Senin, 29 Juni 2009

Perlunya Membaca Label Makanan

Artikel yang pernah dimuat Kompas Cyber Media ini mengingatkan kita untuk selalu berhati-hati saat membeli produk makanan. Semoga bermanfaat.

Demi kesehatan, banyak orang yang melakukan berbagai cara, mulai dari berolahraga, diet atau menjalankan pola hidup sehat.

Namun ada satu hal yang kerap dilupakan, yaitu untuk selalu berhati-hati saat membeli produk makanan, dengan membaca label yang tertera pada kemasan. Membaca label makanan dengan benar dapat mendukung diet Anda.

Berikut beberapa hal yang bisa dijadikan petunjuk untuk melihat komposisi makanan yang terdapat di dalam produk tersebut, sebagaimana yang dianjurkan oleh FDA (Food and Drug Administration), Amerika Serikat.

1. Informasi gizi (nutrition facts). Di situ tertera informasi takaran penyajian dan jumlah penyajian per kemasan. Hal ini penting untuk dicermati untuk mengetahui jumlah kandungan makanan yang masuk ke dalam tubuh bergantung pada banyak kandungan per sajiannya.

2. Periksa kadar kalori. Dalam kemasan akan tertera kadar kalori dan kalori dari lemak. Hal ini menunjukkan berapa banyak energi yang akan dikonsumsi. Bila terlalu banyak mengonsumsi kalori dalam sehari akan meningkatkan berat badan dan risiko kegemukan. Sebagai patokan, bila tercantum 40 kalori maka tergolong rendah, 100 tergolong sedang, dan 400 adalah tinggi.

3. Komposisi makanan. Di sini akan tercantum kandungan apa saja yang terdapat di dalam produk makanan, seperti kandungan lemak, karbohidrat, protein dan vitamin.

Terdapat beberapa kategori lemak, yaitu bebas lemak (mengandung 0,5 gram per takaran) dan rendah lemak (kurang lebih 3 gram). Ada juga produk makanan yang tergolong lean (kurang dari 10 gram lemak, 4,5 gram saturated fat, dan tidak lebih dari 95 miligram kolesterol) dan bebas kolesterol (kurang dari 2 miligram kolesterol dan 2 gram saturated fat per takaran).Bila memiliki riwayat sakit jantung dan obesitas maka jumlah kandungan lemak, saturated fat dan kol�sterolnya harus rendah. Untuk yang mengidap penyakit darah tinggi, kadar sodiumnya harus rendah.

Angka yang tercantum di label makanan menggunakan persen, yang merupakan nilai harian. Hal ini dapat membantu Anda menentukan besar kandungan yang terdapat pada satu takaran, dari 2000 kalori (untuk diet) yang dibutuhkan per harinya. Misalnya, kandungan lemak total pada sebuah produk adalah 4 persen, berarti jumlah tersebut merupakan jumlah yang dianjurkan dari 2.000 kalori yang dibutuhkan per hari. Semakin banyak Anda mengonsumsinya, maka semakin besar pula jumlah lemak yang masuk ke dalam tubuh (berarti lebih dari yang dibutuhkan). ADT
Baca Selengkapnya..

Jumat, 26 Juni 2009

Kita Semua Butuh Omega-3

Khasiat omega-3 kerap disebut-sebut orang. Konon, ia dibutuhkan sejak jabang bayi sampai hari terakhir tinggal di Bumi. Toh tetap ada yang harus diwaspadai ibu hamil dan anak-anak, terutama saat mengonsumsi ikan, pangan yang paling banyak mengandung omega-3.

Istilah omega sendiri berasal dari Bahasa Latin, artinya "ujung netral" atau "terakhir". Dalam struktur kimia organik, apabila letak atau posisi ikatan rangkap berada pada atom karbon ketiga terhitung dari gugus metil, asam lemak itu dinamai omega-3.

Sementara di "alam nyata", keberadaan omega-3 bisa dilacak pada setiap produk makanan yang kemasannya mencantumkan kandungan linolenat, EPA, atau DHA.

Bisa tak pulih

Mari kita runut manfaat omega-3. Buat bayi, zat gizi ini penting untuk perkembangan fungsi saraf dan penglihatan. Bahkan jauh sebelum bayi lahir, persisnya saat proses tumbuh kembang otak janin mulai berjalan, ibu hamil sangat dianjurkan mengonsumsi pangan sumber omega-3.

Fase cepat tumbuh otak pada janin terjadi ketika berusia 30 minggu sampai 18 bulan. Pada fase ini, jika janin kekurangan gizi, akan terjadi kondisi irreversible (tidak dapat pulih). Otak anak-anak sendiri masih tumbuh sampai usia sekitar lima tahun. Tak heran, usia balita disebut golden age yang harus terhindar dari kondisi kekurangan gizi.

Di usia dewasa, omega-3 punya peran khusus. Otak, susunan saraf pusat, saraf tulang punggung, sebagian besar terdiri atas asam lemak tidak jenuh (esensial). Terjadinya degenerasi (kerusakan) susunan saraf banyak disebabkan oleh kurangnya asam lemak esensial ini (omega-3 dan omega-6), menyebabkan premature senile dementia, atau hilangnya daya ingat di usia menengah dan turunnya fungsi otak secara drastis.

Omega-3 juga berperan penting dalam meningkatkan kekebalan tubuh dan menghambat beberapa jenis kanker. Ia juga menurunkan risiko penyakit jantung koroner hingga 50%, menekan kolesterol jahat (LDL) sehingga mengurangi risiko aterosklerosis (penyumbatan pembuluh darah) yang sering menyebabkan penyakit jantung koroner atau stroke.

Sejumlah negara maju (Kanada, Swedia, Inggris, Australia, dan Jepang) dan WHO telah menetapkan rekomendasi tentang asupan omega-3 untuk setiap orang, yaitu 0,3 - 0,5 g/hari (EPA + DHA) dan 0,8 - 1,1 g/hari (asam linolenat). Sementara lembaga lain menyarankan asupan linolenat 0,6 - 1,2% dari total energi atau 1,3 - 2,7 g/hari berdasarkan konsumsi energi 2.000 Kkal.

Batas bawah yang ditetapkan, yakni 1,3 g/hari, adalah asupan cukup untuk mencegah defisiensi asam linolenat, sedangkan batas atas ditetapkan berdasarkan asupan tertinggi dari survai konsumsi individu di Amerika Serikat dan Kanada. Angka tadi dimaksudkan untuk mempertahankan kesehatan yang optimal, bukan pencegahan penyakit kronis.

Telur sakti

Di pasaran bisa dijumpai telur yang mengandung omega-3 tinggi. Untuk menghasilkan telur ini, ayam diberi pakan biji-bijian, minyak nabati dan suplemen vitamin E. Sebaliknya, pakan dari sumber hewani dihilangkan. Ini merupakan terobosan untuk mengantisipasi salah satu sisi negatif telur, pangan sumber kolesterol yang ditakuti oleh sebagian masyarakat.

Sayangnya, telur kaya omega-3 itu ternyata rendah landungan omega-6-nya. Padahal, omega-6 bermanfaat untuk mencegah terjadinya gangguan pertumbuhan, gangguan fertilitas, kerapuhan sel darah merah, dan gangguan pada sistem kekebalan tubuh. Sumber utama omega-6 ini adalah biji bunga matahari dan kedelai.

Ikan-ikan laut dalam diketahui kaya akan kandungan omega-3. Namun, dalam proses pengolahan (precooking dan sterilisasi), seperti pada ikan sarden, omega-3-nya banyak yang rusak. Pada saat precooking, misalnya, minyak ikan yang kaya omega-3 terbuang atau lebih banyak digunakan sebagai pakan ternak. Sebagai gantinya, kalangan industri melakukan proses pengayaan.

Pemanasan juga berpotensi menurunkan kandungan asam lemak omega. Namun, ibu-ibu di rumah tidak perlu khawatir, memasak dengan microwave (suhu 110oC, selama enam menit) tidak akan menyebabkan kerusakan asam lemak omega secara berarti.

Untuk mendapatkan asupan gizi omega-3 sesuai anjuran, setiap orang hendaknya mengonsumsi ikan dua kali seminggu, terutama ikan berlemak. Kadar omega-3 ikan bervariasi, tergantung spesiesnya dan lingkungan tempat ikan tinggal. Ikan lele yang sengaja dipelihara mengandung omega-3 lebih rendah dibandingkan dengan lele liar yang hidup di perairan. Tapi ikan salmon, kandungan omega-3-nya relatif sama, baik yang dipelihara maupun yang hidup bebas.

Tapi hati-hati, ikan yang hidup di perairan tercemar akan menjadi ancaman bagi kesehatan. Cemaran itu bisa berupa dioksin, merkuri, atau kontaminan lainnya. Oleh karena itu, anak-anak kecil atau ibu hamil sebaiknya berhati-hati dalam memilih dan mengonsumsi ikan, karena mereka termasuk golongan rawan yang mudah terpapar cemaran.

Sebaliknya, mereka bukan kelompok yang berisiko menderita serangan penyakit jantung. Sementara orang-orang berusia setengah baya dan wanita menopause, konsumsi ikan menjadi sangat penting karena efek pencegahannya terhadap penyakit jantung lebih menonjol dibandingkan dengan risiko kesehatan akibat cemaran yang mungkin ada di dalamnya.

Untuk menghindari dampak buruk akibat cemaran, sebaiknya ikan yang dimakan beragam, tidak mengandalkan hanya pada 1 - 2 jenis ikan.

Apabila yakin perairan di sekitar kita relatif bersih dan minim cemaran, konsumsi ikan sejak dini sangat diajurkan untuk membentuk pola makan yang sehat.

Khusus penderita penyakit jantung koroner, sebaiknya tidak mengandalkan konsumsi ikan saja sebagai satu-satunya sumber omega-3.

Apalagi konsumsinya harus bersifat jangka panjang. Mengonsumsi suplemen minyak ikan yang sekarang banyak dijual secara komersial dapat dipertimbangkan.

Namun, seperti biasa, sebelum mengonsumsi, tanyakan dosis yang tepat pada ahlinya.

Prof. Dr. Ali Khomsan

Baca Selengkapnya..

Kamis, 25 Juni 2009

Mengatasi Gangguan Punggung

Untuk Anda yang sering mengalami gangguan punggung akibat beban pekerjaan di tempat kerja Anda, sempatkan membaca artikel ini. Semoga bermanfaat.

Tahukah Anda bahwa tanpa kita sadari banyak organ tubuh kita bekerja 24 jam non-stop? Punggung adalah salah satunya. Dalam keadaan tidurpun, punggung tetap menjalankan fungsinya untuk senantiasa menjaga postur tubuh kita. Mengingat punggung bekerja selama 24 jam, seringkali kita lupa memberinya perhatian. Coba hitung berapa kali anda olah raga dalam seminggu, merasa stress atau berapa menit anda berdiri atau duduk dalam sehari? semua jawaban pertanyaan diatas sangat berhubungan dengan kesehatan punggung Anda.

Punggung tersusun dari 24 buah tulang yang disebut Vertebrae (tulang belakang). Masing-masing vertebrae dipisahkan satu sama lain oleh bantalan tulang rawan atau diskus. Seluruh rangkaian vertebrae ini membentuk tiga buah lengkung alamiah, yang menyerupai huruf S.

Lengkung paling atas disebut juga segmen servikal (leher), kemudian diikuti segmen toraks (punggung tengah) dan yang terbawah yaitu lumbar (punggung bawah). Lengkung lumbar bertugas untuk menopang berat seluruh tubuh dan pergerakan.

Postur tubuh yang baik akan melindungi kita dari cedera sewaktu melakukan gerakan karena beban disebarkan merata keseluruh bagian tulang belakang. Postur tubuh yang baik akan diperoleh jika telinga, bahu dan pinggul berada dalam satu garis lurus nke bawah.

Komponen punggung
Otot punggung ditunjang oleh punggung, perut, pinggang dan tungkai yang kuat dan fleksibel. Semua otot ini berfungsi untuk menahan agar tulang belakang dan diskus tetap dalam posisi normal. Kelemahan pada salah satu otot akan menambah ketegangan pada otot lain dan akhirnya menimbulkan masalah punggung.

Diskus. Bantalan tulan rawan yang berfungsi sebagai penahan goncangan ini terdapat diantara vertebrae, sehingga memungkinkan sendi-sendiuntuk bergerak secara halus. Tiap diskus memiliki bagiam tengah seperti bunga karang (berongga kecil-kecil) dan bagian luar yang keras dan mengandung serat saraf untuk rasa nyeri. Juga terdapat cairan yang mengalir kedalam dan keluar diskus. Cairan ini berfungsi sebagai pelumas sehingga memungkinkan punggung bergerak bebas. Diskus yang sehat bersifat elastis, mudah kembali ke bentuk semula jika tertekan diantara kedua vertebra.

Pada saat tidur, sangat sedikit cairan yang keluar dari diskus. Itulah sebabnya kita sering mengalami kekakuan otot ketika baru bangun tidur. Gerakan mendadak yang dilakukan sewaktu baru bangun tidur dapat mengakibatkan cedera punggung.

Perusak punggung
Banyak orang yang tidak menyadari kalau mereka sesungguhnya selalu mempekerjakan punggungnya setiap kali duduk, berdiri ataupun berbaring. Jadi punggung bekerja non stop selama 24 jam sehari.

Buruknya postur tubuh, kegemukan (obesitas) dan gerakan yang kurang benar selama bertahun-tahun, akan mengakibatkan kelainan pada otot dan diskus, bahkan bisa berakibat nyeri punggung.

