikat kimia untuk mencetak potongan protein yang disebut peptide dalam bentuk tiga dimensi.

Hasil cetakan ini yang kemudian dilepaskan dan diserap sel untuk menempati tempat spesifik yang dituju. Dalam beberapa percobaan, para peneliti mendapati peptide tadi dapat mengganggu dan menjinakkan kegiatan notch rusak. Percobaan ini memberikan harapan besar untuk pengobatan kanker, ujar Prof Greg Verdine dari Dana-Farber Cancer Institute.

Teknik serupa diharapkan dapat digunakan pula untuk terapi jenis kanker lainnya. Namun, penelitian awal tersebut masih harus dikembangkan dan diuji lebih lanjut efek samping penggunaan bagi manusia.

Baca Selengkapnya..

Sabtu, 14 November 2009

Menkes: Obat Kaki Gajah Aman

JAKARTA, KOMPAS.com — Terkait dengan kasus meninggalnya seorang warga Kabupaten Bandung sehari setelah mengonsumsi obat filariasis (kaki gajah), Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih mengatakan, Jumat (13/11), pemerintah sudah menyelidiki kasus itu.

"Sejauh ini, laporan awal dari Komisi Ahli Pengobatan Filariasis menyatakan, penyebab kematian tidak ada hubungannya dengan obat filariasis. Obat itu aman dan tidak kedaluwarsa. Sudah ada laporan secara lisan baru-baru ini," ujarnya.

Kematian penderita filariasis tersebut diduga terkait dengan penyakit lain yang menyertai. Sejak lama, pemerintah sudah menyelenggarakan program pengobatan massal kepada warga di daerah rawan filariasis. Terakhir, Departemen Kesehatan mengadakan pengobatan massal dengan pembagian obat gratis.

Kabupaten Bandung mendapatkan bantuan 7.450.000 butir obat DEC, 2.782.000 butir albendazol, serta 2.800 butir parasetamol. Alasannya, dengan ditemukannya kasus positif di 15 kecamatan, diperkirakan 2,7 juta jiwa lainnya rawan terkena filariasis (Kompas, 3 November 2009). Filariasis sendiri ada di 386 kabupaten dan kota sehingga tidak hanya di kantong-kantong kawasan rawan tertentu.

Baca Selengkapnya..

Kamis, 12 November 2009

Obat Tradisional Makin Diminati di Negara Maju

MEDAN, KOMPAS.com - Pengamat kesehatan dari Universitas Sumatera Utara (USU), Dr Datten Bangun, MSc, SFk mengatakan, masyarakat di negara maju menyukai obat-obatan tradisional berbahan dasar tumbuh-tumbuhan daripada menggunakan obat sintetik yang mengandung bahan kimia.

"Indikasi menyukai obat tradisional untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit kini semakin meluas ke berbagai negara di belahan dunia," katanya di Medan, kemarin.

Ia mengatakan, kecenderungan masyarakat luas menggunakan obat-obat tradisional di berbagai negara itu lebih dikenal sebagai "gelombang hijau baru" (new green wave).

Kondisi itu dipicu oleh efek samping obat sintetik dan antibiotik, di samping opini di banyak negara bahwa bahan alami lebih aman dari bahan berzat kimia produksi pabrik.

Dosen Fakultas Kedokteran USU itu menilai, masyarakat dunia semakin mengkhawatirkan dampak negatif penggunaan obat-obat sintetik sehingga mereka ramai-ramai kembali ke alam (back to nature).

Gerakan ini berupaya menggunakan kembali obat-obatan tradisional yang ramuannya dari bahan alami yang didapat di alam. Kondisi ini sendiri membuat para ilmuwan dituntut untuk mengembangkan pengobatan tradisional yang lahir dari kearifan leluhur, seperti berlaku selama ini di Indonesia.

Obat-obatan tradisional memang berkhasiat bagi kesehatan, dan kini digencarkan penggunaannya karena lebih mudah dijangkau masyarakat, baik harga mau pun ketersediaannya.

Obat tradisional pada saat ini banyak digunakan karena tidak terlalu menyebabkan efek samping bila pengunaannya benar, karena masih bisa dicerna oleh tubuh.

Beberapa perusahaan mengolah obat-obatan tradisional yang dimodifikasi demikian rupa sehingga mudah dikonsumsi. Bagian dari obat tradisional yang bisa dimanfaatkan adalah akar, rimpang, batang, buah, daun dan bunga.

Kini bentuk obat tradisional yang banyak dijual di pasaran adalah dalam bentuk kapsul, serbuk, cair, simplisia (obat yang masih dalam bentuk aslinya) dan tablet.

Baca Selengkapnya..

Pneumonia, Penyebab Kematian Utama Balita

Depkes.go.id - Pneumonia merupakan pembunuh utama anak dibawah usia lima tahun (Balita) di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti AIDS, Malaria dan Campak. Namun, belum banyak perhatian terhadap penyakit ini. Di dunia, dari 9 juta kematian Balita lebih dari 2 juta Balita meninggal setiap tahun akibat pneumonia atau sama dengan 4 Balita meninggal setiap menitnya. Dari lima kematian Balita, satu diantaranya disebabkan pneumonia.

Di Indonesia berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, menunjukkan; prevalensi nasional ISPA: 25,5% (16 provinsi di atas angka nasional), angka kesakitan (morbiditas) pneumonia pada Bayi: 2.2 %, Balita: 3%, angka kematian (mortalitas) pada bayi 23,8%, dan Balita 15,5% .

Hal itu disampaikan Menkes dr. Endang R. Sedyaningsih, MPH, Dr. PH ketika membuka seminar Pneumonia, The Forgotten Killer Of Children tanggal 2 November 2009 di Universitas Padjadjaran Bandung. Seminar diselenggarakan berkaitan peringatan Hari Pneumonia Sedunia 2009 yang diperingati setiap tanggal 2 November. Hadir dalam acara Gubernur Jawa Barat, Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat, Bupati dan Walikota Bandung, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia Cabang Jawa Barat dan peserta seminar dari berbagai profesi seperti Dokter, Bidan, perawat Puskesmas, Kader Kesehatan, serta Tim Penggerak PKK Jawa Barat.

Menkes menambahkan, penyakit ISPA merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak. Episode penyakit batuk-pilek pada Balita di Indonesia diperkirakan 3-6 kali per tahun, ini berarti seorang Balita rata-rata mendapat serangan batuk pilek sebanyak 3 sampai 6 kali setahun.

Sebagai kelompok penyakit, kata dr. Endang R. Sedyaningsih, ISPA merupakan salah satu penyebab utama kunjungan pasien di sarana kesehatan yaitu sebanyak 40% - 60% kunjungan berobat di Puskesmas dan 15% - 30% kunjungan berobat di bagian rawat jalan dan rawat inap rumah sakit.

Program pengendalian penyakit ISPA di Indonesia dimulai tahun 1984, bersamaan dengan dilancarkannya pengendalian penyakit ISPA di tingkat global oleh WHO. Sejak tahun 1990, pengendalian penyakit ISPA menitikberatkan kegiatannya pada penanggulangan pneumonia pada Balita. Di negara berkembang 60% kasus pneumonia disebabkan oleh bakteri, sementara di negara maju umumnya disebabkan virus, ujar Menkes.

Menurut Menkes, pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai Millennium Development Goals (MDGs) bidang kesehatan yang salah satunya adalah menurunkan 2/3 kematian balita pada rentang waktu antara 1990-2015. Apabila angka kematian yang disebabkan oleh pneumonia dapat diturunkan secara bermakna, maka dampaknya terhadap pencapaian MDGs akan besar pula.

Upaya pemerintah dalam menekan angka kematian akibat pneumonia diantaranya melalui penemuan kasus pneumonia Balita sedini mungkin di pelayanan kesehatan dasar, penatalaksanaan kasus dan rujukan. Adanya keterpaduan dengan lintas program melalui pendekatan MTBS di Puskesmas serta penyediaan obat dan peralatan untuk Puskesmas Perawatan dan di daerah terpencil.

Menkes menghimbau masyarakat untuk selalu waspada dengan penyakit ISPA sebagai penyakit yang muncul kembali(re-emerging/new emerging disease) yang sedang melanda dunia karena semuanya berakhir dengan pneumonia. Belum selesai dengan pengendalian flu burung H5N1, sudah timbul penyakit Influenza A Baru H1N1 yang menjadi pandemi. Kita bersyukur Influenza A Baru H1N1 tidak seganas H5N1. Namun, kita harus tetap waspada adanya kemungkinan gelombang kedua yang tingkat keganasannya tidak dapat diketahui secara pasti, tegas Menkes.

Menurut Menkes, pengendalian penyakit ISPA memiliki kendala diantaranya cakupan penemuan masih sangat rendah akibat tingginya mutasi tenaga kesehatan. Selain itu pengendalian pneumonia bukan program prioritas karena di beberapa daerah anggaran untuk pneumonia jumlahnya tidak memadai bahkan tidak ada sama sekali.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/faks: 021-52907416-9 dan 52921669, atau e-mail puskom.depkes@gmail.com dan puskom.publik@yahoo.co.id.

Baca Selengkapnya..

Deteksi Jenis Batuk lewat Ponsel

LONDON - Republika Newsroom - Sebuah aplikasi pendeteksi batuk kini dikembangkan para ilmuwan di Amerika Serikat dan Australia. Nantinya, aplikasi ini akan dimasukan ke dalam ponsel. Layaknya dokter, ponsel akan memberikan analisanya, apakah batuk tersebut tergolong flu, pneumonia atau penyakit pernafasan lain.

Suzanne Smith dari STAR Analytical Services mengaku heran, mengapa penelitian terkait pembuatan alat pendeteksi batuk tidak pernah dilakukan. Padahal, batuk bukanlah sejenis penyakit melainkan bagian dari gejala penyakit tertentu.

"Gejala penyakit semakin berkembang, tidak mungkin kita mengandalkan dokter dan perawat dengan teknologi usang dari abad ke 19," tukasnya seperti dilansir The Telegraph, Rabu (11/11) waktu setempat.

Untuk memperoleh analisa yang tepat, aplikasi akan membandingkan karakteristik batuk dengan data base yang ada, termasuk didalamnya berbagai jenis karakter batuk yang disebabkan penyakit, jenis kelamin, berat tubuh, usia, serta variabel lainnya.

Sejauh ini, STAR telah mendapatkan data base dari banyak pasien di AS dan Australia. Meski begitu, total pasien belumlah mencukupi untuk menyentuh angka 1000 pasien sebagai syarat diperkenalkannya aplikasi tersebut.

Terkait dengan rencana pembuatan alat pendeteksi batuk, sejumlah dokter di AS dan Australia mengaku antusias. Dr. Jaclyn Smih, dokter spesialis pernafasan dari Universitas Manchester menyambut baik dengan rencana pembuatan aplikasi alat pendeteksi batuk. Menurut dia, akan menjadi hal yang menggembirakan bila rencana tersebut benar-benar terwujud.

"Bisa jadi, ponsel ini benar-benar meningkatkan kualitas diagnosis terhadap suatu penyakit dan membantu meningkatkan akses masyarakat menuju sehat," harapnya.

STAR merupakan lembaga penelitian yang mendapat bantuan dari $100.000 atau setara 1 triliun rupiah dari Bill and Melinda Foundation. Awalnya, penelitian berupaya untuk mengurangi jumlah kasus kematian anak di negara-negara berkembang sebagai akibat dari pneumonia. cr2/rin


Baca Selengkapnya..

Rabu, 11 November 2009

Usia yang Baik untuk Sunat si Kecil

Jakarta, detikHealth - Banyak orangtua yang menyarankan anaknya untuk disunat saat usianya kecil atau memasuki usia sekolah. Tapi berapakah sebenarnya usia yang paling bagus bagi anak untuk disunat?

Sunat itu sendiri merupakan suatu tindakan memotong untuk menghilangkan sebagian atau seluruh kulit penutup depan (kulup) dari penis. Sunat sudah ada sejak zaman dahulu. Kini banyak orang yang melakukan sunat karena melihat dari segi kesehatannya.

"Usia yang paling baik untuk seorang anak laki-laki disunat adalah setelah 40 hari, ini juga sudah ada penelitiannya di Amerika dan pada usia tersebut tidak mengeluarkan banyak darah," ujar Dr. Dewi K Utama, SpA dari RS Bunda Menteng, saat dihubungi oleh detikHealth, Selasa (10/11/2009).