Beberapa penyalahgunaan punggung :
• Stress. Punggung sangat sensitive terhadap ketegangan otot akibat stress sehari-hari. Dalam keadaan lemah dan kaku, otot punggung mengalami spasme (kejang). Kondisi ini menyebabkan aliran darah yang mengangkut oksigen menjadi terhambat, sehingga otot kekurangan oksigen. Akibatnya, penderita mengalami nyeri yang semakin parah jika tidak segera ditangani dokter.
• Postur tubuh yang buruk. Postur tubuh yang kurang tepat menyebabkan lengkung tulang belakang tidak berada dalam satu garis lurus sehingga mudah cedera dan menimbulkan kelainan premature pada diskus. Diskus yang rapuh tidak lagi mampu menjadi bantalan vertebra. Kelainan akibat postur tubuh yang buruk yaitu tulang belakang terlalu melengkung ke depan atau belakang.
• Kurang Olahraga. 80 % kasus nyeri tulang punggung disebabkan karena buruknya kelenturan (tonus) otot atau kurang berolahraga. Otot yang lemah, terutama pada daerah perut, tentu tidak mampu menyokong punggung secara maksimal.
• Cedera dan ketegangan otot. Gerakan memutar, membungkuk atau mengangkat beban berat yang tidak dilakukan secara benar, akan mengakibatkan ketegangan pada otot atau cedera ligamen (jaringan eleastis yang menjaga kestabilan tulang). Hal yang sama juga dapat terjadi akibat gerakan secara mendadak dalam berolahraga, misalnya ketika berganti atau arah.
• Osteoarthritis. Proses penuaan menyebabkan diskus keluar (menonjol) dari tempat semestinya dan menghasilkan pertumbuhan tulangbaru seperti taji yang menimbulkan radang sendi disertai nyeri. Postur tubuh dan perawatan tulang belakang yang baik biasanya dapat meredakannya.

Masalah punggung bawah, gangguan yang seringkali membuat penderita datang berobat adalah :
• Ketegangan pada otot dan ligamen (sindroma muskulo-ligamentosa). Postur tubuh yang buruk, yang berlangsung selama bertahun-tahun dapat menyebabkan otot dan ligamen punggung regang atau robek. Demikian juga dengan cedera punggung yang lama dan tidak mdiobati. Gejala : Nyeri dan kaku pada punggung, gerak terbatas.
• Cedera pada sendi dan ligamen panggul (sindroma sakroiliaka). Gerakan berputar secara mendadak dapat menyebabkan peregangan, keseleo atau robekan pada otot dan ligamen (jaringan yang menghubungkan antar tulang) sendi panggul. Gejala : Nyeri tajam pada kedua sisi panggul sewaktu penderita berdiri..
• Cedera sendi (sindroma faset). Pergeseran ringan pada permukaan sendi dapat menyebabkan saraf disekitarnya terjepit atau tertekan. Ligamen disekitar sendi menjadi kejang dan bengkak. Kondisi ini jika dibiarkan selama bertahun-tahun dapat meningkatkan risiko terjadinya cedera punggung. Gejala : Kaku dan nyeri sewaktu membungkuk atau berputar.
• Gangguan keseimbangan otot dan pertumbuhan Perkembangan fisik yang abnormal atau tidak seimbang menyebabkan salah satu tungkailebih pendek atau lebih panjangsehingga menimbulkan rasa tidak nyaman atau nyeri.
• Cedera Diskus (sindroma diskus) Diskus, yang seharusnya berfungsi sebagai bantalan vertebra, menonjol keluar akibat adanya tekanan, mengalami penipisan (degenerasi) karena proses penuaan atau robek. Cedera diskus dapat disebabkan karena gerakan yang dilakukan secara mendadak. Gejala : Nyeri punggung yang berat dan menetap ketika penderita dalam posisi terlalu membungkuk. Juga disertai nyeri tungkai.
• Skoliosis Tulang belakang membelok ke kanan atau kiri � seringkali terjadi pada remaja wanita � dimana keadaan ini akan menyebabkan radang sendi punggung yang nyeri. Gejala : Bahu terangkat, tulang belikat menonjol.

MENGATASI NYERI PUNGGUNG
• Jauhi stress, belajarlah bersikap rileks dan sejenak menjauhi rutinitas.
• Mempelajari cara mengangkat beban, berdiri, duduk dan berbaring dengan benar.
• Olahraga teratur, bermanfaat untuk meningkatkan kelenturan otot-otot dan sendi punggung.
• Jalani gaya hidup sehat, dengan belajar mengatasi stress dan menjaga berat badan seimbang.

Sumber: Website Departemen Kesehatan RI
Baca Selengkapnya..

TIPS : 10 Cara BEROBAT Secara EFISIEN

Oleh Dr. Handrawan Nadesul

Dalam keadaan sekarang ini hidup terasa semakin sulit. Segala hal menjadi mahal. Dulu, jika sakit, tinggal pergi ke dokter. Tapi sekarang ini banyak orang yang tidak bisa selalu menebus obatnya, jika pergi ke dokter.

Sama seperti harga barang lain, harga obat pun ikut-ikutan terbang ke langit. Sementara upaya untuk mengobati diri sendiri pun bukan tanpa bahaya. Jika yang diobati sendiri bukan penyakit ringan, ongkos pengobatannya menjadi lebih besar. Misalnya, jika harus dirawat di rumah sakit. Memang ada kondisi yang bisa diobati sendiri dengan obat warung. Tapi ada saatnya pula kapan harus ke dokter, serta bagaimana bersikap kritis dan rasional dalam penggunaan obat.

Berikut ini ada sepuluh panduan yang mungkin bisa dimanfaatkan agar lebih efisien dalam berobat.

1. Tidak semua keluhan sakit memerlukan obat.

Betul. Bagaimanapun obat menjadi "racun" jika salah alamat dan dipakai secara berlebihan. Sekalipun itu obat warung, pasti ada efek sampingannya. Lebih-lebih jika sering dipakai. Efek sampingan obat sakit kepala terhadap ginjal dan hati, misalnya. Orang Amerika sudah jera, sebab obat sakit kepala (aspirin) dulu diperlakukan masyarakat mirip kacang goreng. Sakit kepala sedikit, langsung minum obat.

Pihak yang konservatif lebih takut menggunakan obat, sehingga tidak sebentar-sebentar minum obat. Betapa ringannya pun obat itu pasti ada efek buruknya bagi tubuh. Mereka yang bergerak di bidang pengobatan alternatif merasa prihatin atas pemakaian bahan kimia obat pada tubuh. Pengobatan homeopathy, mixobition, prana, orthomoleculer medicine, accupressure, maupun akupungtur, sebetulnya hendak menjauhkan tubuh dari imbas bahan kimiawi obat. Jika masih bisa sembuh atau meringankan tanpa obat, sebaiknya tidak memilih obat.

2. Tidak semua obat menyembuhkan penyakit.

Memang, tidak semua obat menyembuhkan penyakit. Jika pemakaian obat yang sama untuk waktu lama tidak mengubah penyakit, mungkin obatnya memang tidak tepat. Dalam keadaan begini, sebaiknya obat segera dihentikan. Prinsip dalam memakai obat memperhitungkan unsur manfaat dan melupakan efek buruknya. Jika masih punya manfaat, efek buruk obat boleh dilupakan. Tapi jika minum obat tidak memberi manfaat, orang cuma memikul efek buruknya. Ini yang harus dicegah.

Banyak pasien kanker juga tidak sudi diberi obat, sebab efek buruk obat kanker dianggap menyengsarakan: rambut rontok, kulit jelek, dan sel darah rusak. Karena manfaatnya cuma memperpanjang hidup dan efek buruknya dirasa menyengsarakan, maka orang tidak memilih obat.

Obat menjadi tidak bermanfaat kalau dokter salah mendiagnosis. Pemakaian obat untuk penyakit baru yang tanpa reaksi kesembuhan harus dicurigai. Dalam hal ini selain salah mendiagnosis, bisa saja dokter salah memberi obat, atau obatnya memang palsu.

Rata-rata obat sudah memberikan reaksi setelah beberapa kali diminum. Obat suntik segera memberikan reaksi. Jika tidak ada reaksi sama sekali, tanyakan pada dokternya. Melanjutkan obat tanpa khasiat, selain merugikan kocek, juga memikul efek buruk obat.

3. Tidak semua obat dalam resep harus diterima.

Benar. Dalam meresepkan obat, dokter berpola pada dua hal. Pertama, memberikan jenis obat untuk meringankan keluhan dan penderitaan pasien. Jenis obat ini sebetulnya perlu tidak perlu. Jika pasien bisa tahan dengan keluhan demam, nyeri, batuk, mual, atau muntahnya, dan dokter memperkirakan tidak akan mengancam jiwa, obat pereda keluhan dan gejala tidak begitu perlu.

Yang lebih perlu tentu obat pokok. Obat ini yang membasmi atau meniadakan sumber penyakitnya. Kalau infeksi, ya, antibiotiknya. Kalau darah tinggi, ya, penyebab darah tingginya. Soal pereda demam, pereda nyeri kepala, pusing, boleh diberi boleh tidak.

Orientasi dokter sering memihak pada permintaan pasien. Kebanyakan pasien mengira keluhan dan gejala yang mereda identik dengan sembuh. Karena itu pasien (dan sering-sering juga dokter) lebih mementingkan obat simptomatik daripada obat untuk meniadakan penyebab penyakitnya. Dengan atau tanpa obat simptomatik, asal pilihan obatnya tepat, sebetulnya penyakit akan sembuh juga.

4. Mutu obat tidak ditentukan oleh harganya.

Bukan sebab harganya tinggi maka obat lebih bermutu. Semua obat generik, yang meniru obat aslinya, jika dibuat dengan standar pembuatan obat yang baik (CPOB), pasti sama manjurnya.

Banyak kali kesembuhan pasien ditentukan pula oleh faktor psikisnya. Rasanya kurang tokcer kalau tidak minum obat mahal. Pasien dari awal sudah tidak percaya pada obat yang berharga rendah. Sugesti begini bisa berpengaruh terhadap proses kesembuhan dan memang bisa tidak sembuh betulan. Efek placebo begini banyak menghantui orang kota. Imbasnya, dokter yang tak mau dianggap kurang bonafid akan selalu memberi resep yang mahal, walaupun ia tahu ada pilihan yang lebih murah. Takut pasien nggak sembuh. Padahal obat sama yang lebih murah mengobati lebih banyak pasien (di pedesaan) yang dari awalnya memang percaya saja.

5. Kebanyakan obat bisa menimbulkan penyakit baru.

Benar. Orang sekarang doyan sekali banyak minum berbagai jenis obat sekaligus. Minum obat jadi kebanggaan. Padahal di negara-negara maju, orang mampu pun semakin membatasi pemakaian obat.

Semakin berderet resep yang diberikan dokter, mungkin saja bisa mencerminkan keragu-raguan dokter. Tapi itu juga bisa untuk menenteramkan hati pasien, yang dianggap dokter punya efek menyembuhkan juga.

Banyak ahli obat mencemaskan kecenderungan dokter sekarang yang menulis resep lebih banyak. Resep yang disebut bersifat polypharmacy menjadikan perut pasien mirip apotek. Semua jenis obat masuk. Hal ini sering tidak rasional.

Pemakaian obat secara berlebihan yang tidak jelas manfaat dan tujuannya, jelas merugikan pihak pasien. Kasus kesalahan pihak dokter dalam memberi obat atau iatrogenic menjadi pembicaraan masyarakat modern. Kini, semakin banyak kasus orang sakit akibat kebanyakan obat yang tidak perlu. Penyakit iatrogenic sedang dicemaskan masyarakat yang sadar akan bahaya obat.

6. Pasien tetap punya hak bertanya.

Kesalahan selama ini sebab pasien tidak memanfaatkan haknya untuk bertanya pada dokter yang memeriksanya. Jangankan bertanya obat yang diberikan, soal apa penyakitnya pun sering pasien belum tahu. Pasien cenderung menerima saja apa yang dikatakan dan diberikan dokter.

Di pihak lain, kondisi yang tersedia pada kebanyakan dokter di negara berkembang kurang cukup waktu bagi dokter untuk menjawab pertanyaan pasien. Dokter berpikir, yang penting sembuh, pasien tak perlu banyak bertanya.

Namun dalam hal obat, pasien perlu bertanya. Kultur pasien di Barat selalu memanfaatkan haknya untuk bertanya. Bahkan bertanya apa saja, sebab memang kewajiban dokter untuk menjelaskan, apa yang dilakukan dokter terhadap diri pasiennya. Termasuk obat apa yang diberikan, bagaimana cara kerjanya, apa efek buruknya, dan seterusnya.

Pasien yang banyak bertanya menguntungkan dirinya dalam banyak hal. Begitu juga dalam hal resep yang dia terima. Mestinya, pasien menanyakan jenis-jenis obat yang diresepkan dokter. Apa gunanya dan apa bahayanya. Apakah boleh dikurangi? Misalnya, obat-obat yang cuma meringankan keluhan dan gejala, apa bisa dicoret dari resep atas kesepakatan dokternya.

7. Apotek tidak berhak menukar obat lain dari yang ditulis dokter.

Ya, acap kali terjadi apotek menukar obat yang tidak sesuai dengan yang dituliskan dokter tanpa sepengetahuan dokter. Motifnya lebih karena alasan ekonomi. Mungkin obat yang diminta dokter memang tidak ada. Agar pasien tidak mencari ke apotek lain, apotek menukarnya sendiri dengan obat yang sama dari pabrik yang lain.

Mungkin juga sebab kenakalan apotek, misalnya sengaja menukarnya dengan obat yang walaupun sama tapi harganya lebih tinggi, atau yang memberi untung lebih besar bagi apotek. Ini berarti merugikan kocek pasien, padahal khasiat kesembuhannya tidak berbeda. Sekali lagi obat yang lebih tinggi harganya tidak berarti selalu lebih manjur.

8. Tidak semua obat harus dihabiskan.

Pasien sering bingung apa obat yang diberikan dokter perlu dihabiskan atau tidak. Juga karena komunikasi pasien - dokter yang buntu, pasien dirugikan sebab memakai obat secara salah. Sebab, tidak semua obat yang diberikan dokter perlu dihabiskan. Obat jenis simptomatik, yaitu untuk meredakan keluhan dan gejala pasti tidak perlu dihabiskan. Hanya diminum kalau keluhan dan gejalanya masih ada atau muncul lagi.