Lebih lanjut Dewi menambahkan agar jangan melakukan sunat pada bayi yang belum berusia 40 hari, karena pada masa perinatal tersebut kondisi bayi masih sangat rentan untuk dilakukan sunat. Dikhawatirkan nantinya bisa menimbulkan luka yang serius pada bayi tersebut.

Tapi sepertinya sudah menjadi sebuah tradisi untuk melakukan sunat pada anak laki-lakinya saat sudah memasuki usia sekolah. "Sebenarnya ini hanya sebuah kebudayaan saja, karena jika si anak sudah sekolah bisa mendapat hadiah seperti uang, mainan atau bisa dibuat sebuah perayaan," ujar dokter lulusan Fakultas Kedokteran Unpad ini.

Dewi juga menuturkan sunat yang dilakukan oleh anak laki-laki ini sangat bermanfaat bagi kesehatan anak itu sendiri. Karena dengan disunat maka menghilangkan selaput atau kulit penutup penis yang bisa menjadi sarang dari kuman, penyakit atau kotoran lainnya. Sehingga jika anak laki-laki tersebut disunat akan membuat penisnya menjadi lebih bersih.

Tapi jika anak laki-laki tersebut tidak disunat bisa menyebabkan gatal, sarang kuman serta berisiko timbulnya penyakit akibat tempat yang kotor tersebut. Karena gatal anak-anak akan sering menggaruknya dan itu bisa menjadi suatu kebiasaan buruk dari anak itu sendiri.

"Dan juga tidak ada batas maksimal kapan anak laki-laki itu harus disunat, semua usia bisa selama tidak ada masalah pada daerah yang akan disunat tersebut. Yang bedakan paling jumlah jahitannya saja, untuk anak yang sudah besar jahitannya akan lebih banyak," tambah Dewi.

Vera Farah Bararah - detikHealth
Baca Selengkapnya..

AS Giatkan Kampanye Pemberian ASI

LOS ANGELES - Republika Newsroom - Perhimpuan Makanan Amerika (ADA) telah menyerukan upaya lebih besar guna mendorong pemberian air susu ibu (ASI), yang menawarkan manfaat kesehatan baik buat bayi maupun sang ibu.

Pemberian ASI eksklusif selama enam bulan, lalu dengan makanan sampai sedikitnya 12 bulan ideal, kata ADA (American Dietetic Association) dalam satu studi yang disiarkan di dalam Journal of the ADA, terbutan November.

"Posisi Perhimpuan Makanan Amerika lah bahwa pemberian ASI eksklusif menyediakan perlindungan kesehatan dan gizi yang optimal selama enam bulan kehidupan, dan pemberian ASI dengan makanan pelengkap selama enam bulan sampai sedikitnya usia 12 bulan adalah pola pemberian makanan yang ideal buat bayi," kata ADA.

"ASI adalah strategi penting kesehatan masyarakat bagi pencegahan kematian dan ketidak-wajaran anak dan bayi serta meningkatkan keselamatan ibu dari gangguan dan membantu mengendalikan biasa perawatan kesehatan," katanya.
"Penelitian sangat diperlukan mengenai keefektifan upaya peningkatan pemberian ASI," kata perhimpunan itu.

Setelah melakukan kajian yang berlandaskan bukti mengenai manfaat kesehatan, praktik dan sejarah pemberian ASI di Amerika Serikat dan negara lain, ADA menyimpulkan bahwa ASI memperlihatkan susunan gizi yang optimal bagi bayi dan mengurangi resiko bagi banyak kondisi akut dan kronis.

Manfaat ASI bagi bayi:

- Sistem kekebalan yang kuat;
- Penurunan risiko asma, berkurangnya jalur infeksi pernafasan dan gastroenteritis;
- Peningkatan perlindungan terhadap alergi dan gangguan lain;
- Perkembangan rahang dan gigi yang layak;
- Hubungan dengan IQ yang lebih tinggi dan prestasi yang lebih bagus di sekolah;
- Pengurangan risiko gejalan kematian mendadak pada bayi, serta penyakit kronis, termasuk kegemukan, diabetes, sakit jantung, tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi dan leukimia pada anak-anak.

Manfaat ASI bagi ibu:

- Kualitas waktu yang dihabiskan bersama bayi;
- Lebih cepatnya kembali ke berat tubuh pra-kehamilan akibat peningkatan keluarnya kalori;
- Berkurangnya pendarahan pasca-kelahiran, lebih-cepatnya penyusutan uterus dan kembalinya ke lingkaran menstruasi;
- Berkurangnya risiko kanker payudara dan indung telur, serta diabetes jenis 11;
- Kepadatan tulang yang lebih baik dengan berkurangnya risiko retak tulang pangkal paha;
- Peningkatan rasa percaya diri dan berkurangnya resiko depresi pasca-kelahiran;
- Penghematan biaya karena tidak membeli susu formula.

ant/xinhua-oana/ahi


Baca Selengkapnya..

Selasa, 10 November 2009

Pilihan Ikan yang Aman untuk Ibu Hamil

Jakarta, detikHealth - Konsumsi ikan bagi ibu hamil sangat baik karena ikan merupakan sumber asam lemak omega 3 yang bagus untuk perkembangan saraf otak bayi. Tapi ibu hamil juga harus pintar memilih ikan apa yang baik untuk dikonsumsi saat hamil.

Banyak para ahli yang setuju bahwa perempuan yang sedang hamil harus memenuhi asupan ikan dalam makanannya untuk mencapai kesehatan yang baik serta pertumbuhan dan perkembangan janin yang optimal. Badan pengawas makanan dan obat AS (FDA) menyarankan sebaiknya perempuan hamil mengonsumsi setidaknya 12 sampai 14 ons (2 sampai 3 porsi) ikan per minggu.

Seperti diketahui omega 3 sangat penting dalam perkembangan saraf otak janin dan cara yang paling mudah untuk mendapatkannya adalah melalui konsumsi ikan secara teratur. Membatasi atau kurangnya asupan ikan yang masuk ke dalam tubuh dapat merugikan perkembangan mental anak itu sendiri.

Dalam sebuah penelitian ditemukan bahwa ibu yang makan sedikitnya 3 porsi ikan per minggu selama hamil ternyata memberikan hasil yang baik pada beberapa tes mengenai fungsi mental dari si anak setelah lahir.

Sementara itu, ada juga penelitian lain yang dilakukan oleh Dr Emily Oken dari Harvard Pilgrim Health Care di Boston, AS yang memeriksa keseimbangan antara keuntungan dan risiko kontaminasi jika mengonsumsi ikan selama hamil.

Ternyata didapatkan ibu yang mengonsumsi ikan dengan kadar merkuri rendah sebanyak 2 kali seminggu memberikan hasil tes yang bagus pada anaknya, bahkan jika sang ibu hanya makan ikan dalam kalengan saja.

"Perempuan yang mengonsumsi ikan sekitar 14 ons per minggu, rata-rata memiliki perkembangan yang lebih baik sebesar 30 persen dalam hal kemampuan motorik dan hasil tes kognitifnya," ujar Dr Emily Oken, seperti dikutip dari Babycenter, Selasa (10/11/2009).

Disarankan bagi ibu-ibu hamil agar mengonsumsi ikan yang rendah kadar merkurinya, karena jika kadar merkuri terlalu tinggi bisa membahayakan perkembangan otak bayi itu sendiri.

Ibu hamil sebaiknya menghindari ikan todak, king mackerel, tilefish dan ikan kakap karena mengandung kadar merkuri yang lebih tinggi. Tapi bagi ibu hamil disarankan untuk mengonsumsi ikan salmon, sarden, ikan kembung dan ikan air tawar karena kandungan merkurinya rendah.

Hal lain yang harus diperhatikan oleh ibu hamil dalam mengonsumsi ikan adalah memasak ikan tersebut hingga benar-benar matang, untuk itu sebaiknya hindari mengonsumsi sushi atau makanan lain yang mengandung ikan mentah. Serta diusahakan ibu hamil tidak mengonsumsi jenis ikan yang sama dalam waktu satu minggu. Jadi tidak mengonsumsi ikan selama hamil bukanlah pilihan yang tepat, tapi cermatlah dalam memilih ikan apa yang akan dikonsumsi.

Vera Farah Bararah - detikHealth
Baca Selengkapnya..

Asap Kayu Bakar Picu Bronchiolitis Pada Bayi

Columbia, detikHealth - Polusi udara akibat kayu atau hutan yang terbakar saat ini seringkali terjadi. Tapi penting untuk diketahui bahwa hal ini bisa menjadi faktor risiko terjadinya bronchiolitis yang menyebabkan bayi dirawat di rumah sakit pada tahun pertama kehidupannya.

Bronchiolitis adalah infeksi akut saluran pernapasan bagian bawah yang sebagian besar mempengaruhi anak-anak di bawah usia 1 sampai 2 tahun. Kondisi pernapasan ini awalnya terlihat seperti flu biasa namun lama kelamaan bisa menjadi parah. Hal ini dapat disebabkan oleh virus atau juga bisa akibat pembakaran tidak sempurna.

"Bayi yang sering terpapar pembakaran kayu tidak sempurna cenderung lebih sering masuk rumah sakit akibat terkena bronchiolitis," ujar Dr Catherine Karr, asisten profesor pediatri di University of Washington, seperti dikutip dari HealthDay, Senin (9/11/2009).

Karr menambahkan sampai saat ini belum banyak penelitian yang dilakukan untuk melihat efek dari polusi udara pada anak yang masih sangat kecil. Penelitian semacam ini biasanya berfokus pada anak-anak usia sekolah, dan masalah yang selalu dikaitkan adalah hubungan antara asma dengan polusi udara.

Karr dan rekannya menganalisis hampir 12.000 bayi yang terkena bronchiolitis di provinsi Columbia, Inggris. Dalam hal ini peneliti memeriksa pemaparan polutan udara seperti nitrat oksida, karbon monoksida dan partikel lainnya. Selain itu juga dilihat dari mana sumber polutan tersebut.

"Didapatkan bronchiolitis merupakan penyebab nomor satu atau yang paling bertanggung jawab terhadap 13 persen anak-anak kecil yang dirawat di rumah sakit pada tahun pertama kehidupannya," ungkap Karr.

"Penelitian ini mencakup beberapa temuan bahwa asap dari kayu yang dibakar dapat mengiritasi sistem pernapasan dan telah terbukti memiliki efek kesehatan buruk pada paru-paru anak-anak,” ujar George Thurston, direktur Particulate Matter Health Effects Research Center di New York.

Thurston juga menambahkan asap kayu memiliki dampak terbesar terhadap kesehatan paru-paru, sedangkan bahan bakar fosil memiliki dampak kesetahan terbesar terhadap kesehatan jantung karena lebih banyak mengandung logam.

Untuk itu sebaiknya menghindari penggunaan kayu bakar dalam peralatan sehari-hari agar tidak menimbulkan polusi udara dan menghindari anak-anak kecil dari penyakit bronchiolitis.

Vera Farah Bararah - detikHealth
Baca Selengkapnya..

Senin, 09 November 2009

Doyan Minum Manis Bikin Anak Gendut Saat Remaja

Jakarta, detikHealth - Orangtua harus hati-hati dalam memberikan asupan minuman yang manis saat anak masih kecil. Karena apa yang dikonsumsi anak-anak saat berusia 5 tahun akan mempengaruhi lemak tubuh anak tersebut dalam waktu 10 tahun mendatang.

Sebuah penelitian menunjukkan biasanya orangtua tidak terlalu memperhatikan masalah berat badan putrinya dengan membiarkan anaknya tersebut mengonsumsi dua kali atau lebih minuman yang manis setiap harinya saat masih kecil.

"Tingginya asupan minuman yang manis, seperti soda, minuman rasa buah-buahan dan minuman olahraga pada usia 5 tahun, akan dikaitkan dengan lemak tubuh anak tersebut dalam waktu 10 tahun berikutnya," ujar Dr Laura Fiorito dari Pennsylvania State University, seperti dikutip dari Reuters, Senin (9/11/2009).

Fiorito dan rekannya mencatat dalam American Journal of Clinical Nutrition bahwa lemak tubuh yang tinggi selama masa usia remaja telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan seperti kelebihan berat badan (overweight) untuk jangka waktu yang panjang, diabetes atau risiko terkena penyakit jantung.