Obat yang masih sisa sebaiknya disimpan baik-baik. Jika tahu indikasinya, obat yang disimpan baik bisa dipakai kembali jika mengalami keluhan yang sama.

9. Tidak setiap kali sakit perlu ke dokter.

Benar. Demi penghematan dan efisiensi, masih arif kalau tidak selalu pergi berobat setiap kali sakit.

Untuk dapat berperan demikian tentu perlu pengetahuan medis dari bacaan dan pergaulan. Jika batuk pilek saja, bisa minum obat sendiri. Begitu juga jika mulas, pening, pusing, atau mual.

Hampir kebanyakan penyakit harian, biasanya akan sembuh sendiri walaupun tidak diobati. Tubuh kita punya mekanisme penyembuhannya yang besar. Intervensi obat yang terlalu cepat atau berlebihan justru mengganggu mekanisme alamiah tubuh.

Obat warung dibutuhkan jika orang sudah merasa terganggu dengan keluhannya. Misalnya, peningnya bikin susah tidur, atau mualnya sampai nggak bisa makan, obat baru diperlukan. Selama bisa tanpa obat, biarkan tubuh menyembuhkannya sendiri.

Jadi, kapan kita harus ke dokter? Yaitu bila keluhan dan gejala yang sama tidak menghilang sampai beberapa hari. Atau keluhan dan gejala yang sama berkembang progresif. Semakin hari keluhan dan gejalanya semakin berat. Ini tanda penyakitnya bertambah parah dan perlu intervensi medis.

Batuk-pilek lebih dari seminggu pun perlu diwaspadai. Siapa tahu sudah radang paru-paru, sinusitis, atau congekan. Mengobati sendiri memang tidak selamanya aman, selain berisiko membiarkan penyakit telanjur bertambah parah. Tapi dengan pengetahuan dan wawasan medis yang semakin banyak, di saat harga obat dan berobat menjadi semakin mahal, upaya pengobatan sendiri menjadi pilihan untuk efisiensi.

10. Banyak upaya untuk pencegahan bisa dilakukan.

Motto lebih baik mencegah daripada mengobati harus diingat kembali. Sebetulnya, banyak upaya bisa dilakukan supaya tidak gampang sakit.

Pertama, kondisi tubuh jangan sampai diperlemah. Dalam kondisi seperti sekarang, stres bisa merusak badan juga. Orang kurang doyan makan, menu menurun mutunya, istirahat terganggu sebab semakin susah tidur, pekerjaan bertambah berat karena harus cari tambahan kiri-kanan. Semua itu memperburuk pertahanan tubuh.

Dalam kondisi pertahanan tubuh yang buruk penyakit mudah menyerang. Selain infeksi, maag, darah tinggi, herpes zoster, sering flu, atau kena virus lain yang kesemuanya lazim menyerang orang dengan kondisi tubuh yang dibiarkan menurun terus. Dalam keadaan seperti sekarang ini, tetaplah hidup teratur.

Dalam musim penghujan perlu membuat tubuh lebih hangat. Pilih menu yang hangat, seperti soto, sop, dan berprotein tinggi. Jauhkan menu dan jajanan yang dingin seperti gado-gado, rujak, asinan, buah dingin, masakan Padang, serta semua yang dihidangkan secara instan, tidak panas, atau dimakan mentah.

Ketika tubuh mulai terasa kurang enak, stop kerja berat, makan makanan yang lebih banyak mengandung protein (daging, ikan, susu, telur), dan beristirahat lebih banyak atau lebih sering. Jika merasa lesu dan mengantuk berarti tubuh memang mengajak kita untuk beristirahat. Isyarat ini jangan dilawan. Kalau memang maunya tidur terus, bawalah tidur dan jangan melakukan aktivitas apa pun, sekali pun menonton TV atau membaca.

Banyak penyakit yang menyerang orang yang tubuhnya sedang lemah. Semua penyakit virus, termasuk demam berdarah (yang kini cenderung menyerang orang dewasa juga, selain anak-anak), cacar air, herpes zoster dan herpes simpleks mulut, flu, dan banyak penyakit perut disebabkan oleh virus dari jajanan dan lingkungan kotor.

Semua ancaman di sekitar kita tidak mungkin kita redam. Yang bisa dilakukan hanya membuat tubuh lebih kuat dengan menu bergizi, cukup beristirahat, dan olahraga untuk melawan semua ancaman itu. Jika tubuh terasa loyo, mungkin diperlukan vitamin C, E, dan mineral lebih banyak, selain buah dan sayur-sayuran.

Baca Selengkapnya..

Selasa, 23 Juni 2009

Banyak Keringat Belum Tentu Sehat

Zaman dulu, ada jargon berkeringat itu sehat yang sampai kini masih dipercaya banyak orang. Padahal, jargon itu berasal dari negara sub tropis, itu pun di musim dingin (salju).

Saat itu, orang dipaksa berkeringat dan rajin berolahraga, supaya lebih sehat dan tidak kedinginan. Tetapi di negara tropis, tanpa olahraga pun, tubuh sudah berkeringat. Dalam keadaan berkeringat badan pun terasa tidak nyaman, bahkan bisa menyebabkan jatuh sakit.

Salah satu penyakit yang dapat datang akibat kebanyakan keringat adalah pneumonia.

Pneumonia (long ontsteking, radang paru-paru atau paru-paru basah) dewasa ini begitu populer, karena sering muncul sebagai komplikasi penyebab kematian pada penderita flu burung.

Pneumonia juga menjadi pemicu komplikasi dan penyebab kematian dari penyakit campak dan influenza, terutama pada anak anak.Terjadinya pneumonia sebagai komplikasi dan penyebab kematian penyakit lain ini sebenarnya dapat dicegah, jika tubuh tidak terganggu dalam menjalankan salah satu tugas pentingnya.

Tugas penting itu ialah pekerjaan yang biasa dilakukan sel-sel yang melapisi bagian dalam saluran pernapasan. Tiap sel mempunyai kira-kira 200 silia (sejenis rambut yang sangat halus) dan mengeluarkan cairan encer di permukaannya. Silia itu bergerak secara teratur 10 - 20 kali per detik tanpa henti, menyapu cairan dengan kecepatan 1 cm per menit menuju tenggorokan, untuk kemudian tanpa disadari ditelan.

Normalnya, debu, kuman, asap, dan sejenisnya akan melekat pada cairan, lalu disapu bersih dari saluran pernapasan. Selain itu, cairan tersebut juga menjaga agar saluran napas selalu basah.

Nah, terlalu banyak mengeluarkan keringat, akan menyebabkan cairan itu menjadi kering dan lengket, sehingga tidak dapat dialirkan dan mengumpul menjadi dahak, plus menyumbat saluran napas. Saluran napas yang tersumbat menyebabkan sesak napas dan batuk. Lalu, berkembangbiaknya kuman-kuman dapat menyebabkan penyakit bronkhitis dan paru-paru basah.

Untuk penyembuhan jangka pendek bisa dengan mengencerkan dan mengeluarkan dahak menggunakan alat dan obat, atau biasa dikenal dengan inhalasi uap. Masalahnya, sampai kapan dahak akan terus diencerkan dan disedot lewat inhalasi ?

Ada cara yang lebih rasional dan bersifat jangka panjang, fisiologis dan mudah, yakni dengan mencegah keluarnya keringat secara berlebihan. Minum banyak pun akan sia-sia, kalau ruangannya masih pengap, karena akan keluar lagi melalui keringat. Maklum, udara di negara tropis sangat lembab (banyak mengandung uap air) sehingga kita sangat mudah berkeringat.

Uap air yang keluar ketika mengeluarkan napas mencapai 11 kali lebih banyak dibandingkan dengan udara yang dihisap ketika menarik napas. Jadi, dalam ruangan yang ventilasinya kurang, udara akan makin bertambab lembab, bertambah Co2 dan berkurang oksigennya, sehingga badan menjadi sangat lemah, penyakit pun merajalela.

Untuk mengatasinya, ruangan tidak ber-AC haruslah selalu terbuka agar udara segar dari luar bisa masuk. Kipas angin tidak ada gunanya kalau tidak ada udara segar dari luar yang masuk ke dalam ruangan.

Hindari asap rokok yang mengandung banyak monoksida yang tidak dapat dibersihkan oleh AC dan mengalahkan oksigen masuk ke dalam sel darah.

Jadi, tinggal pilih, mau penyelesaian jangka pendek atau jangka Panjang ?

dr.H.Mohammad Hadad, SpA

Baca Selengkapnya..

Setiap Tahun 30 Ribu Anak Dapat Diselamatkan Dengan Pemberian ASI

JAKARTA--MIOL : Kematian sekitar 30 ribu anak Indonesia setiap tahunnya dapat dicegah melalui pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif selama enam bulan sejak kelahiran bayi, demikian menurut siaran pers dari UNICEF, Rabu.

Pemberian ASI secara eksklusif dapat menekan angka kematian bayi hingga 13 persen sehingga dengan dasar asumsi jumlah penduduk 219 juta, angka kelahiran total 22/1000 kelahiran hidup, angka kematian balita 46/1000 kelahiran hidup maka jumlah bayi yang akan terselamatkan sebanyak 30 ribu.

Namun yang patut disayangkan tingkat pemberian ASI secara eksklusif di tanah air hingga saat ini masih sangat rendah yakni antara 39 persen hingga 40 persen dari jumlah ibu yang melahirkan.

Promosi pemberian ASI masih terkendala oleh rendahnya pengetahuan ibu tentang manfaat ASI dan cara menyusui yang benar, kurangnya pelayanan konseling laktasi dari petugas kesehatan, masa cuti yang terlalu singkat bagi ibu yang bekerja, persepsi sosial budaya dan keagresifan produsen susu formula memromosikan produknya kepada masyarakat dan petugas kesehatan.

Padahal ASI merupakan makanan sempurna yang dapat melindungi bayi dari berbagai jenis penyakit termasuk Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA), diare, gangguan pencernaan kronis, kegemukan, alergi, diabetes dan tekanan darah tinggi.

Menurut ahli gizi anak UNICEF Felicity Savage King ASI juga mengandung asam lemak essensial, asam amino taurine dan elemen nutrisi mikro lain yang sangat penting untuk perkembangan otak.

Ia juga mengatakan bahwa pemberian ASI eksklusif akan berdampak pada sistem endokrin yakni pelepasan hormon prolaktin dan oxytosin yang akan mempengaruhi sikap dan pola asuh ibu.

"Sikap dan pola asuh ibu pada bayinya akan mempengaruhi perkembangan emosional dan otak anak," tambahnya seraya menambahkan bahwa anak-anak yang tidak mendapatkan ASI cenderung lebih beresiko terkena depresi dan masalah emosional lainnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan bahwa pemberian ASI eksklusif juga berdampak baik terhadap kesehatan ibu karena dapat menurunkan resiko terkena kanker payudara dan kanker rahim.

Oleh karena itu ia menyarankan agar semua pihak terlibat dalam kampanye pemberian ASI secara eksklusif.

Pemerintah, kata dia, harus membuat kebijakan nasional yang kuat dan menunjuk individu dengan kemampuan memadai untuk mengoordinir penerapan kebijakan tersebut.

Ia juga menyarankan agar pemerintah mengalokasikan sumber daya yang cukup baik sumber daya manusia, pendanaan maupun pengorganisasian dalam pemberian ASI dan makanan pendamping bagi balita.

Pemerintah, kata dia, juga harus memotivasi petugas kesehatan, pengelola fasilitas kesehatan, dan lembaga profesi agar tidak hanya mengedepankan kebutuhan komersial.

Ia menyarankan agar pemerintah menguatkan penegakan aturan tentang pemasaran susu formula dan pengganti ASI serta menambah jumlah sarana kesehatan yang sayang bayi dan ibu. (Ant/OL-1)

Baca Selengkapnya..

Menyiasati Anak yang Tidak Mau Makan Sayur

Melihat anak tumbuh dan berkembang dengan sempurna adalah harapan setiap orangtua. Tak heran jika untuk mewujudkannya anak diberi makanan yang mengandung cukup gizi dan vitamin.

Salah satu cara untuk memenuhi kecukupan gizi dan vitamin adalah dengan mengonsumsi sayur. Namun bagi sebagian orangtua hal tersebut sulit dilakukan karena anak tidak suka makan sayur. Kalau sudah begini orangtua biasanya membujuk dengan iming-iming agar anak mau menyantap sayur.

Sebenarnya ada cara lain yang dapat di lakukan agar si buyung dan si upik mau makan sayur tanpa harus dibujuk, antara lain sebagai berikut :

1. Buatlah penyajian sayur semenarik mungkin. Misalnya, jika memasak sup, Anda bisa membentuk potongan wortel menyerupai bunga matahari atau menambahkan makaroni dengan bentuk yang menarik. Gunakan pula mangkuk yang cukup besar dengan motif atau gambar yang juga menarik untuk menimbulkan selera makan si anak.
2. Jika anak tetap tidak mau memakan sayur, Anda bisa menyajikan sayur tersebut dalam bentuk jus yang dicampur dengan es, misalnya wortel, tomat atau mentimun. Agar lebih menambah rasa, tambahkan sedikit gula atau madu yang juga baik untuk kesehatannya. Jangan lupa agar tampilannya menarik, hiaslah gelas dengan sedotan warna-warni, payung kecil atau kreasi lainnya.
3. Hal lain yang dapat dilakukan adalah menyusun sayur di atas piring sedemikian rupa sehingga menarik untuk dilihat dan disantap. Anda bisa menggunakan mentimun, wortel, buncis dan seledri untuk membuat wajah orang di atas piring. Berkreasilah semaksimal mungkin dengan sayur yang lain agar nafsu makan si anak bisa muncul. Terkait dengan poin di atas, Anda juga bisa mengajak si kecil untuk ikut berkreasi membentuk makannya menjadi sedap dipandang. Dari langkah ini pun diharapkan seorang anak akan terangsang daya imajinasinya.
4. Saat memasak, ajaklah si kecil untuk turut andil dalam kegiatan ini, misalnya mereka bisa membantu mencuci sayuran yang akan dimasak atau jika anak sudah cukup besar biarkan mereka memotong sayuran tersebut - dengan pengawasan orangtua tentunya. Biarkan pula mereka sesekali mengaduk sayur yang tengah dibuat. Dari sini diharapkan anak akan mencoba memakan apa yang telah dimasaknya.
5. Langkah terakhir yang dapat dicoba adalah dengan menyembunyikan sayur di dalam makanan mereka. Misalnya dengan memasukkan sedikit sayur di dalam roti isi. Selamat mencoba.