Tim dari Fiorito meneliti 160 anak kecil perempuan yang masih kecil dan berusia 5 tahun. Dalam hal ini peneliti mengukur berat badan, tinggi badan dan lemak tubuh yang ada. Lemak tubuh dan berat badan yang dimiliki anak-anak ini bergantung dari seberapa banyak anak tersebut mengonsumsi minuman manis setiap harinya.

Setelah faktor-faktor yang memungkinkan mempengaruhi berat badan dengan kadar lemak tubuh, didapatkan anak-anak yang konsumsi dua atau lebih minuman manis setiap harinya memiliki presentasi lemak tubuh yang lebih tinggi dan cenderung kelebihan berat badan dibandingkan dengan anak perempuan yang sedikit mengonsumsi minuman manis.

Anak-anak yang saat berusia 5 mengonsumsi minuman manis kurang dari 1 kali setiap harinya didapatkan kelebihan berat badan sekitar 16 sampai 19 persen dalam 10 tahun berikutnya. Sedangkan anak-anak yang mengonsumsi lebih dari 2 kali minuman manis setiap harinya didapatkan kelebihan berat badan yang lebih besar yaitu sekitar 32 sampai 39 persen.

Oleh karena itu Fiorito dan rekannya menyarankan agar orangtua memperhatikan asupan minuman yang dikonsumsi oleh anak-anak, khususnya minuman dengan kadar gula tinggi. Usahakan anak tidak terlalu sering mengonsumsinya agar anak tidak berisiko kelebihan berat badan.

Vera Farah Bararah - detikHealth
Baca Selengkapnya..

Kebanyakan Fitness Bisa Mengurangi Kesuburan Wanita

Oslo, detikHealth - Perempuan yang keranjingan berlatih kebugaran di tempat fitness berhati-hatilah. Sebuah penelitian menunjukkan terlalu banyak waktu di tempat kebugaran dapat mengurangi peluang wanita memiliki anak.

Peneliti menemukan bahwa latihan sehari-hari yang dilakukan di tempat kebugaran memicu tingkat kelelahan yang tinggi yang membuat masalah gangguan kesuburan meningkat tiga kali lebih banyak.

Pakar kesehatan sepakat latihan fisik memiliki manfaat kesehatan. Namun latihan yang terlalu banyak justru menguras energi dan bisa mengganggu rencana kehamilan yang sukses. Penemuan tersebut dilakukan oleh Norwegian University of Science and Technology terhadap 3.000 perempuan.

Dalam survei itu, para wanita ditanyai tentang frekuensi, durasi dan intensitas dari latihan kebugaran mereka antara tahun 1984 dan 1986. Dalam 10 tahun kemudian peneliti menanyakan lagi masalah kehamilan mereka.

Ketua tim peneliti Sigridur Lara Gudmundsdottir mengatakan, ada dua kelompok wanita yang mengalami peningkatan risiko infertilitas yakni mereka yang melakukan hampir setiap hari atau mereka yang latihan sampai benar-benar kelelahan.

Bahkan dengan mengabaikan faktor umur, berat badan, status perkawinan atau hobi merokok, peneliti menemukan perempuan yang berlatih keras itu punya risiko gangguan kesuburan hingga 3 kali lipat.

Perempuan yang lebih muda lebih rentan terhadap risiko ini. Sementara perempuan usia di bawah 30-an tahun hampir seperempatnya tidak bisa hamil selama tahun pertama mereka berusaha, dibandingkan dengan rata-rata kehamilan nasional sekitar tujuh persen.

Namun dampak negatif dari rutinitas fitness ini tidak menjadi permanen. "Karena mayoritas perempuan yang disurvei pada akhirnya bisa memiliki anak juga," kata Gudmundsdottir seperti dilansir Telegraph, Senin (9/11/2009).

"Perempuan yang disurvei pertengahan tahun 1980-an itu akhirnya memiliki anak-anak di tahun 1990-an," lanjutnya.

Tidak diketahui apakah perempuan yang tadinya sulit mendapat anak itu mengubah aktivitasnya atau melakukan perbaikan hormon.

Gudmundsdottir menyarankan wanita yang menginginkan bayi harus tetap menjaga kebugarannya tetapi jangan melakukan latihan yang begitu esktrim.

"Bagaimana pun kami percaya aktivitas fisik yang sangat tinggi atau sangat rendah memiliki efek negatif pada kesuburan, sementara kegiatan yang takarannya moderat lebih banyak menguntungkan," katanya.

Irna Gustia - detikHealth
Baca Selengkapnya..

Menkes: Infeksi Nosokomial Harus Dikendalikan

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan (Menkes) Endang Rahayu Sedyaningsih meminta pengelola rumah sakit mengerahkan semua sumber daya untuk mencegah dan mengendalikan penyakit infeksi yang terjadi di rumah sakit yang biasa disebut infeksi nosokomial.

Saat memberi sambutan pada seminar tentang keselamatan pasien global di Jakarta, Minggu kemarin, Endang mengatakan langkah itu penting bagi kesehatan dan keselamatan pasien, pengunjung rumah sakit dan pemberi pelayanan di rumah sakit.

Endang menjelaskan, infeksi nosokomial dapat menyebabkan pasien dirawat lebih lama sehingga mengeluarkan uang lebih banyak, pihak rumah sakit pun akan lebih besar mengeluarkan biaya untuk pelayanan dan tidak jarang berakibat kematian.

Selama ini, ia melanjutkan, penerapan pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit dan pelayanan kesehatan lain masih jauh dari harapan. "Untuk itu perlu sosialisasi untuk mendapatkan komitmen dari direktur rumah sakit," katanya.

Dia juga meminta direktur rumah sakit meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petugas pelayanan kesehatan dalam melakukan pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial.

"Teknik sesuai pengetahuan dan teknologi terkini perlu digali dan ditingkatkan. Ini bisa diperoleh dengan mengikuti pelatihan, lokakarya dan seminar," katanya.

Pemimpin rumah sakit, katanya, juga harus menyiapkan sistem dan sarana/prasarana penunjang upaya pengendalian infeksi yang dapat terjadi melalui penularan penyakit dari pasien ke petugas, pasien ke pasien, dan pasien ke pengunjung atau sebaliknya.