Kompas Cyber Media - ASP

Baca Selengkapnya..

Senin, 22 Juni 2009

Setelah Berolahraga Jangan Minum ES!

Intisari - Secara sadar atau tidak, banyak di antara kita sering sehabis olahraga, segera minum air atau minuman dingin yang diberi es batu ke dalamnya atau yang telah disimpan dalam lemari pendingin.

Saat minum, memang terasa segar. Namun, melepaskan dahaga setelah berolahraga dengan cara ini sejatinya tidak benar. Hal itu justru dapat mengganggu metabolisme

Suhu minuman sebaiknya agak dingin, sekitar 5-10 derajat C.

Mengapa?

Pada suhu tersebut, cairan mudah diserap sehingga keringat cepat digantikan. Jumlah air minum atau minuman yang dikonsumsi harus dalam jumlah yang cukup, tergantung pada intensitas latihan, cuaca, dan kelembapan. Minumlah sebelum, selama, dan setelah berolahraga.

Bila berolahraga pada pagi hari, minumlah air sebelum mulai berolahraga sebanyak 300 cc. Bila menderita sakit mag, perlu ditambah dengan makan makanan ringan, seperti crackers misalnya.

Tetap pula minum selama berolahraga, di antara waktu break atau istirahat. Misalnya saat bermain tenis, minumlah pada waktu pergantian set. Bila bersenam aerobik, manfaatkan waktu istirahat yang sebentar itu untuk minum. Demikian pula bila bersepeda. Bukankah biasanya ada tempat khusus untuk menempatkan botol minuman di sepeda?

Yang tidak boleh dilupakan adalah minum seusai berolahraga. Minumlah secukupnya sampai kira-kira suhu tubuh agak normal.

Bila berolahraga cukup lama, antara 1-2 jam, minumlah hanya air putih. Namun, bila waktu berolahraga berlangsung lebih dari 2jam, dianjurkan untuk minum sport drink yang mengandung gula dan mineral, seperti kalsium, natrium, magnesium, klorida, dan lain-lain. Karena kalau berolahraga cukup lama, banyak mineral dan gula yang terbuang sehingga perlu diganti kembali.

Pada waktu berolahraga di udara panas dan lembap dan berlangsung lama (endurance sport) seperti balap sepeda jarak jauh, lari maraton, triatlon, dan lain-lain mutlak perlu minum lebih banyak. Minumlah sport drink agar mineral dan gula selalu cukup sehingga tidak cepat lelah.

Satu hal yang perlu diperhatikan, pada saat melakukan olah raga endurance, seseorang tidak perlu menunggu sampai haus baru minum karena biasanya itu sudah terlambat. Jadi meskipun belum merasa haus dan lapar, tetaplah makan dan minum. Minuman yang dianjurkan, air putih, sport drink dengan gula, misalnya 5% yang mengandung mineral-mineral yang cukup.

Ada beberapa jenis minuman yang tidak dianjurkan dikonsumsi setelah berolahraga. Di antaranya, minuman beralkohol karena menyebabkan diuresis, yaitu merangsang pengeluaran urine.

Demikian pula minuman yang mengandung kafein karena juga bersifat diurektik sebagaimana alkohol. Kedua minuman tersebut menjadi berbahaya bila diminum pada cuaca panas dan lembap, serta saat melakukan olahraga endurance.

Pada saat tidak berolahraga, seseorang pun perlu cukup minum, sebaiknya pada kondisi ini yang diminum air putih saja. Minuman itu tidak panas dan juga tidak dingin. Konsumsi minuman pun dilakukan secara merata baik pada pagi, siang, maupun malam.

Dalam sehari, kebutuhan air minum pada orang sehat sekitar 3-4 liter, tergantung lingkungan-suhu dan kelembapan. Bila suhu panas, lebih-lebih bila panas dan lembap maka asupan cairan tubuh perlu pula ditambah.

Demikian pula pada saat seseorang melakukan olahraga. Saat berolahraga, tubuh beradaptasi dengan beban latihan dan lingkungan dengan cara mengeluarkan keringat. Keringat tersebut perlu segera digantikan, caranya ya dengan minum!

(Oleh : dr. Hario Tilarso, Sp.Ko)

Baca Selengkapnya..

Posyandu, Sejarah dan Perkembangannya

Tulisan yang pernah dimuat Suara Merdeka ini awalnya berjudul “Reformasi Datang, Posyandu Berkurang”. Tulisan ini merupakan hasil wawancara dengan Prof. Dr. Haryono Suyono, sosok yang melekat dengan term Posyandu. Semoga bermanfaat.


MEREBAKNYA kasus busung lapar, polio dan kekurangan gizi yang tersebar di berbagai daerah, sangat mengejutkan. Pemerintah baru bereaksi setelah korban sudah berjatuhan. Padahal, sepuluh tahun yang lalu, Indonesia sudah dinyatakan bebas polio. Bagaimanakah peran Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), yang memang tempat bagi ibu hamil, dan anak-anak memeriksakan kesehatannya? Apakah sekarang sudah tidak lagi berfungsi?

Berikut wawancara dengan tokoh penggagas posyandu, yang juga mantan Kepala Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Prof DR Haryono Suyono, di ruang kerjanya di kawasan Kuningan Jakarta.

Bapak dikenal sebagai penggagas posyandu. Bagaimanakah sejarah posyandu?
Sejak tahun 1970-an, kita sudah mulai dengan Keluarga Berencana (KB). Awalnya, kita hanya menggunakan klinik dengan pendekatan kesehatan yang ditangani para dokter. Namun klinik terbatas jumlahnya. Pada tahun 1973, BKKBN mulai menjemput bola. Artinya, klinik itu tetap dianggap sebagai markas, tapi petugas dan sukarelawan mulai dikerahkan dan menyebar ke desa-desa. Itu kita namakan dengan KB Bersama Masyarakat.

Bagaimana pelaksanaannya di lapangan?
Para petugas lapangan, kiai, sesepuh desa dan orang-orang yang berpengaruh, mengajak pasangan usia subur (PUS) untuk ikut KB, yang dilayani di klinik-klinik. Tapi, karena terlalu banyak, lama-lama kliniknya tidak bisa melayani atau masuk ke desa. Setelah klinik masuk desa, kira-kira tahun 1976 hingga 1978, baru PUS dilayani di pedesaan. Saat itu, muncul istilah yang dikenal dengan KB Desa.

Saat itu sudah banyak yang ber-KB?
Sekitar tahun 1978, setelah mulai banyak akseptor, kita memperkenalkan slogan "Dua Anak Cukup", sedikit anak lebih bagus, baru kita dapatkan 30 - 35% PUS yang ber-KB. Dalam peninjauan bersama direktur jenderal, gubernur, bupati dan kadang-kadang bersama menteri kesehatan, baru diketahui di desa, orang-orang yang ingin dua anak, ternyata gizinya buruk.

Ada upaya untuk meningkatkan gizi mereka?
Pada tahun 1979, bersama Departemen Kesehatan (Depkes), kita munculkan gerakan KB Gizi. Gerakan KB dengan Gizi ini kita kembangkan bersama para akseptor yang ada di desa-desa. Lalu, akseptor membentuk Kelompok Akseptor. Karena konotasinya hanya 'menerima,' pada tahun 1980 mereka ingin lebih 'memiliki.' Kemudian namanya berubah menjadi Kelompok Peserta KB.

Dengan perubahan nama itu ada perubahan tugas dan tanggung jawab?
Ada, kelompok peserta KB itu mulai menimbang bayi. Kita perkenalkan timbangan, dimana batita (bawah tiga tahun) dan balita (bawah lima tahun) selama tiga tahun berat badannya harus terus naik. Timbangan yang dipakai juga harus sama.

Jika ditemukan ada batita yang berat badannya tidak naik, akan ada petugas yang memanggil dokter atau tenaga medis. Dari situ mulai terdeteksi, anak-anak yang berasal dari keluarga kurang gizi.

Lalu digalakkan pula program gizi. Kita mulai dari 15.000 desa, dengan informasi gizi, penimbangan batita dan balita.

Saat itu program KB sudah terpadu?
Pada awal tahun 1980-an, program KB yang sudah bekerja sama dengan tenaga medis, membentuk pos-pos KB dan pos penimbangan. Selain PUS, juga dicari ibu hamil dan kemudian menimbangnya. Itu kita sebut dengan Gerakan Ibu Sehat Sejahtera (GISS). Gerakan tersebut menyantuni ibu-ibu yang sedang hamil. Ibu yang hamil pasti subur, setelah melahirkan, kita tawari untuk memasang spiral. Jadi gerakan tersebut ada maksudnya, ha ha ha...

Hasilnya bagaimana?
Pada tahun 1981-an, petugas KB dan kesehatan menyatu dalam Pos KB dan Pos Penimbangan. Sebagian terbesar masih di pos KB, yang bertugas membagi pil, mengajak orang pakai spiral, dan mengundang bidan ke desa-desa untuk memasang spiral.

Kegiatan tersebut dilakukan dimana saja?
Kita dirikan Pos KB di Pesantren. Sebab, jika kiainya belum bilang "Nyai sudah pakai spiral, masa kamu belum," maka santri dan masyarakat di sekitar pesantren pasti akan berbondong-bondong. Itu terjadi di beberapa tempat, seperti Madura dan Aceh. Waktu itu saya sudah menjadi Deputi Kepala BKKBN. Kalau saya terangkan dengan bahasa ilmiah sampai mulut berbusa, tapi kiainya belum "nyuruh" santrinya, pidato saya tidak "payu" ha ha ha...

Selain manfaat kesehatan, ibu-ibu juga memiliki ketrampilan tambahan, yaitu dapat mengajar mengaji dengan metode Iqro, karya almarhum Humam dari Yogyakarta. Pada saat itu, ibu yang pandai mengaji belum tentu dapat mengajar mengaji. Namun dengan Iqro, mereka jadi bisa mengajarkan pada anak-anaknya.

Saat itu pesertanya sudah banyak?
Betul sekali. Tahun 1983, kelompok-kelompok peserta KB berjumlah 500 ribu, dari 65.000 desa. Bahkan, sampai ke perdukuhan sudah ada pos kesehatannya. Saat pak Suwardjono (bekas Kepala BKKBN-Red) ditarik menjadi Menteri Kesehatan, beliau berkeinginan untuk mengulang konsep kelompok akseptor di bidang kesehatan. Saya yang saat itu menggantikannya menjawab, daripada repot-repot, lebih baik kita satukan saja akseptor kesehatan dengan KB. Disitulah muncul gagasan untuk membentuk posyandu. Pada tanggal 29 juni 1983, posyandu kita kukuhkan, dalam kerja sama antara Kepala BKKBN dengan Menteri Kesehatan.

Bagaimana mekanisme kerja di posyandu, mengingat itu merupakan kerja kolektif dua lembaga?
Kita bagi dalam lima meja untuk pemeriksaan, penimbangan, KB, imunisasi, dan lain-lain. Yang rawan adalah kondisi kesehatan batita, balita dan ibu hamil. Untuk itu, Petugas Lapangan KB (PLKB) bertugas mencari ibu hamil, batita dan balita. Yang melayani di pos adalah petugas dari Depkes.

Meninggalnya ibu hamil, sebagian besar karena dulu pelayanan di rumah sakit kurang bagus, selain karena ibu hamil yang tidak pernah memeriksakan ke petugas kesehatan, sehingga tidak diketahui jika ada kelainan-kelainan. Bisa juga meninggal dalam perjalanan karena perdarahan. Paling tidak, selama empat kali ibu hamil harus memeriksakan kandungannya.

Namun pada perkembangan berikutnya, karena pos ini adalah milik masyarakat, maka ibu-ibu Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) bertindak sebagai pembina atau manajer posyandu di tiap desa. Secara organisasi, mereka yang mengatur, tapi pemerintah mendampingi dengan ketat.

Sebagai program nasional, apakah melibatkan banyak orang yang terlibat?
Saat itu, PLKB berjumlah tidak kurang dari 50 ribu petugas. Mereka keliling mencari ibu hamil. Yang punya anak batita dan balita, harus masuk ke posyandu secara rutin. Begitu pula dengan akseptor, harus rutin.

Jumlah tenaga medis ada berapa orang?
Baru ada delapan ribu bidan ketika itu, sementara jumlah desa ada 65 ribu. Karena terasa kurang, tahun 1984-85 saya lapor ke Presiden Soeharto, meminta tambahan bidan. Oleh presiden direspon dengan Inpres tentang bidan, membentuk sekolah kebidanan, pelatihan bidan. Walaupun tidak semuanya memiliki kualifikasi kelas wahid, akhirnya menghasilkan bidan 65 hingga 70 ribu bidan pada tahun 1990. Saat itu, di setiap desa ada bidan, istilahnya Bidan di Desa.

Bidan di desa diberikan tugas secara terpadu, baik tentang KB maupun kesehatan. Mereka mendampingi ibu-ibu di pedesaan secara profesional dalam bidang kesehatan.

Hasil positif apa yang dicapai dengan program Bidan di Desa?
Masalah-masalah gizi bisa terdeteksi. Begitu pula dengan masalah kesehatan keluarga yang belum ber-KB. Kita juga lakukan vaksinasi polio, hepatitis, dan cacar secara besar-besaran, sehingga masalah yang berkaitan dengan kesehatan dan gizi dapat kita prediksi, termasuk busung lapar.