Sementara karyawan dan staf rumah sakit, lanjut dia, mesti melaksanakan pencegahan dan pengendalian infeksi sesuai prosedur yang telah ditetapkan.

Pemerintah, kata dia, telah menyusun kebijakan nasional dengan menerbitkan Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes) RI nomor 270/2007 tentang pedoman manajerial pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lain serta Kepmenkes Nomor 82/2007 tentang pedoman pencegahan infeksi di rumah sakit.

Ia menambahkan pemerintah juga memasukkan indikator pencegahan dan pengendalian infeksi ke dalam standar pelayanan minimal rumah sakit dan bagian dari penilaian akreditasi rumah sakit.

Berdampak Besar
Guru Besar Kedokteran dan Epidemiologi Rumah Sakit dari Jenewa, Swiss Prof Didier Pitet mengatakan infeksi nosokomial berdampak besar terhadap keselamatan pasien.

Menurut Dewan Penasehat Aliansi Dunia untuk Keselamatan Pasien itu, infeksi nosokomial menyebabkan 1,5 juta kematian setiap hari di seluruh dunia. Studi yang dilakukan WHO di 55 rumah sakit di 14 negara di seluruh dunia juga menunjukkan bahwa 8,7 persen pasien rumah sakit menderita infeksi selama menjalani perawatan di rumah sakit. Sementara di negara berkembang, diperkirakan lebih dari 40 persen pasien di rumah sakit terserang infeksi nosokomial.

Prof Pitet juga bercerita tentang anak laki-laki usia delapan tahun bernama Cal Sheridan yang harus hidup dengan keterbelakangan mental hanya karena pemeriksaan darah sederhana yang dijalani ibunya semasa hamil.

Ia menjelaskan manusia cenderung melakukan kesalahan, demikian pula dalam pelaksanaan tindakan medis, apalagi dengan dukungan sistem dan fasilitas yang kurang memadai.

Kesalahan itu tentunya tidak disengaja dan tidak besar, tapi tetap bisa mencelakakan atau merugikan pasien. "Manusia memang cenderung melakukan kesalahan, tapi ini bisa diminimalkan kalau sistemnya dirancang dengan baik," kata ahli dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) itu.

Menurut dia, WHO sudah menyusun panduan pencegahan dan pengendalian infeksi pada rumah sakit dan fasilitas kesehatan yang lain. Strategi yang terbukti bermanfaat dalam pengendalian infeksi nosokomial adalah peningkatan peran petugas kesehatan dalam pengendalian infeksi melalui penerapan prosedur kewaspadaan.

Prosedur kewaspadaan itu, katanya, adalah kewaspadaan standar yang diterapkan kepada semua orang, termasuk pasien, petugas dan pengunjung rumah sakit; serta kewaspadaan berdasarkan penularan bagi pasien yang dicurigai terinfeksi.

"Menjaga kebersihan dengan mencuci tangan adalah cara yang mudah dan efektif untuk mencegah infeksi dan perluasan resistensi obat antimikrobial," katanya.

Ia menambahkan WHO menyarankan tenaga kesehatan menggunakan cairan berbasis alkohol untuk membersihkan tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan medis.

Baca Selengkapnya..

Sabtu, 07 November 2009

Penderita Autis Dapat Dikenali Sejak Lahir

JAKARTA, KOMPAS.com - Anak penderita autis memiliki beberapa gejala yang dapat dikenali sejak mereka lahir. Ketika berumur tiga tahun, gejala tersebut lebih jelas terlihat.

Demikian yang disampaikan Roselyn Saez, praktisi anak berkebutuhan khusus, Linguistic Council Indonesia dalam seminar "Your Child is Special" di Menara kuningan Jakarta, Sabtu (7/11).

Penderita autis memiliki beberapa karakteristik seperti kesulitan berkomunikasi dan bersosialisasi. Penderita autis tidak tahu bagaimana mengekspresikan kesenangan atau kesedihannya. Mereka juga tidak tahu caranya berkomunikasi.

"Seorang anak penderita autis tidak tahu bagaimana cara memanggil ibunya, mereka akan menyakiti diri sendiri, memukul dirinya hingga ibunya datang, begitulah salah satu cara mereka memanggil ibunya," ujar Roselyn.

Menurut Roselyn, penderita autis seringkali berbicara dengan nada yang monoton dan tanpa ekspresi. Terkadang mereka mengulang-ulang perkataan orang lain yang mereka dengar, atau biasa disebut echolalia.

Selain lemah berkomunikasi, penderita autis seringkali bertingkah aneh seperti selalu mengulangi kegiatan yang sama setiap harinya. "Misalnya mereka memakai seragam sekolah. Pertama pakai baju, kedua pakai celana, ketiga pakai sepatu, selalu teratur karena mereka sulit meng-organize," ujar Roselyn.

Roselyn juga mencontohkan, seorang muridnya yang menderita autis tidak memiliki ketakutan akan bahaya. "Seorang murid saya yang berusia dua tahun suka naik ke lantai empat, mencondongkan tubuhnya ke bawah, hanya untuk mendapatkan sensasi ngeri, dia tidak tahu itu bahaya," ujarnya.

Selain itu, anak penderita autis juga memiliki obsesi berlebih terhadap sesuatu. Misalnya mereka terobsesi terhadap angka, maka mereka akan terus memperhatikan angka-angka, atau terobsesi terhadap tali, mereka akan memaimkan tali terus menerus. "Penderita autis juga peka terhadap sentuhan. Mereka bisa tersakiti hanya karena sentuhan kecil," katanya.

Meskipun demikian, ada kelebihan unik yang dimiliki anak penderita autis. Mereka dapat mengingat informasi secara detil dan akurat. Ingatan visual mereka juga sangat baik dan mampu berkonsentrasi terhadap subyek atau pekerjaan tertentu dalam periode yang lama.

Anak penderita autis membutuhkan perlakuan khusus dan penanganan sejak dini. Ada beberapa penanganan yang dapat dilakukan seperti memberikan pendidikan khusus, occupational therapy seperti terapi untuk penderita stroke, terapi bicara dan terapi bahasa, terapi fisik dengan melatih
otot-otot mereka, applied behavioral analysis untuk membantu mengenal perilaku mana yang positif atau negatif, picture exchange communication system, yang merupakan metode belajar melalui gambar, mengekspresikan kata melalui gambar yang mudah ditangkap penderita autis.