Pada saat itu, apa kesulitannya?
Pertama, kekurangan tenaga bidan saat itu sudah diatasi dengan inpres bidan. Yang kedua, petugas-petugas KB tidak bisa secara otomatis melayani pemeriksaan kesehatan bagi akseptor di daerah-daerah karena kurangnya bidan. Baru teratasi setelah bidan masuk desa.

Yang ketiga, tidak selamanya sistem gratis itu diminati. Orang-orang yang merasa sudah mempu secara ekonomi, merasa gengsi digratiskan dan mengira, jangan-jangan obatnya murahan. Ada pula yang beranggapan program KB hanya untuk orang miskin.
Oleh karena itu, kita mengadakan reformasi, dengan cara dokter swasta boleh praktek melayani pasien yang ber-KB, boleh menarik biaya, kita jual kondom, dan kita bikin iklan "Ya ya ya..."

Ternyata, barang yang sama, namun dibungkus dengan kemasan yang berbeda dan kita kasih merk itu laku keras. Peserta KB Mandiri mencapai 60 hingga 70%, ada yang tergabung dalam kelomp[ok KB Mandiri. Bidannya juga ada yang mandiri.

Apakah saat itu sudah benar-benar terprogram?
Metode yang digunakan adalah bagaimana kita mencari akseptor KB. Kita menjemput bola, baik di RT maupun RW. Yang menetesi imunisasi bukan saja petugas, tetapi juga kader yang telah kita didik dan latih. Kita juga lakukan simbolisasi dari presiden, menteri sampai lurah, yang ikut menetesi vaksin, sampai akhirnya Indonesia dinyatakan bebas polio.

Karena gerakan ini tidak bisa dilayani oleh petugas puskesmas atau rumah sakit karena terlalu besar dan meyebar, sehingga pelayanannya bersifat menjemput bola. Program imunisasi itu sangat tertolong karena sudah ada posyandu.

Tapi semenjak reformasi, posyandu seperti dilupakan?
Saya terkejut ketika ketua Ikatan Bidan Indonesia datang kesini dan bilang kepada saya kalau kini jumlah bidan di desa tinggal 22 ribu dan banyak posyandu yang bubar.
Kalau posyandu di daerah masih hidup, maka busung lapar, polio, dan muntaber bisa terdeteksi. Tanda-tanda busung lapar kan tidak mendadak, tidak tiba-tiba muncul. Ada tanda-tanda yang mengawali seseorang terkena penyakit kekurangan gizi tersebut.

Apa yang harus dilakukan?
Tidak harus dengan dana besar, karena pada dasarnya masyarakat itu nurut. Namun ini juga bukan soal kepemimpinan yang istimewa, tapi berilah kesempatan bagi masyarakat untuk berkembang dan pemerintah yang mendampingi. (Saktia Andri Susilo-13)
Baca Selengkapnya..

Jumat, 19 Juni 2009

Cuci Tangan Selamatkan Nyawa

Republika Newsroom, Jakarta - Kebiasaan mencuci tangan masyarakat Indonesia masih belum baik. Terlihat dari kebiasaan mencuci tangan dengan menggunakan semangkuk air atau kobokan untuk membasuh tangan sebelum makan. Padahal kebiasan sehat itu bisa menyelamatkan nyawa dengan mencegah penyakit.
Tangan yang terlihat bersih ternyata belum tentu steril. Dampaknya, hampir sama dengan tangan yang kotor bisa menjadi sumber beberapa penyakit yang dapat menyebabkan kematian pada anak seperti diare dan infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Hasil penelitian badan kesehatan dunia (WHO) menunjukan sekitar 1,8 juta orang meninggal karena diare.

Pakar Kesehatan, dr Handrawan Nadesul mengatakan, kebiasaan cuci tangan dengan baik dapat mencegah masuknya sepuluh jenis penyakit diantaranya diare, kolera dan ISPA. "Untuk itu setiap orang perlu diintervensi agar hidup sehat dan mulailah dengan mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir," ungkap Hendrawan dalam diskusi kesehatan anak di Jakarta, Rabu (17/6).

Dia memaparkan, diare, ISPA dan penyakit penyebab kematian pada balita lainnya dapat dicegah dengan penyadaran hidup bersih bagi masyarakat. Peran ibu, dikatakan Hendrawan adalah modal besar dalam pembentukan perilaku hidup sehat, karena ibu yang terlibat langsung dalam menyediakan makanan, mengasuh anak dan penerapan perilaku sehat lainnya.

Menurut artikel dalam British Medical Journal, 51 penelitian yang dilakukan di Inggris menunjukan cuci tangan lebih efektif dibanding obat dan vaksin untuk menghentikan flu.
Biaya Kesehatan

Hanya dengan modal sabun dan air mengalir biaya kesahatan setiap keluarga dapat ditekan hingga 44%. Hal itu menujukan intervensi cuci tangan menurunkan penyakit yang menyebabkan kematian pada anak lebih efektif dibanding cara lain. "Di Filipina dampak ekonomi perilaku cuci tangan dengan sabun dapat menekan biaya kesehatan sebesar 455 juta $ AS," imbuh Handrawan.

Mencegah datangnya penyakit sejak awal tentunya akan mengurangi biaya tinggi untuk pengobatan. Sayang, perilaku cuci tangan dengan sabun kurang dipromosikan sebagai tindakan pencegahan.
Handrawan menyayangkan berbagai pihak lebih banyak fokus pada masalah kesehatan di hulu, yaitu bagaimana cara memberikan pengobatan gratis atau obat murah. Padahal menggiatkan promosi perilaku cuci tangan dengan sabun dapat menekan biaya kesehatan untuk membeli obat, perawatan rumah sakit dan keperluan lainnya ketika seseorang sakit. Selain itu, dengan mencuci tangan dengan sabun akan menurunkan angka izin anak sekolah dan berbagai dampak sosial yang ditimbulkannya.

Menjadi pribadi yang sehat adalah bagaimana seseorang berperilaku sehat. Perilaku sehat dapat dibentuk sejak kecil dengan komunikasi, informasi dan edukasi. Semua kalangan berperan untuk mewujudkan generasi Indonesia yang sehat. Pemerintah berperan menganggarkan dana dan program untuk mencanangkan perilaku hidup bersih dan sehat, sementara itu pihak lain dapat membantu program pemerintah dalam melakukan komunikasi, informasi dan edukasi.

"Namun yang sangat berperan adalah keluarga, terutama ibu. Karena ibu ada dibelakang terciptanya generasi sehat" tegas Handrawan. (cr1/rin)

Baca Selengkapnya..

Undangan Posyandu

Seperti biasanya, satu kali dalam sebulan, di minggu kedua atau ketiga, kegiatan Posyandu di kompleks Gardenia diadakan. Pagi ini undangan datang ke Posyandu dikirim ke rumah oleh pak Satpam. Tertulis besok pagi ibu-ibu diundang ke Balai Riung RT 2, tempat Posyandu diadakan, sambil membawa anaknya untuk ditimbang atau diimunisasi.

Posyandu adalah kegiatan yang sangat bagus. Anak-anak usia balita dikontrol perkembangan kesehatannya; berapa berat badannya, apakah naik atau sama atau turun dibanding bulan yang lalu; berapa tinggi badannya, apakah bertambah atau sama (gak mungkin berkurang kan?). Jika grafiknya naik berarti anak dalam kondisi sehat, tapi jika sama atau turun artinya anak tidak sehat dan diingatkan untuk lebih memperhatikan makanan dan gizi anak. Prinsipnya, “Anak Sehat, Bertambah Umur Bertambah Berat”. Alhamdulillah, bulan Juni ini Arina naik berat badannya jadi 9 kg.

Selain itu, dicek juga jenis imunisasi yang sudah diberikan kepada anak. Apakah si balita sudah diimunisasi BCG, DPT, Polio, Campak, Hepatitis B, dan HIB? Jika belum akan langsung dilakukan imunisasi. Ada bidan dari puskesmas kelurahan Tirtajaya yang siap melayani. Arina di usianya yang 1,5 tahun ini sudah mendapat imunisasi BCG 1 kali, DPT 3 kali, Polio 4 kali, Campak 1 kali, Hepatitis B 3 kali dan HIB 2 kali. Plus sudah diberikan kapsul vitamin A dosis tinggi, gratis.

Selain aktifitas rutin menimbang berat badan, mengukur tinggi badan dan imunisasi, kadang disampaikan informasi kesehatan terutama kalau ada kasus kesehatan tertentu, seperti flu burung yang ramai beberapa waktu silam. Maklum di sekitar kompleks Gardenia ini ada 2 usaha peternakan ayam. Jadi memang kehati-hatian sangat penting.

Pulang dari Posyandu biasanya tiap ibu dan anaknya di-sangu-i/diberi buntelan kue dan air minum, yang biayanya diambil dari iuran warga se-RW. Ini cerita sehari-hari dan sederhana yang patut kita acungi jempol. Cerita hebat dari ibu-ibu Indonesia.
Baca Selengkapnya..

Rabu, 17 Juni 2009

Bahaya Jajan di Jalanan

Bahaya makanan jajanan sekolah dan makanan umum lainnya bisa muncul untuk jangka pendek, bisa juga pada jangka panjang. Jangka pendek, terjadi keracunan makanan sebab tercemar mikroorganisme, parasit, atau bahan racun kimiawi (pestisida). Muntah dan diare sehabis mengonsumsi jajanan paling sering ditemukan.

Bayangkan kalau minuman jajanan dibuat dan air mentah (tentu berkuman). Belum bahaya yang datang dari zat tambahan (additive) yang berisiko membahayakan kesehatan, tentu akan menimbulkan keluhan seperti, pening, pusing, sampai gangguan kesadaran (susunan saraf pusat).

Bahaya jangka panjang jajanan yang tidak menyehatkan, apabila bahan tambahan dalam makanan - minuman bersifat pemantik kanker, selain kemungkinan gangguan kesehatan lainnya. Kita menyaksikan hampir semua kalangan di Indonesia, baik anak sekolah, orang kantoran di kota besar, apalagi yang di pedesaan, rata-rata sudah tercemar oleh beragam bahan kimiawi berbahaya dalam makanan, kudapan, atau penganan jajanan mereka.

Melihat kondisi seperti ini, semakin murah-meriah suatu jajanan, boleh disimpulkan semakin besar berisiko membahayakan kesehatan. Bahaya jangka panjang juga muncul bila jajanan sampai tercemar cacing. Kebanyakan sayur mayur mentah (pernah diselidiki) di supermarket mengandung telur cacing perut karena konon sebelum dibawa ke kota, dibersihkan memakai air selokan di gunung. Air selokan umumnya sudah tercemar tinja berpenyakit (penderita penyakit cacing perut).

Telur cacing juga dapat pula dibawa oleh jemari penjaja makanan (gado-gado, rujak, buah dingin, karedok, ketoprak) bila penjaja makanan (food handle,) mengidap penyakit cacing. Sehabis penjaja makanan buang air besar dan tidak membasuh tangan dulu tetapi langsung menyajikan makanan, telur cacing di kuku jemarinya akan mencemari makanan jajanannya.

Di sela-sela kuku jemari tangan telur cacing mengendon, dan pindah ke makanan jajanan. Cacing kremi, cacing tambang, cacing gelang, cacing cambuk, jenis-jenis cacing yang lazim ditularkan dari makanan jajanan.

Sering pengidap cacing tidak merasakan keluhan apa-apa, termasuk orang gedongan dan pekerja kantoran. Biasanya baru kedapatan cacingan kalau iseng melakukan pemeriksaan laboratorium tinja. Tahu-tahu ada telur cacingnya.

Pada anak sekolah, kecacingan bisa berakibat kekurangan darah (anemia). Baru-baru ini diberitakan bahwa lebih separuh anak sekolah dasar (sampel sebuah Yayasan LSM) menderita anemia. Besar kemungkinan, selain sanitasi yang buruk, penyebabnya bersumber dari jajanan harian yang tercemar cacing perut.

Dr. Handrawan Nadesul
Baca Selengkapnya..

Selasa, 16 Juni 2009

Nyeri Tengkuk

Mungkin sering kita mengalami hal seperti ini. Ketika pulang ke rumah dan anak-anak kita menyambut dengan gembira, tetapi kita tidak cukup antusias meresponnya karena tengkuk Anda nyeri habis kerja seharian? Ada baiknya sempatkan baca artikel ini.

Leher bagian belakang dalam bahasa Indonesia dikenal dengan istilah "tengkuk" atau "kuduk". Dalam bahasa Inggris disebut "posterior neck". Leher terdiri atas ruas-ruas tulang belakang yang berakhir didasar tengkorak. Sepanjang ruas-ruas tulang belakang diikat dengan ikatan sendi/ligamen seperti deretan karet yang kuat membuat tulang belakang menjadi stabil. Didaerah leher juga terdapat otot-otot untuk mendukung/menyokong beban leher dan untuk gerakan leher. Bagian leher ini sangat sedikit dilindungi dibandingkan bagian tulang belakang yang lain sehingga sangat mudah terkena gangguan, trauma yang menyebabkan sakit dan membatasi gerakan.

Nyeri dan rasa tidak nyaman pada tengkuk umum terjadi pada waktu kerja. Antara lain terjadi pada pekerjaan dengan beban yang berat, pekerjaan manual dengan duduk, pekerjaan yang duduk terus menerus.

Dalam suatu sikap yang statis, otot bekerja statis dimana pembuluh-pembuluh darah dapat tertekan sehingga aliran darah dalam otot menjadi berkurang yang berakibat berkurangnya glukosa dan oksigen dari darah dan harus menggunakan cadangan yang ada. Selain itu sisa metabolisme tidak diangkut keluar dan menumpuk didalam otot yang berakibat otot menjadi lelah dan timbul rasa nyeri.

Penelitian pada 251 responden pekerja bagian jahit sepatu didapatkan keluhan nyeri tengkuk menduduki peringkat ke 4 (37.5%) setelah bahu kanan 53.8%, bahu kiri 47,4% dan pinggang 45%. Dari hasil pemeriksaan didapat-kan prevalensi nyeri tengkuk sebesar 55.4% (Dina, 2004).