Roselyn juga mengatakan, tidak ada penyebab pasti anak menderita autis. Bisa akibat lingkungan, atau pola menjaga kesehatan sang ibu sewaktu hamil, bisa juga pengaruh gen. "Unkown, tidak diketahui persisnya karena penyebabnya bermacam-macam," ujar Roselyn.

Seminar "Your Child is Special" memperkenalkan beberapa ciri anak berkebutuhan khusus, pendidikannya, dan cara membangun hubungan yang baik dengan mereka. Seminar ini diselenggarakan oleh Linguistic Council Indonesia bekerjasama dengan Shining Stars, Kuningan Family and Community Center, dan HOPE Worldwide Indonesia.

Baca Selengkapnya..

Jumat, 06 November 2009

Lilin Bisa Jadi Sumber Polusi Udara

Jakarta, detikHealth - Lilin memiliki manfaat yang beragam seperti pengganti cahaya saat mati lampu, bisa memberikan aroma terapi bahkan untuk menciptakan suasana romatis saat makan malam atau candle light dinner dengan pasangan. Tapi tahukah Anda bahwa lilin yang dibuat dari bahan parafin bisa menjadi sumber polusi udara.

Menyalakan lilin yang terbuat dari bahan parafin paling sering digunakan dalam ruangan tertutup yang memunculkan kesan romantis, kehangatan dan wangi, ternyata bisa menjadi sumber polusi udara di dalam ruangan yang belum banyak diketahui orang. Peneliti melaporkan bahwa polusi udara yang dihasilkan salah satunya dikenal sebagai karsinogenesis.

Kadar polusi udara di ruang tertutup tersebut bisa dikurangi dengan menggunakan bantuan ventilasi udara yang baik. Hal ini diungkapkan dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan dalam acara 238th National Meeting of the American Chemical Society (ACS).

"Lilin yang terbuat dari bahan lilin lebah atau kedelai ternyata lebih sehat bagi tubuh, meskipun harganya memang lebih mahal dibandingkan lilin dari parafin," ujar R. Massoudi Ph.D dan Amid Hamidi, Ph.D peneliti dalam studi ini, seperti dikutip dari ScienceDaily, Jumat (6/11/2009).

Lebih lanjut kedua peneliti ini menuturkan bahwa kedua jenis lilin ini tetap bisa mempertahankan suasana kehangatan, romantis dan aroma yang lebih menyehatkan bagi tubuh, karena berasal dari bahan yang lebih alami.

"Sesekali menghirup emisi dari lilin parafin ini mungkin tidak akan mempengaruhi kesehatan. Tapi sering terpapar lilin selama bertahun-tahun ditambah dengan ventilasi yang kurang memadai, justru dapat menimbulkan masalah karena zat tersebut terakumulasi dalam tubuh," tambah Hamidi.

Selain bisa menimbulkan risiko serius, peneliti juga memperkirakan beberapa orang bisa memiliki alergi atau iritasi pernapasan ruang tertutup (indoor) yang mungkin saja diakibatkan bereaksinya polutan dari pembakaran lilin itu.

Jika Anda ingin membuat kejutan romantis dengan menggunakan lilin atau menggunakannya saat mati lampu, sebaiknya pastikan terlebih dahulu bahwa ruangn yang akan digunakan memiliki ventilasi udara yang bagus dan akan lebih baik lagi jika tidak menggunakan lilin dari bahan parafin.


Vera Farah Bararah
Baca Selengkapnya..

Kamis, 05 November 2009

Diabetes Penyebab Kematian Utama Kedua di Perkotaan

JAKARTA, KOMPAS.com — Penyakit diabetes melitus (DM) atau yang biasa disebut kencing manis telah menjadi penyebab kematian utama kedua pada penduduk usia 45-54 tahun di wilayah perkotaan.

Menurut Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan Tjandra Yoga Aditama di Jakarta, Kamis (5/11), diabetes mengakibatkan 4,7 persen kematian penduduk perkotaan pada kelompok usia tersebut.

Sementara prevalensi nasional diabetes berdasarkan hasil pemeriksaan gula darah pada penduduk umur di atas 15 tahun di perkotaan, kata Tjandra, mengutip Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2007, sebanyak 15,7 persen.

"Dan hampir 80 persen kasus adalah diabetes tipe dua. Artinya, gaya hidup yang tidak sehat menjadi pemicu utama peningkatan kasus diabetes di Indonesia," kata Tjandra.

Hal itu didukung oleh hasil Riskesdas Tahun 2007 yang menunjukkan tingginya jumlah penduduk yang mengalami obesitas (kegemukan), kurang banyak mengonsumsi buah dan sayur, kurang melakukan kegiatan fisik dan merokok.

Prevalensi nasional obesitas umum pada penduduk usia di atas 15 tahun mencapai 10,3 persen, prevalensi kurang makan buah dan sayur sebanyak 93,6 persen, prevalensi kurang kegiatan fisik 48,2 persen, dan prevalensi merokok 23,7 persen.

Menurut Tjandra, pemerintah berusaha mengendalikan faktor risiko untuk menurunkan kesakitan, kecacatan, dan kematian akibat diabetes. Faktor risiko yang dimaksud, yakni konsumsi sayur dan buah rendah, kurang berolahraga, obesitas, hipertensi, kebiasaan merokok, hiperglikemia, hiperkolesterol, dan konsumsi alkohol.

"Fokusnya pada pencegahan dini dengan upaya promotif dan preventif, tapi tentu tanpa mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif," kata Tjandra.

Hal itu, kata dia, antara lain dilakukan dengan mengampanyekan penerapan perilaku hidup sehat kepada seluruh kelompok masyarakat melalui para pendidik dan kader kesehatan.

Baca Selengkapnya..

Makan Cepat-cepat Berisiko Bikin Gemuk dan Obesitas

London, detikHealth - Ternyata bukan hanya makanan cepat saji yang bikin gemuk, tapi makan cepat-cepat pun bisa membuat seseorang lebih gemuk. Studi tentang kebiasaan makan ini membenarkan pepatah orang tua yang mengatakan bahwa sebaiknya seseorang mengunyah makanan minimal 20 kali sebelum menelan.