Penyebab nyeri tengkuk
1. Trauma
Trauma/luka atau keseleo disebabkan oleh kecelakaan kendaraan ber-motor yang menyebabkan cedera lecutan (whiplash injury), kecelakaan akibat pekerjaan atau akibat kontak yang keras waktu olahraga atau perkelahian yang kemudian menyebabkan sakit tengkuk.
2. Ketegangan kronis pada otot dan tendon daerah tengkuk
Sikap yang tidak baik selama bekerja menyebabkan terjadinya ketegangan kronis pada tengkuk (misalnya menundukan kepala yang berkepanjangan sehari-harinya) dimana ligamen sangat regang, otot menjadi lelah, sendi leher dan saraf tertekan.
3. Penyakit degeneratif dan radang
Diskus dan sendi pada leher sering mengalami perubahan degeneratif yang prevalensinya meningkat sesuai umur. Hal ini dapat mengurangi kapasitas kerja.
4. Herniasi diskus dari salah satu ruas tulang belakang dimana diskus keluar dari antara ruas-ruas tulang belakang tersebut.
5. Faktor psikososial
Faktor psikososial seperti beban kerja yang banyak, pekerjaan yang monoton dan kontrol yang rendah pada situasi pekerjaan serta tingkat sosial.
6. Kelainan kongenital
Seseorang yang lahir dengan bentuk vertebra yang tidak normal atau sambungan yang lepas pada daerah leher mungkin berkaitan dengan terjadinya sakit tengkuk bila ruas-ruas tulang belakang mulai menekan spinal cord.
7. Infeksi
Salah satu gejala awal dari penyakit gondok, encephalitis dan poliomy-elitis adalah kekakuan dan rasa sakit pada leher.
8. Kanker
Tumor ganas pada leher menyebabkan sakit jika timbul cukup besar untuk menekan saraf tepi dan spinal cord.
9. Penyakit lain yang juga dapat menyebabkan sakit tengkuk adalah rheumatoid arthritis dan fibromyalgia.

3 pertimbangan utama terjadinya gangguan leher belakang pada waktu kerja :
1. Beban pada struktur leher dalam waktu yang lama, berkaitan dengan tuntutan yang tinggi dari pekerjaan dan kebutuhan stabilisasi daerah leher dan bahu dalam bekerja dengan tangan.
2. Secara psikologis pekerjaan dengan konsentrasi tinggi, tuntutan kualitas dan kuantitas secara umum mempengaruhi aktivitas otot leher.
3. Diskus dan sendi pada leher sering mengalami perubahan degeneratif yang prevalensinya meningkat sesuai umur.

Faktor risiko di tempat kerja
1. Sikap tubuh
a. Abduksi dan forward flexion (kepala turun maju kedepan) lebih dari 300 dapat mengakibatkan faktor risiko oleh karena adanya penekanan pada otot supraspinatus > 30 mmHg sehingga terjadi gangguan aliran darah.
b. Sakit tengkuk/leher ditemui pada pekerja yang dituntut bekerja dengan sikap kerja tersebut dalam waktu lama. Umumnya terjadi pada industri perakitan, bekerja dengan Visual Display Terminal (VDT), mem-bungkuk, mengepak.
c. Sikap kerja yang baik dengan duduk yang tidak berpengaruh buruk terhadap sikap tubuh dan tulang belakang adalah sikap duduk dengan sedikit lordosa pada pinggang dan sedikit kifosa pada punggung dimana otot otot punggung menjadi terasa enak.
1) Sikap duduk yang baik adalah :
- Tidak menghalangi pernafasan.
2) Tidak menghambat sistem peredaran darah.
3) Tidak menghalangi gerak otot atau menghalangi fungsi organ-organ dalam tubuh.
4) Dalam bekerja dengan duduk perlu beberapa pesyaratan, yaitu :
- Pekerja dapat merasa nyaman selama melaksanakan pekerja-annya.
- Tidak menimbulkan gangguan psikologis.
- Dapat melakukan pekerjaannya dengan baik dan memuaskan.
2. Getaran
Suatu pegangan alat yang bergetar dapat mempengaruhi kontraksi otot dalam rangka menstabilkan tangan tersebut dan alat, dengan demikian dapat menimbulkan efek lelah pada leher.
3. Gerakan yang berulang
Gerakan berulang yang dilakukan dengan tangan akan meningkatkan kebutuhan stabilisasi daerah leher dan bahu, dengan demikian akan meningkatkan risiko keluhan leher.
4. Organisasi pekerjaan
Organisasi pekerjaan ini digambarkan sebagai distribusi pembagian tugas pekerjaan, lama kerja, lama istirahat & makan. Jangka waktu antara bekerja dan waktu istirahat mempunyai efek pada kelelahan jaringan dan penyembuhannya. Pekerjaan dengan berbagai macam tugas, menghasilkan ketidakleluasaan postur dan beban statis yang rendah untuk daerah leher dan lengan.
5. Faktor psikokologi dan sosial
Hubungan antara faktor psikososial terhadap pekerjaan dan gangguan pada daerah leher telah ditunjukan oleh beberapa studi. Antara lain mengenai tekanan psikologi yang dirasakan, kontrol yang rendah dari organisasi pekerjaan, hubungan yang buruk dengan manajemen dan teman kerja dan permintaan yang tinggi akan ketelitian dan kecepatan.
6. Faktor individu
Karakteristik individu seperti umur, jenis kelamin, kekuatan otot dan daya tahan, kebugaran fisik, ukuran tubuh, kepribadian, kecerdasan, kebiasaan waktu senggang (aktivitas fisik, merokok, alkohol, diet) rentan terhadap sakit otot. Untuk kebanyakan sakit otot, risiko meningkat sesuai usia. Wanita biasanya dilaporkan lebih tinggi tingkat risiko untuk terjadinya nyeri otot di leher dan bahu dibandingkan pria.

Terapi / Pengobatan
• Istirahat, obat-obatan, immobilisasi, fisioterapi, latihan-latihan dan kom-binasi dari metode-metode ini.
• Saran mengenai ketinggian kursi dan sikap pada saat bekerja.
• Mengkoreksi sikap mental atau sikap badan.
• Pemberian obat per os (anti inflamasi) untuk jangka panjang biasanya diperlukan antara lain pada penderita tension headache.
• Pengobatan dengan pemanasan terutama panas yang lembab sekali dapat mengendurkan otot yang kram, tetapi harus dilaksanakan dengan cepat.
• Kekuatan dan latihan aerobik dapat mengurangi rasa sakit dan meningkatkan kapasitas kerja pasien. Dianjurkan melakukan senam untuk melemaskan otot dan memelihara fungsi sendi-sendi tulang leher secara optimal dengan cara : berdiri tegak dengan posisi kedua kaki sedikit jauh satu sama lain, kedua bahu ditarik kebelakang. Dilakukan gerakan anggukan kepala, tengadahkan kepala, gelengkan kepala kekiri dan kekanan secara cepat semaksimal mungkin dan diulangi berkalil-kali.
• Pembedahan mungkin diperlukan untuk mengurangi tekanan pada spinal cord atau akar saraf pada nyeri yang disebabkan oleh hernia pada diskus atau kanalis spinalis seperti pada cervical spondylosis. Juga untuk menstabilkan leher dan meminimalkan kemungkinan terjadinya kelum-puhan seperti ketika terjai fraktur yang mengakibatkan ketidak-stabilan leher.

Pencegahan
Untuk mendapatkan pasien yang sehat dan secepatnya kembali bekerja adalah kesadaran tentang pentingnya kesehatan dan lingkungan kerja yang baik.

Untuk mencegah terjadinya nyeri tengkuk ada beberapa nasehat yang bermanfaat :
• Menghindari bekerja dengan kepala turun atau satu sisi dalam waktu yang lama, peregangan dan posisi yang sering berulang.
• Sikap tubuh yang baik dimana tubuh tegak, dada terangkat, bahu santai, dagu masuk dan pada tingkatan kepala, leher merasa kuat, longgar dan santai.
• Tidur dengan bantal atau bantal urethane.
• Memelihara sendi dan otot yang fleksibel dan kuat dengan latihan yang benar pada leher.

Sumber: Website Departemen Kesehatan RI
Baca Selengkapnya..

Sabtu, 13 Juni 2009

Tips Gampang Lelap Tidur

Artikel lama ini saya ambil dari website Depkes dan awalnya berjudul “Kangkung Bikin Orang Gampang Lelap?” yang dimuat Media Indonesia. Semoga bermanfaat bagi pembaca.

Ada pemeo yang menyebutkan bahwa sayuran jenis kangkung bikin orang cepat mengantuk. Betulkah ? Secara ilmiah, sebenarnya tidak terlalu benar 'tudingan' terhadap kangkung ini. Akan tetapi, secara umum bahan-bahan alami seperti sayur-sayuran, atau buah-buahan yang mengandung serat merupakan sumber makanan yang bisa menjadikan orang bisa tertidur nyenyak.

Jadi, cara terbaik agar tidur menjadi baik adalah kembali kepada pola hidup yang sehat dengan mengonsumsi makanan yang seimbang dan bergizi."Kalau ada orang susah tidur sebaiknya cari akar penyebabnya. Mungkin perut kosong, atau banyak pikiran,"kata pakar gizi dari IPB Prof Ali Khomsan.

Beberapa sumber makanan yang dapat membuat nyenyak tidur antara lain golongan vitamin B antara lain niacin, yang banyak terdapat pada jerohan, unggas, kacang-kacangan, susu, dan sebagainya. Vitamin B12 (cyanocobalamin) terdapat pada protein hewani seperti jerohan, kerang-kerangan, ikan telur. Inositol banyak terdapat pada jeruk, semangka, kacang-kacangan dan lain-lain. Vitamin B5 (asam panthotenat) banyak terdapat pada ikan, unggas, susu, kacang-kacangan, sayur-sayuran, dan sebagainya.

Asam folat banyak terdapat pada asparagus, brokoli, kembang kol, bit, dan sebagainya.
Ada kalanya, orang yang tidak bisa tidur kemudian minum susu dimalam hari. Hal yang sama juga yang dilakukan pada anak-anak. Sebetulnya, kalsium pada susu atau bahan makanan lainnya mempunyai efek menenangkan pada susunan saraf pusat. Kekurangan kalsium dapat menyebabkan kekejangan pada otot dan sulit tidur. Kalsium ini banyak terdapat pada susu, ikan teri, udang dan sebagainya.

Zat gizi lainnya yang bisa membantu Anda untuk bisa tidur nyenyak antara lain seng (Zn) yang banyak terdapat pada kerang-kerangan, daging, susu, telur, kacang kedelai, tahu, tempe, dan sebagainya.

Magnesium banyak terdapat pada kentang, biji-bijian, susu, daging, ikan, sayur-sayuran yang berwarna hijau, dan lain-lain. Sedangkan kalium banyak terdapat pada daging, susu, kentang, pisang, buah-buanan segar dan sebagainya.

Prof Khomsan menjelaskan pula ginseng merupakan obat tradisional yang juga bisa membuat orang nyaman tidur, sebagai alternatif selain obat-obatan kimia yang diberikan oleh dokter. "Pengobatan alternatif memanfaatkan tanaman atau herbal sebagai obat. Sebagai contoh, tanaman ginseng dalam almanak gizi dijelaskan bisa memperkuat jantung dan sistem susunan saraf. Ginseng juga membantu tubuh menstimulasi glandula endoktrin untuk metabolisme vitamin dan mineral denga baik. Pada akhrinya ginseng ini bisa membantu tubuh menyerap gizi dengan sempurna.

"Sebab, salah satu penyebab sulit tidur karena penyerapan gizi di dalam tubuh yang kurang baik. "Penyebabnya bisa karena kelelahan, stres, sakit, penurunan sitem imun dan sebagainya. Salah satu manfaat ginseng untuk mengatasi stres, sakit kepala, kelelahan dan membantu daya serap gizi. Makanya, kalau sulit tidur jangan minum atau makan yang memicu sistem urat saraf tetap waspada. Justru semakin stres nantinya.

"Ginseng sendiri mengandung komponen aktif, antara lain ginsenosida, polisakarida, dan panaxans. Polisakarida merupakan zat yang membantu meningkatkan sistem imun tubuh. bagi mereka yang sedang sakit, terkena batuk dan pilek sering kali tidur tidak nyaman. Orang sering sulit tidur karena serangan batuk dan hidung tersumbat, bisa mengonsumsi ginseng.

Orang sering sulit tidur juga bisa disebabkan obesitas. Tubuh yang gemuk karena penuh dengan timbunan kolesterol bisa mengganggu sistem saraf yang menyebabkan tidurnya mendengkur cukup keras. Manfaat lainnya pada ginseng berupa meluruhkan kolesterol.

Ginseng juga memiliki manfaat memperlancar peredaran darah pada sistem saraf dan membantu mengencerkan darah. Oleh sebab itu, ginseng tidak boleh dikonsumsi para penderita hipertensi, pasien pra-operasi, dan wanita hamil atau menyusui. "Bagi wanita hamil nantinya dalam proses persalinan akan terjadi perdarahan cukup banyak. Demikian juga dengan pasien praoperasi, darah tidak bisa beku karena sifat ginseng yang mengencerkan darah. Sama halnya dengan penderita hipertensi,"jelasnya.

Selain makanan bergizi, juga dibutuhkan olahraga yang mendukung bisa tidur dengan nyenyak. Menurut dr Priscilla R Andradi SpS, olahraga yang membuat otot rileks merupakan penunjang untuk bisa tidur nyenyak."Misalnya yoga, senam relaksasi, meditasi diringi musik yang tenang, sangat membantu otot-otot saraf mengendur untuk mengurangi ketegangan. Jangan berolahraga yang membuat Anda kelelahan, karena otot tubuh akan menegang, demikian juga dengan sistem saraf di otak." (Nda/V-1)
Baca Selengkapnya..

Jumat, 12 Juni 2009

Hindari Hipertensi, Konsumsi Garam 1 Sendok Teh per Hari

Hampir dapat dipastikan, makanan sehari-hari orang Indonsia mengandung garam. Akan hambar rasanya sayur atau lauk pauk bila dimasak tanpa garam. Namun, garam merupakan salah satu bahan pangan yang harus dikurangi jika seseorang ingin terhindar dari hipertensi (darah tinggi). Meski masyarakat paham akan hal itu, sayangnya konsumsi garam di masyarakat Indonesia masih terbilang tinggi yaitu mencapai 15 gram per hari dari yang dianjurkan 6 gram atau sekitar 1 sendok teh per hari.

Beradasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, diketahui hampir seperempat (24,5%) penduduk Indonesia usia di atas 10 tahun mengkonsumsi makanan asin setiap hari, satu kali atau lebih.

Sementara prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 31,7% dari populasi pada usia 18 tahun ke atas. Dari jumlah itu, 60% penderita hipertensi berakhir pada stroke. Sedangkan sisanya pada jantung, gagal ginjal, dan kebutaan. Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang menyebabkan kenaikan tekanan darah di atas nilai normal, yaitu melebihi 140/90 mmHg. Data Riskesdas menyebutkan hipertensi sebagai penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan tuberkulosis, jumlahnya mencapai 6,8% dari proporsi penyebab kematian pada semua umur di Indonesia.

Demikian disampaikan Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Prof. Tjandra Yoga Aditama, Sp.P(K), saat membuka Seminar Hipertensi dan Deteksi Dini Faktor Risikonya, di Jakarta, (11/6). Seminar ini merupakan rangkaian Hari Hipertensi Dunia 2009. Hari Hipertensi Dunia di peringati setiap tanggal 17 Mei. Tahun ini merupakan peringatan ketiga sejak dicanangkan WHO tahun 2005.

Menurut dr. Tjandra Yoga, hipertensi perlu diwaspadai karena merupakan bahaya diam-diam. Tidak ada gejala atau tanda khas untuk peringatan dini bagi penderita hipertensi. Selain itu, banyak orang merasa sehat dan energik walaupun memiliki hipertensi. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007, sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat belum terdiagnosis.

Ditambahkan, sesungguhnya hipertensi dan komplikasinya dapat dicegah. Beberapa cara dapat dilakukan diantaranya dengan mempertahankan berat badan dalam rentang normal. Mengatur pola makan, antara lain dengan mengkonsumsi makanan berserat, rendah lemak dan mengurangi garam. Olahraga teratur, sedapat mungkin mengatasi stres dan emosi. Hentikan kebiasaan merokok, Hindari minuman beralkohol. Periksa tekanan darah secara berkala; dan bila diperlukan makan obat-obatan penurun tekanan darah secara teratur sesuai saran dokter.

Pemerintah memberi apresiasi dan perhatian serius dalam pengendalian penyakit tidak menular. Sejak bulan Februari 2006 Departemen Kesehatan membentuk Direktorat Pengendalian Penyakit Tidak Menular yang bertugas untuk melaksanakan pengendalian penyakit jantung dan pembuluh darah termasuk hipertensi, diabetes melitus dan penyakit metabolik, kanker, penyakit kronik dan degeneratif lainnya, serta gangguan akibat kecelakaan dan cedera.

Untuk mengendalikan hipertensi di Indonesia telah dilakukan beberapa langkah, yaitu mendistribusikan buku pedoman, Juklak dan Juknis pengendalian hipertensi; melaksanakan advokasi dan sosialisasi; melaksanakan intensifikasi, akselerasi, dan inovasi program sesuai dengan kemajuan teknologi dan kondisi daerah setempat (local area specific); mengembangkan (investasi) sumber daya manusia dalam pengendalian hipertensi; memperkuat jejaring kerja pengendalian hipertensi, antara lain dengan dibentuknya Kelompok Kerja Pengendalian Hipertensi; memperkuat logistik dan distribusi untuk deteksi dini faktor risiko penyakit jantung dan pembuluh darah termasuk hipertensi; meningkatkan surveilans epidemiologi dan sistem informasi pengendalian hipertensi; melaksanakan monitoring dan evaluasi; dan mengembangkan sistem pembiayaan pengendalian hipertensi.

Dr. Tjandra Yoga berharap, melalui kegiatan seminar hipertensi dan deteksi dini faktor risikonya ini diharapkan dapat meningkatkan partisipasi dan kemandirian masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan hipertensi dan faktor risikonya, sehingga sekaligus dapat menurunkan prevalensi faktor risiko dan prevalensi penyakit jantung dan pembuluh darah, seperti stroke dan penyakit jantung koroner di Indonesia.

Peringatan Hari Hipertensi Dunia 2009 mengangkat tema Konsumsi Garam Berlebihan dan Hipertensi: Keduanya Bahaya Diam-diam (Salt and High Blood Pressure: Two Silent Killer). Di Indonesia, Hari Hipertensi Dunia diperingati dengan berbagai kegiatan diantaranya seminar dan pemeriksaan kesehatan meliputi pemeriksaan tekanan darah, kolesterol, osteoporosis, gula darah, tingkat stress, body fat analizer dan tes otak, serta konsultasi gizi.

Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/faks:021-5223002 dan 52960661, atau e-mail puskom.depkes@gmail.com dan puskom.publik@yahoo.co.id.

Baca Selengkapnya..

Kamis, 11 Juni 2009

Boraks & Formalin : Lalat Saja Nggak Doyan

Artikel lama dari Kompas Cyber Media ini saya muat kembali agar kita tetap berhati-hati dalam mengkonsumsi makanan. Semoga bermanfaat.

"Pakai formalin nggak, Mang, tahunya?" tanya seorang ibu. "Kalau mau tahu yang bebas formalin gampang kok, Bu, pilih saja yang dilaletin," sahut ibu yang satu lagi.
Seperti biasa, celoteh sejumlah ibu saat merubungi tukang sayur keliling selalu menghiasi suasana pagi di suatu kompleks perumahan.

Namun, sejak diberitakan tentang pengawet mayat (formalin), boraks (antiseptik), juga pewarna tekstil (Rhodamin B) yang dipakai untuk mengawetkan makanan, banyak orang menjadi lebih berhati-hati.

Selain lebih cerewet tanya ini itu kepada penjualnya, tiap orang juga mencari kiat mudah untuk mencirikan makanan yang aman. Seperti ibu tadi. Menurutnya, makanan berformalin akan dijauhi lalat. Lalu, makanan seperti bakso yang mengandung boraks, tak bakal disentuh kucing. "Binatang saja nggak doyan, masa iya manusia mesti memakannya," ujarnya.

Sampel dan pengujian laboratorium Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) akan adanya pengawet berbahaya itu awal Desember lalu memang hanya mencakup wilayah Bandar Lampung, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Mataram, dan Makassar. Namun, ada baiknya seluruh rakyat Indonesia saat ini mewaspadai kenyataan itu.

Sebetulnya penggunaan pengawet yang dapat memicu penyakit itu telah digunakan sejak belasan tahun lalu. Mungkin saja bahan makanan lain yang tidak masuk pengujian BPOM juga telah terkontaminasi zat-zat kimia itu.

Produk makanan atau sampel yang diuji meliputi tahu, mi basah, dan ikan yang secara keseluruhan berjumlah 761 sampel.

Formalin Merusak Saraf Pusat
Formalin adalah bahan kimia yang kegunaannya untuk urusan luar tubuh. Contohnya untuk pembunuh hama, pengawet mayat, bahan disinfektan dalam industri plastik, busa, dan resin untuk kertas.

Di dalam formalin terkandung sekitar 37 persen formaldehid dalam air. Biasanya ditambahkan metanol hingga 15 persen sebagai pengawet. Akibat masuknya formalin pada tubuh bisa akut maupun kronis. Kondisi akut tampak dengan gejala alergi, mata berair, mual, muntah, seperti iritasi, kemerahan, rasa terbakar, sakit perut, dan pusing.

Kondisi kronis tampak setelah dalam jangka lama dan berulang bahan ini masuk ke dalam tubuh. Gejalanya iritasi parah, mata berair, juga gangguan pencernaan, hati, ginjal, pankreas, sistem saraf pusat, menstruasi, dan memicu kanker.

Pertolongan pertama pada keracunan akut
Tergantung konsentrasi cairan dan gejala yang dialami korban.
*Sebelum ke rumah sakit : Gunakan arang aktif (norit). Jangan memberi rangsang agar muntah karena menimbulkan risiko trauma korosif pada saluran coma atas.
*Di rumah sakit : Dilakukan bilas lambung (gastric lavage), pemberian arang aktif (meski pemberian ini akan mengganggu penglihatan bila dilakukan teropong usus untuk mendiagnosis trauma esofagus dan saluran cerna).

Hemodialisis (cuci darah) untuk mengeliminasi habis formalin dari tubuh. Tindakan ini dilakukan bila terjadi keadaan asidosis metabolik (keracunan berat yang mengganggu metabolisme).

Ciri makanan berformalin :
Mi basah :
• Bau sedikit menyengat.
• Awet, tahan dua hari dalam suhu kamar (25 Celsius). Pada suhu 10 derajat C atau dalam lemari es bisa tahan lebih 15 hari.
• Mi tampak mengkilat (seperti berminyak), liat (tidak mudah putus), dan tidak lengket.

Tahu :
• Bentuknya sangat bagus.
• Kenyal
• Tidak mudah hancur dan awet (sampai tiga hari pada suhu kamar 25 derajat Celcius). Pada suhu lemari es 10 derajat Celcius tahan lebih dari 15 hari.
• Bau agak menyengat.
• Aroma kedelai sudah tak nyata lagi.

Ikan :
• Warna putih bersih.
• Kenyal.
• Insangnya berwarna merah tua dan bukan merah segar.
• Awet (pada suhu kamar) sampai beberapa hari dan tidak mudah busuk.
• Tidak terasa bau amis ikan, melainkan ada bau menyengat

Bakso :
• Kenyal.
• Awet, setidaknya pada suhu kamar bisa tahan sampai lima hari.

Ikan asin :
• Ikan berwarna bersih cerah.
• Tidak berbau khas ikan.
• Awet sampai lebih dari 1 bulan pada suhu kamar (25 derajat C).
• Liat (tidak mudah hancur).

Ayam potong :
• Berwarna putih bersih.
• Tidak mudah busuk atau awet dalam beberapa hari.

Boraks Bisa Mematikan
Menurut Dra. Euis Megawati, Apt., boraks adalah bahan solder, bahan pembersih, pengawet kayu, antiseptik kayu, dan pengontrol kecoak. Sinonimnya natrium biborat, natrium piroborat, natrium tetraborat. Sifatnya berwarna putih dan sedikit larut dalam air.

Sering mengonsumsi makanan berboraks akan menyebabkan gangguan otak, hati, lemak, dan ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks menyebabkan demam, anuria (tidak terbentuknya urin), koma, merangsang sistem saraf pusat, menimbulkan depresi, apatis, sianosis, tekanan darah turun, kerusakan ginjal, pingsan, bahkan kematian.

Ciri makanan berboraks
Sama seperti formalin, cukup sulit menentukan apakah suatu makanan mengandung boraks. Hanya lewat uji laboratotium, semua bisa jelas. Namun, penampakan luar tetap memang bisa dicermati karena ada perbedaan yang bisa dijadikan pegangan untuk menentukan suatu makanan aman dari boraks atau tidak.

Bakso
Lebih kenyal dibanding bakso tanpa boraks. Bila digigit akan kembali ke bentuk semula. Tahan lama atau awet beberapa hari Warnanya tampak lebih putih. Bakso yang aman berwarna abu-abu segar merata di semua bagian, baik di pinggir maupun tengah. Bau terasa tidak alami. Ada bau lain yang muncul. Bila dilemparkan ke lantai akan memantul seperti bola bekel.

Gula Merah
Sangat keras dan susah dibelah. Terlihat butiran-butiran mengkilap di bagian dalam.
Pewarna Kain di Jajanan Anak

Selain formalin dan boraks, beberapa jenis bahan makanan yang diuji BPOM juga mengandung bahan berbahaya seperti pewarna tekstil, kertas, dan cat (Rhodamin B), methanyl yellow, amaranth.

Pemakaian ini sangat berbahaya karena bisa memicu kanker serta merusak ginjal dan hati. Payahnya lagi, bahan-bahan ini ditambahkan pada jajanan untuk anak-anak seperti es sirop atau cendol, minuman ringan seperti limun, kue, gorengan, kerupuk, dan saus sambal.

Ciri makanan yang mengandung Rhodamin B :
• Warna kelihatan cerah (berwarna-warni), sehingga tampak menarik.
• Ada sedikit rasa pahit (terutama pada sirop atau limun).
• Muncul rasa gatal di tenggorokan setelah mengonsumsinya.
• Baunya tidak alami sesuai makanannya.
Baca Selengkapnya..

Senin, 08 Juni 2009

Asap Rokok Ancam Kesehatan Anak

Pernah berfikir bahwa sekali asap rokok bebas ke udara, maka tak ada lagi bahaya? Enyahkan anggapan itu mulai dari sekarang karena terbukti zat-zat berbahaya yang lepas ke udara akan menempel ke baju, rambut maupun anggota tubuh lainnya. Zat-zat berbahaya inilah yang kemudian menjadi pencetus batuk kronik pada anak.

Zat-zat berbahaya tersebut antara karbon monoksida (co) yang terdapat pada lapisan kertas rokok dan merupakan pencetus gangguan pernafasan. Hipereaktivitas atau sensitif yang berlebih pada anak diduga akibat zat berbahaya yang dihasilkan dari pembakaran rokok dan terbawa oleh ayah atau anggota keluarga yang merokok.

"Dampak negatif rokok tidak hanya pada saat rokok itu dibakar, tapi juga partikel berbahaya yang menempel pada ayah dan dibawa pulang kerumah," ungkap Menaldi Rasmin, pemerhati masalah rokok dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia saat ditemui Republika Online.