Studi menunjukkan bahwa orang yang menelan makanannya dengan cepat cenderung mengonsumsi makanan lebih banyak dibanding orang yang makan dengan santai. Peneliti percaya bahwa makan cepat akan menghentikan produksi hormon peptida YY dan glukagon-peptida di usus yang bertindak sebagai pengerem nafsu makan pada otak.

Hormon yang seharusnya memberi tahu otak bahwa makanan di perut sudah penuh menjadi tidak berfungsi. Akibatnya, seseorang tidak akan merasa kenyang dan menjadi keterusan makan.

Professor Stephen Bloom dari Imperial College, London mengatakan bahwa tren makan cepat yang biasa dilakukan pekerja kantoran atau orang-orang yang sibuk akan memicu risiko obesitas. "Makan cepat sambil mengerjakan pekerjaan di depan komputer akan mempercepat risiko obesitas," ujar Stephen seperti dikutip dari Dailymail, Kamis (5/11/2009).

Untuk itu, Stephen menganjurkan agar seseorang tidak makan dengan cepat-cepat. "Tidak ada salahnya makan dengan perlahan-lahan dan terkontrol. Dengan begitu seseorang justru bisa lebih langsing," jelas Stephen.

Dalam studinya, peneliti mencoba membandingkan pengaruh pola makan cepat dan perlahan pada partisipan terhadap kadar glukosa, insulin dan lemaknya. Masing-masing partisipan diberi makan 300 ml es krim dan diinstruksikan untuk makan dengan kecepatan yang berbeda-beda.

Selain mengukur kadar gula darah, peneliti juga mengukur kadar hormon peptida YY dan glukagon-peptida yang berfungsi mengirim sinyal pada otak untuk berhenti makan.

Hasilnya adalah, partisipan yang makan es krim dalam waktu 30 menit memiliki kadar hormon yang lebih tinggi dalam darah dan merasa sudah kenyang dibanding mereka yang makan dengan buru-buru. Itu artinya partisipan yang makan dengan terburu-buru akan memiliki hormon peptida YY dan glukagon-peptida yang lebih sedikit dalam tubuhnya.

Studi ini dimuat dalam Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism. "Banyak orang yang sudah tahu bahwa makan cepat bisa menimbulkan konsumsi berlebih dan obesitas. Beberapa studi sebelumnya pun sudah membuktikannya. Namun tetap saja banyak orang yang sulit menghentikan kebiasaan buruknya itu," ujar Dr Alexander Kokkinos, dari Laiko General Hospital, Athena, Yunani.

Nurul Ulfah - detikHealth

Baca Selengkapnya..

The Power of Nasi Urap

KOMPAS.com - Simaklah keindahan dalam sepiring nasi urap. Warna-warninya sungguh menakjubkan. Di balik keragaman bahan dan warna itu, sesungguhnya tersimpan sumber nutrisi yang luar biasa lengkap dan sehat. Mungkin karena itu nasi urap dibuat sebagai rangkaian upacara pertanda syukur, berkaitan dengan kelahiran seseorang.

Nasi
Sumber karbohidrat, juga lemak, protein, air (pada nasi putih lebih tinggi dibanding nasi merah), vitamin B1, kalsium (lebih tinggi pada nasi merah), dan zat besi.

Bayam
Bayam oleh orang Barat disebut "rajanya sayuran" karena kandungan gizinya yang unggul dibandingkan dengan jenis sayuran lain. Selain vitamin A, bayam merupakan sumber vitamin B1, B2, B6, C, E, dan K. Sayuran ini juga mengandung serat dan 13 senyawa flavonoid yang berfungsi sebagai antioksidan dan antikanker.

Kacang panjang
Setiap 100 gram kacang panjang mengandung karbohidrat, kalori, lemak, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin A dan vitamin B1.

Taoge
Daripada kacang aslinya, menurut riset, nilai gizi kacang hijau justru meningkat setelah dibuat kecambah. Peningkatan vitamin C misalnya, bisa lebih dari 500 persen.

Wortel
Selain rasanya manis, kandungan gizi wortel cukup lengkap, antara lain mengandung karbohidrat, protein, lemak, kalsium, dan zat besi. Wortel juga sangat kaya akan vitamin A.

Timun
Timun bisa dibilang merupakan sayuran yang sering diremehkan dan diperlakukan sekadar sebagai hiasan. Timun bahkan disingkiri karena dicurigai dapat menimbulkan keputihan. Padahal, kandungan gizi dalam timun tak kalah dibandingkan dengan berbagai jenis sayuran lainnya.

Kemangi
Oleh para peneliti kemangi diketahui memiliki kandungan vitamin dan mineral yang luar biasa penting. Karena itu, di negara-negara Barat, kemangi biasanya dipakai untuk campuran obat.

Telur ayam
Seratus gram (sekitar 2 butir) telur ayam kampung mengandung 12,8 protein. Kandungan energinya juga cukup tinggi, yaitu 162 kalori, lemak 11,5 gr, karbohidrat 0,7 gr, vitamin A, dan tiamin.

Kelapa
Urap memerlukan sambal, berupa kelapa setengah tua yang diparut. Kandungan gizi dalam buah kelapa bukan hanya terdapat dalam air kelapa saja, yang merupakan minuman isotonik alami. Buah kelapa juga memiliki nutrisi sangat baik. Lemak nabati dalam kelapa setengah tua tak perlu dikhawatirkan karena tidak ada proses penggorengan dalam pengolahan bumbu urap.

Cabai rawit
Jangan remehkan cabai rawit. Bukan hanya karena rasa pedasnya, melainkan kandungan nutrisinya yang sebenarnya cukup lengkap.

Kencur
Kencur dalam bumbu urap digunakan sebagai bumbu yang memberi rasa dan aroma sedap. Dalam pengalaman empiris para ahli jamu, kencur digunakan untuk menambah nafsu makan dan sebagai tonikum dan ekspektoran.

Bawang putih
Bawang putih memiliki kandungan utama alisin yang merupakan zat antioksidan, antikanker, antitrombotik, antiradang, serta penurun tekanan darah dan kolesterol.

Daun jeruk purut
Kandungan terpenting yang ada dalam jeruk purut adalah tanin, steroid, triterpenoid, dan minyak aisiri.



Editor: Anna

Sumber : www.gayahidupsehatonline.com


Baca Selengkapnya..
 

Featured