Menaldi memaparkan zat berbahaya yang lepas di udara tidak serta merta menghilang. Zat kimia tersebut akan tetap bertebaran di udara dalam waktu yang relatif lama. Seperti yang dijelaskan Menaldi pajanan yang cukup lama dengan zat berbahaya dari pembakaran rokok bisa menjadi pencetus batuk yang lama pada anak.

Kondisi tersebut dijelaskan Menaldi karena sistem pernafasan pada anak sangat sensitif terhadap partikel kecil. Dari data yang diperolehnya 50% anak yang sering batuk disebabkan oleh pajanan rokok ayah atau keluarganya.

Terapi yang paling tepat bagi anak penderita batuk kronis adalah menjauhkannya agar tak terpapar dengan bahan-bahan berbahaya tersebut. Salah satunya tentu dengan tidak mendekatkan anak dengan perokok.

"Berhenti merokok sangat membantu anak terhindar dari batuk yang berkepanjangan. Kemungkinannya mencapai 67 persen," imbuh Menaldi.

Gejala Hipereaktifitas atau hipersensitifitas pada anak antara lain lebih cepat batuk meski tidak pada kondisi terinfeksi atau daya tahan tubuhnya lemah. Batuk yang dialami pun relatif lama dan tidak berdahak.

Meski setiap anak memiliki kecenderungan sensitif terhadap asap rokok, anak yang terlahir dari ibu perokok memiliki resiko lebih tinggi hingga 50 persen dari ibu yang tidak merokok.

Selain batuk yang lama asap rokok juga bisa menyebabkan anak menjadi lebih cepat merasa letih dan pasif. Kondisi ini disebabkan kacaunya sistem pernafasan sehingga asupan oksigen ke otak berkurang. Kurangnya oksigen dalam tubuh menyebabkan metabolisme tubuh anak terganggu dengan begitu energi anak juga berkurang.

"Meski banyak cara menguatkan daya tahan tubuh anak namun cara yang paling baik adalah dengan tidak merokok dan menjauhkan anak dari asap maupun zat berbahaya dari rokok," pungkas Menaldi./cr1/itz

Sumber: http://www.republika.co.id/berita/35245/Asap_Rokok_Ancam_Kesehatan_Anak
Baca Selengkapnya..

Minggu, 07 Juni 2009

Tahu, Makanan Favorit yang Keamanannya Perlu Diwaspadai

Artikel lama ini saya ambil dari website Depkes dan pernah dimuat Kompas Cyber Media. Semoga bermanfaat buat pembaca.

PENINGKATAN kualitas sumber daya manusia salah satunya ditentukan oleh kualitas pangan yang dikonsumsinya.

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 menyatakan bahwa kualitas pangan yang dikonsumsi harus memenuhi beberapa kriteria, di antaranya adalah aman, bergizi, bermutu, dan dapat terjangkau oleh daya beli masyarakat.

AMAN yang dimaksud di sini mencakup bebas dari cemaran biologis, mikrobiologis, kimia, logam berat, dan cemaran lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia. Salah satu makanan yang sering dikonsumsi adalah tahu.

Tahu merupakan pangan yang populer di masyarakat Indonesia walaupun asalnya dari China. Kepopuleran tahu tidak hanya terbatas karena rasanya enak, tetapi juga mudah untuk membuatnya dan dapat diolah menjadi berbagai bentuk masakan serta harganya murah.

Selain itu, tahu merupakan salah satu makanan yang menyehatkan karena kandungan proteinnya yang tinggi serta mutunya setara dengan mutu protein hewani. Hal ini bisa dilihat dari nilai NPU (net protein utility) tahu yang mencerminkan banyaknya protein yang dapat dimanfaatkan tubuh, yaitu sekitar 65 persen, di samping mempunyai daya cerna tinggi sekitar 85-98 persen.

Oleh karena itu, tahu dapat dikonsumsi oleh segala lapisan masyarakat. Tahu juga mengandung zat gizi yang penting lainnya, seperti kemak, vitamin, dan mineral dalam jumlah yang cukup tinggi.

Selain memiliki kelebihan, tahu juga mempunyai kelemahan, yaitu kandungan airnya yang tinggi sehingga mudah rusak karena mudah ditumbuhi mikroba. Untuk memperpanjang masa simpan, kebanyakan industri tahu yang ada di Indonesia menambahkan pengawet. Bahan pengawet yang ditambahkan tidak terbatas pada pengawet yang diizinkan, tetapi banyak pengusaha yang nakal dengan menambahkan formalin.

Selain itu, banyak juga menambahkan pewarna methanyl yellow. Formalin dan metahnyl yellow merupakan bahan tambahan pangan (BTP) yang dilarang penggunaannya dalam makanan menurut peraturan Menteri Kesehatan (Menkes) Nomor 1168/Menkes/PER/X/1999.

Formalin
Formalin adalah nama dagang larutan formaldehid dalam air dengan kadar 30-40 persen. Di pasaran, formalin dapat diperoleh dalam bentuk sudah diencerkan, yaitu dengan kadar formaldehidnya 40, 30, 20 dan 10 persen serta dalam bentuk tablet yang beratnya masing-masing sekitar 5 gram.

Formalin merupakan bahan beracun dan berbahaya bagi kesehatan manusia. Jika kandungannya dalam tubuh tinggi, akan bereaksi secara kimia dengan hampir semua zat di dalam sel sehingga menekan fungsi sel dan menyebabkan kematian sel yang menyebabkan keracunan pada tubuh.

Selain itu, kandungan formalin yang tinggi dalam tubuh juga menyebabkan iritasi lambung, alergi, bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker) dan bersifat mutagen (menyebabkan perubahan fungsi sel/jaringan), serta orang yang mengonsumsinya akan muntah, diare bercampur darah, kencing bercampur darah, dan kematian yang disebabkan adanya kegagalan peredaran darah. Formalin bila menguap di udara, berupa gas yang tidak berwarna, dengan bau yang tajam menyesakkan, sehingga merangsang hidung, tenggorokan, dan mata.

Pewarna makanan merupakan bahan tambahan pangan yang dapat memperbaiki penampakan makanan. Penambahan bahan pewarna makanan mempunyai beberapa tujuan, di antaranya adalah memberi kesan menarik bagi konsumen, menyeragamkan dan menstabilkan warna, serta menutupi perubahan warna akibat proses pengolahan dan penyimpanan.

Secara garis besar pewarna dibedakan menjadi dua, yaitu pewarna alami dan sintetik. Pewarna alami yang dikenal di antaranya adalah daun suji (warna hijau), daun jambu/daun jati (warna merah), dan kunyit untuk pewarna kuning.

Kelemahan pewarna alami ini adalah warnanya yang tidak homogen dan ketersediaannya yang terbatas, sedangkan kelebihannya adalah pewarna ini aman untuk dikonsumsi.

Jenis yang lain adalah pewarna sintetik. Pewarna jenis ini mempunyai kelebihan, yaitu warnanya homogen dan penggunaannya sangat efisien karena hanya memerlukan jumlah yang sangat sedikit. Akan tetapi, kekurangannya adalah jika pada saat proses terkontaminasi logam berat, pewarna jenis ini akan berbahaya.

Selain itu, khusus untuk makanan dikenal pewarna khusus makanan (food grade). Padahal, di Indonesia, terutama industri kecil dan industri rumah tangga, makanan masih sangat banyak menggunakan pewarna nonmakanan (pewarna untuk pembuatan cat dan tekstil).

Pewarna pada tahu
Penelitian yang dilakukan oleh Mena (1994) menemukan bahwa tahu yang beredar di pasar tradisional Jakarta 70 persen mengandung formalin dengan kadar 4.08-85.69 ppm (part per million).

Penelitian Tresniani (2003) di Kota Tangerang menunjukkan terdapat 20 industri tahu yang terdiri dari 11 industri tahu kuning dan sembilan industri memproduksi tahu putih. Kandungan formalin tahu berkisar dari 2-666 ppm, sedangkan kandungan methanyl yellow-nya hanya terdapat pada tiga jenis tahu yang semuanya diperoleh dari pasar, yaitu berkisar antara 3.41-10.25 ppm.

Penelitian yang lain dilakukan oleh Melawati (2004) terhadap lima sampel tahu Sumedang yang diambil langsung dari produsen tahu yang terletak di Jalan Mayor Abdurrahman (tiga pabrik) dan Jalan 11 April (dua pabrik) semuanya menunjukkan hasil negatif atau semuanya tidak mengandung formalin. Hal ini bisa dimengerti karena produsen tidak perlu menambahkan pengawet karena tahu yang diproduksinya habis hanya dalam tempo satu hari.

Tahu kalau tidak diawetkan hanya tahan disimpan selama dua hari bila direndam dalam air sumur atau air keran yang bersih.

Beberapa cara pengawetan yang biasa dilakukan adalah :
• Tahu direbus selama 30 hari kemudian direndam dalam air yang telah dimasak, daya simpannya bisa menjadi empat hari.
• Tahu direbus, kemudian dibungkus plastik dan disimpan di lemari es, memiliki daya tahan delapan hari;
• Tahu diawetkan dengan direndam natrium benzoat 1.000 ppm selama 24 jam dapat mempertahankan kesegaran selama tiga hari pada suhu kamar;
• Tahu direndam dalam vitamin C 0,05 persen selama empat jam dapat mempertahankan tahu selama dua hari pada suhu kamar;
• Tahu direndam dalam asam sitrat 0,05 persen selama delapan jam akan segar selama dua hari pada suhu kamar.

Tips memilih tahu
Tahu yang mengandung formalin dapat ditandai dengan :
• Semakin tinggi kandungan formalin, maka tercium bau obat yang semakin menyengat; sedangkan tahu tidak berformalin akan tercium bau protein kedelai yang khas;
• Tahu yang berformalin mempunyai sifat membal (jika ditekan terasa sangat kenyal), sedangkan tahu tak berformalin jika ditekan akan hancur;
• Tahu berformalin akan tahan lama, sedangkan yang tak berformalin paling hanya tahan satu dua hari.
• Tahu yang memakai pewarna buatan dapat ditandai dengan cara melihat penampakannya.

Jika tahu memakai pewarna buatan, warnanya sangat homogen/seragam dan penampakan mengilap. Sedangkan jika memakai pewarna kunyit, warnanya cenderung lebih buram (tidak cerah). Jika kita potong tahunya, maka akan kelihatan bagian dalamnya warnanya tidak homogen/seragam. Bahkan, ada sebagian masih berwarna putih.*

Oleh Eddy Setyo Mudjajanto dosen Departemen Gizi Masyarakat dan Sumber Daya Keluarga, Fakultas Pertanian, IPB
Baca Selengkapnya..

Kamis, 04 Juni 2009

Hati-hati Menggunakan Peralatan Makan dari Melamin

Masyarakat diminta berhati-hati menggunakan peralatan makan dari melamin karena berdasarkan hasil pemeriksaan Badan POM, 30 produk peralatan makan melamin berupa piring, mangkuk, sendok, garpu, gelas, dan sodet yang beredar di Indonesia terbukti positif melepaskan formalin dan melamin yang berpotensi membahayakan kesehatan.
Hal itu disampaikan oleh Kepala Badan POM Dr. Husniah Rubiana Thamrin Akib, MS, M.Kes, SpFK kepada para wartawan di Jakarta, Senin 1 Juni 2009 ketika mengumumkan Peringatan/Public Warning tentang Peralatan Makan dari Melamin.

Hasil uji laboratorium yang dilakukan oleh Badan POM terhadap 62 produk sampel peralatan makan melamin menemukan 30 produk yang positif melepaskan formalin dan melamin bila digunakan untuk mewadahi makanan yang berair atau berasa asam, terlebih lagi dalam keadaan panas.

Kadar formalin yang dilepaskan produk-produk tersebut bervariasi, mulai dari kategori rendah (1 ppm) hingga kategori tinggi (161 ppm), kata Kepala Badan POM.

Lebih lanjut dikatakan, formalin dan melamin yang dilepaskan oleh peralatan makan tersebut berpotensi membahayakan kesehatan karena bisa menyebabkan timbulnya kanker, batu ginjal, gagal ginjal, menyerang saluran kemih, serta rusaknya organ-organ tubuh dan menyebabkan kematian, ujar Dr. Husniah.

Secara kasat mata, produk-produk yang berbahaya bagi kesehatan ini tidak dapat dibedakan dari produk sejenis yang tidak berbahaya, sehingga untuk mengetahui produk tersebut berbahaya atau tidak harus dilakukan pengujian di laboratorium.

Dari 30 produk yang terbukti positif mengeluarkan formalin tersebut, ada beberapa yang merupakan produk dalam negeri namun sebagian besarnya adalah produk impor dari negara Cina, dilihat dari tulisan yang ada di bagian belakang produk tersebut seperti “ZAK Designs China”, “Mei Shin Melamine”, dan “Melamine Ware Made In China”. Produk-produk yang dijadikan sampel ini ditemukan beredar di supermarket dan pasar-pasar tradisional.

Menanggapi mengenai banyaknya produk yang berbahaya beredar di Indonesia. Dr. Husniah mengatakan bahwa pihaknya tidak bisa melakukan penarikan terhadap produk-produk melamin tersebut karena izin edarnya berasal dari Departemen Perdagangan & Perindustrian. Untuk menindaklajutinya Badan POM telah melaporkan hasil temuan ini dan berkoordinasi dengan semua pihak terkait agar produk-produk yang berpotensi membahayakan kesehatan masyarakat ini tidak lagi beredar di Indonesia, ujar Dr. Husniah.

Bagi masyarakat yang memerlukan informasi lebih lanjut atau yang menemukan produk tersebut dapat menghubungi Badan POM RI melalui Unit Layanan Pengaduan Konsumen di nomor telepon 021-4263333 dan 021-32199000 atau melalui e-mail ulpk@pom.go.id dan uplkbadanpom@yahoo.com atau melihat di website Badan POM, www.pom.go.id
Berita ini disiarkan oleh Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen Kesehatan. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi melalui nomor telepon/faks: 021-52907416-9 dan 52921669, atau e-mail puskom.depkes@gmail.com dan puskom.publik@yahoo.co.id.
Baca Selengkapnya..
 

Featured